Suara ketukan pintu mengganggu pagi ibu dan anak ini, Suci yang memang sudah terbangun menghentikan aktifitasnya berlari membuka pintu.
"Mana mamahmu."
"Madam, mamah masih tidur."
"Minggir kau!"
Suci menghindar, wanita yang disebut siluman ini menerobos masuk ke dalam rumah. Hal seperti ini sudah biasa terjadi di komplek rumahnya, Suci melanjutkan pekerjaannya.
"MONIKK!!"
Madam menyibakkan selimut Monik dengan kasar. "Kau sengaja, hah! Tirto itu pelanggan setia di sini, dan kau tidak datang tadi malam melayani pria itu. Apa maksudmu? Kau menyia-nyiakan uang, Monikk!"
Monik mendengus kasar beranjak bangun dari tidurnya, berjalan keluar begitu saja madam masih marah-marah meneriakinya.
"Monik, kau harus dihukum karena kesalahanmu. Kau tahu, kita rugi besar karena kau menolak pria itu, dan-"
Prranggg!!
Monik melempar cangkir gelas ke arah lantai, madam menghintakan ucapannya, Suci terlonjak kaget lagi dan lagi hal ini sudah biasa.
"Ini masih pagi, kedatanganmu merusak suasana saja." Monik justru duduk santai mengambil air minum.
Madam mengalihkan pandangannya ke arah Suci yang sedang memungut pecahan cangkir, bibirnya tersenyum jahat mengamati tubuh dan pergerakan Suci.
Monik menyadari tatapan madam. "Suci, masuk kamar dan bersiap sekolah."
"Ah?"
"Masuk ke kamarmu, Suci!"
Suci meletakkan kembali pecahan kaca menuruti perkataan mamahnya.
"Kau tahu apa yang kupikirkan Monik? Putrimu sudah semakin cantik dan dewasa."
"Jangan macam-macam dengan putriku, Madam."
"Apa?" Madam tertawa sinis meledek Monik. "Kau lupa sesuatu, dia sebentar lagi tujuh belas tahun."
Tidak! Ini tidak benar, Monik menahan kegugupannya, ia tidak boleh lemah di depan wanita penghancur ini.
"Aku masih ingat, tentu masih ingat. Tapi kau juga tidak melupakan janjimukan?" tantang Monik.
"Kau-"
"Helen, Helen!" Monik mulai menyalakan rokoknya yang sudah tersedia di atas meja makan. "Coba kau pikir lagi, siapa yang paling dirugikan atas perjanjian itu. Kau atau aku?"
Jika bicara tentang kelicikan dan politik, Madam Helen dan Demonik sama seimbang. Helen sangat menyesali ia mendidik Monik sepertinya saat wanita itu masih satu rumah dengannya, dulu Monik adalah wanita kesayangannya, sekarang justru berbanding, Monik adalah saingannya dan lawan di dalam satu atap.
"Kau keluar dari rumahku, dan kembali saat usia putriku genap tujuh belas tahun, semua berkas dan perjanjian itu harus lengkap dan transparan saat kita bertemu nanti. Dan untuk urusan pekerjaan, itu bukan urusanmu. Yang terpenting kau masih menerima pembagian dariku, kau cukup diam dan jangan banyak mengoceh. Keluar sekarabg juga!" tekan Monik mengintimidasi Madam Helen.
Helen keluar tanpa banyak bertanya.
Demonik adalah wanita terlaris di rumah bordilnya, masih cantik dan pelayanan ranjang yang sangat memuasakan. Banyak pria hidung belang berebut untuk bermalam dengan Monik bahkan rela merogoh kocek yang terbilang mahal.
Awalnya Helen sangat menikmati hasil dari Monik, keuntung6annya berasal dari wanita kesayangannya itu. Tshun demi tshun berlalu semua sudah berubah Monik mulai menyerang dan menghianatinya.
Sekarang Helen tidak berani sesuka hati pada Monik, ada alasan tertentu, Monik menjebaknya dengan perjanjian gila itu.
Baik Helen maupun Monik tidak bisa keluar dari perangkap yang telah mereka sepakati bersama, entah siapa yang menang diakhir nanti, yang pasti korban utamanya bukan di antara mereka berdua. Suci, gadis yang akan berulang tahun ke tujuh belas.
Monik memperhatikan Suci yang mulai menghilang dari jalanan komplek, dia putrinya, lahir dari rahimnya, dirinya adalah seorang ibu yang sejatinya melindumgi anak-anaknya.
Ia sadar tindakannya merusak masa depan Suci, sampai detik ini pun ia belum siap dibenci putrinya kalau saat waktunya tiba.
Dulu dia adalah wanita lemah yang mudah diancam Helen tanpa berpikir panjang, sekarang ia menyesali keputusannya. Suci adalah hartanya, berliannya. Dulu mulutnya menolak rahim itu, tapi sekarang ia sangat mengasihi kehidupan rahim itu Suci.
Monik bukan ibu yang lemah lembut mendidik Suci, ia punya caranya sendiri yang dipandang salah oleh orang lain, Suci pun pernah memghina pekerjaanya dan melawan tetapi Monik tidak mengeluh.
"Mamah akan sekuat tenaga menjagamu, Sayang. Kau akan tetap suci seperti namamu. Mamah janji."
👇👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
🇬🇦🇩🇮🇸🇰
3
2023-11-09
0