Pada akhirnya Suci mengaku kalah pada Mikha dan teman yang lain tidak mengikuti tes beasiswa dari universitas yang telah diberikan padanya, ada beberapa guru yang sangat memyayangkan dan sebagian besar menanggapinya biasa biasa saja termasuk Mikha dengan tanpa beban meledek Suci mempermalukannya di depan umum.
"Kau memang tidak layak mendapatkan semua itu, Suci. Namamu bisa mencoreng nama baik kampus kalau kau sampai diterima."
Jari telunjuk Mikha menunjuk-nunjuk ke arah wajah Suci disusul suara tertawa mengejek dari teman yang lain.
Mulutnya hanya diam tanpa membalas cemoohan Mikha dan geng, itulah yang diajarkan seseorang padanya untuk menghadapi orang yang satu ini.
Tapi...
Suara dentuman meja yang didorong sampai terbalik Suci membuat suasana kelas diam seketika, tidak ada yang tau pergerakan Suci, kaki Mikha tersandung meja dan barang di atasnya berserakan.
"Sssakiiit bodoh!" teriak Mikha meringis.
Suci tidak gentar walaupun ia sudah menduga apa yang terjadi setelah ini, kedua teman Mikha menyerangnya dan melempari dengan buku-buku serta tas milik Suci sendiri sampai lusuh. Tidak ada hati yang berniat menolong Suci, semua menonton dan takut.
Mikha berteriak berhenti segera membawa ke UKS, suci memungut semua barang yang berserak. Setelahnya dia pergi ke toilet melangkah tenang.
Mikha mengadukan Suci ke kepala sekolah, mereka berdua sudah berhadapan di ruangan itu ditanya apa yang terjadi sebenarnya.
Mikha bermain dengan dramanya dan semua ungkapan bohongnya, Suci tidak mencerotakan kejadian sebenarnya dan percuma juga, biasanya pun pihak sekolah tidak banyak memproses jika kasus itu menyangkut Mikha anak dari investor terbesar di yayasan yang menaumgi sekolah ini.
Sebaliknya pun, Suci tidak dihukum berat jika sekalipun ia membuat kasus, entah apa alasannya, yang pasti hal itulah yang membuat warga sekolah ini semakin membenci Suci.
Mikha menatap bengis pada Suci, Suci tidak diberikan sanski berat hanya pengurangan nilai saja. Harapan Mikha gagal lagi.
"Ci."
Suara lembut itu menghentikan langkahnya. "Bu Clau," sapanya tersenyum hangat.
Yang dipanggil Bu Clau mengajak Suci duduk di salah satu kursi yang terbuat dari besi di depan ruang kosong gedung. "Maafkan ibu ya, tidak bisa menolongmu. Kita kalah cepat membuat salinan surat itu, kamu sudah keduluan dihukum," sesal guru itu tampak merasa bersalah.
"Sudahlah, Bu. Aku juga tidak tenang kalau harus berbuat curang, pemalsuan tanda tangan mamahku, sama saja aku berbohog. Aku yang merasa bersalah telah membawa ibu ke dalam rencanaku yang salah, egoisku merugikan ibu dan karir ibu."
Suci datang menemui Ibu Claudia dan meminta tolong agar mencari salinan surat beasiswa itu dan akan mempalsukan tanda tangan mamahnya, belum sempat semua dilakukan, tiba-tiba staf sekolah sudah mengirim surat itu ke pusat padahal belum saatnya dikirim. Suci kalah dua kali.
"Mungkin belum rezrkimu. Tapi kamu jangan menyerah ya, kecerdasanmu itu akan banyak jalannya datang, jangan putis asa hanya karena ini."
Claudia adalah guru terbaik yang pernah Suci kenal di sekolah ini, kurang lebihnya Suci berani sekadar bercerita kisahnya pada Claudia. Yang selalu mendukungnya dan tidak lupa membetikan motivasi agar dia tetap bertahan selama bersekolah, Suci dan Bu Clau memang sedekat itu.
Dengan sayang Claudia menarik Suci dalam pelukannya memgusap punggungnya hangat, "Oh iya. Ibu berikan pil vitamin ini ya, akhir-akhir ini kamu terlihat kurang sehat. Diminum ya, jangan dibuang."
Suci langsung meminum pil itu di hadapan Bu Clau.
lonceng bel masuk berbunyi, Suci permisi ke kelasnya.
Clau mengesah panjang, melihat jam tangannya menunggu seseorang yang membuat janji temu dengannya sembunyi-sembunyi masih di tempat yang sama.
"Mikha menghasut papah agar memberikan perintah kepada kepala sekolah cepat mengirim berkas surat itu ke universitas. Aku kalah cepat, papah lebih memdengarkan putri tirinya dari pada aku putra kandungnya. Sialan!" terang Billy penuh dendam setiap kali ia membahas adik tirinya Mikha.
Claudia tidak berani berkomentar banyak. "Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanyanya.
"Bu, dengan cara apa lagi aku membantu Suci? Rasanya aku lelah jika lawanku adalah perasaanku dan logikaku. Banyak hal yang menjadi bebanku jika menyangkut tentang Suci, hah!" Billy mengusap wajahnya kasar.
Claudia tentu sangat mengetahui antar Billy dan Suci, sulit menjelaskannya.
👇👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
🇬🇦🇩🇮🇸🇰
4
2023-11-09
0