Badannya melemah sesaat setelah mendengar kabar yang diberikan polisi yang bertugas mengejar Jatmiko, dua anggota polisi yang bersamanya diantaranya ada satu polisi wanita memapah membawa ke dalam mobil untuk menuju rumah sakit Suci dilarikan.
Bagaimana bisa sampai seperti itu, ia tidak menyangka akan terjadi kecelakaan ini. Harusnya dari awal Monik tidak membiarkan Suci seorang diri melawan Jatmiko, harusnya ia menerima bantuan dari Tirto. Ia terlalu naif percaya diri menyelesaikan masalah ini seorang diri, sekarang Suci lagi yang menjadi korbannya.
Ahhkkk!!!!
Dia menyesal sangat menyesal melakukan kesalahan lagi, tangannya memukuli kepalanya berkali-kali.
"Sudah, Bu, Sudah. Jangan menyakiti diri sendiri, anda harus kuat demi anak anda." Polwan itu merangkul Monik mengusap membelai pundak.
"Aku membunuh anakku! Aku menyerahkan anakku kedalam bahaya, aku ibu yang gagal! racaunya disela tangisannya.
Kakinya terasa berat menginjakkan kaki melewati rumah sakit menuju lorong ruangan putrinya, ia tidak bisa tidak.
Polwan yang bernama Dwiani itu terus menemani Monik, ia ikut menangis sama seperti Monik sesama ibu ia turut prihatin.
Ada seseorang berdiri menunggu kamar Suci, Monik terpaku pria itu ada di sini.
"Tirto."
Tirto berbalik, ada rasa amarah dan kecewa pada Monik, sebisa mungkin ia tahan ini bukan sepenuhnya salah wanita itu. Menarik napasnya dalam memegang kedua sisi pundak Monik.
"Monik, kita harus siap dengan keadaan Suci," ucapnya parau.
"Ap-apa yang-" Monik tidak kuat ia akhirnya menangis dalam pelulan pria itu.
Tirto menyambut Monik.
"Kami sudah membawa Jatmiko ke sel tahanan, Tuan. Tolong temani Bu Monik masa terpuruk ini, dan Dwiani akan menjaganya. Ibu Monik tetap menjadi tahanan luar sampai proses persidangan diputuskan," terang anggota kepolisian menjelaskan.
"Baiklah, Pak."
Tinggal Dwiani yang berdiri tegap di sini, Tirto membawa Monik duduk sambil menunggu dokter keluar.
Membujuknya makan atau sedikit minum tetap ditolak, Monik sakit luar biasa menghadapi kejadian ini.
Pintu terbuka Monik menghampiri dokter yang sudah melepas maskernya, perasaannya harap cemas menunggu penjelasan dari dokter ini kemudian masuk ke ruangan dokter yang menangani Suci ditemani Tirto, Dwiani tinggal menjaga ruangan Suci.
Suci benar-benar luar biasa.
Tidak kuat berjalan sendiri, Tirto setia membantunya. Dokter Fachri, nama itu tergantung di atas pintu, menuntun Monik duduk di hadapan Dokter Fachri.
Tubuhnya boleh terluka parah, tapi detak jantungnya masih sangat sehat menimbulkan pertanyaan keheranan dari team medis.
Jatuh dari lantai tiga tentu menyebabkan beberapa tupang yang patah dan goresan luka yang cukup dalam, Suci masih harus melakulan transfusi darah untuk beberapa tahap lagi. Satu bagian tubuh yaitu benturan kepalanya yang belum bisa dipastikan, besok akan dilakulan scan penggambaran memcaritahu seberapa parah dan apa akibat benturan dari kepala Suci.
Monik menawarkan diri untuk pendonor selanjutnya, setelah diperiksa hasilnya tidak boleh, Monik stres tekanan kadar darahnya menurun. Tirto pun mau melakukan tes yang sama, hasilnya darah Tirto tidak sehat bila didonorkan.
Dokter akan memcari stok darah untuk besok pagi, untuk saat ini keadaan masih cukup.
Suci masih koma, dokter mengatakan masih melakukan observasi keadaan Suci.
Jika biasanya korban tidak bisa selamat jatuh dari gedung, nyatanya Suci masih bernapas dibantu selang oksigen, bahkan organ dalamnya tidak memgalami kerusakan. Namun perlu dikhawatirkan juga, jika Suci masih koma beberapa hari lagi, ini sangat berbahaya bagi organ dalamnya.
Jika hanya masalah tulang yang patah, itu masih bisa diterapi saat sudah terbangun dari koma, Suci tidak kehilangan cairan tulang yang masih bisa diperbaiki untuk proses penyambungan.
Mengoleskan salap penghilang jejak bekas tamparan dari Jatmiko, tak segan Tirto menyuruh untuk memeriksa keperawanan Suci, semuanya bernapas lega tidak terjadi pemaksaan itu.
Hanya Monik yang bisa masuk menggunakan alat sesusi standar yang diberikan rumah sakit, matanya memanas melihat tubuh itu dililit kabel penyambung nyawa.
"Suci maafkan mamah."
"Suci mamah melakukan kesalahan lagi."
"Kenapa harus putriku yang menanggung semuanya, kenapa bukan aku saja!" gumamnya penuh penyesalan.
👇👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
🇬🇦🇩🇮🇸🇰
nulis sendiri, baca sendiri, comen sendiri..🤣🤣🤣
2023-11-16
0