Apakah dia mencintai Tirto?
Monik tidak memahami apa isi hatinya tentang pria itu, yang jelas saat ini dirinya merasa ada yang kurang setelah pertemuan mereka terakhir di restoran waktu itu.
Mata lelakibitu tampak kecewa mendengar penolakannya, pulang hanya tersenyum pada dirinya dan ucapan pria itu membuat hatinya merasa lebih sakit.
"Baiklah jika ini yang kamu minta, mari kita saling melupakan. Anggap saja aku hanya sebagai pria biasa datang padamu. Saya akan menghilang dari hidup anda."
Monik mengesah panjang ingatannya terulang lagi, dan benar saja pria itu tidak lagi menghubunginya.
Nomor kontak yang sudah diblokir, tidak ada sapaan pagi untuknya, tidak ada rayuan gombal untuk mengisi percakapan di aplikasi ponselnya.
Bingung dan ada rasa kehilangan, spontan mengetik pesan untuk kontak Tirto, tersenyum bodoh lupa bahkan nomornya sudah tidak aktif lagi.
Mengganggu suasana hatinya.
Pria yang memesannya tidak puas dengan pelayanannya, saat bergumul nama Tirto keluar dari bibirnya yang membuat pria itu menampar pipinya panas memakinya dan memgusirnya.
Memakai bajunya lalu pergi tanpa rasa penyesalan, ia berjalan dengan penampilan berantakan.
Manusia yang berpapasan dengannya tersenyum penuh arti, entahlah Monik tidak peduli lagi lebaih bqik dia mencari toko pakaian untuk memperbwiki penampilannya.
"Kau tidak butuh pelanggan? Jangan sok menolak uangku, berapa harga baju ini?"
Salah seorang karyawan butik menghindar saat Monik menyodorkan uang belanjaanya.
"Sa-"
"DEMONIK! KITA BERJUMPA JUGA!"
Monik berbalik, wanita ini adalah mantan istri Tirto. Sial sekali.
"Ini butikku, dan tidak perlu gunakan uang harammu itu untuk membeli pakain di sini, aku takut kau menularkan kuman-kuman mangsamu yang menempel di tanganmu. Dan harusnya kakimu sangat tidak layak menginjak lantai ini, kau kotor dan bau. Tapi kau terlanjur masuk."
"Ambil ini!" Monik melempar tas belanjanya ke hadapan wanita itu.
"Kau!" geramnya.
Monik terernyum sinis, ia sudah terbiasa menahan malu dengan cercaan orang-orang sekali pun itu di tempat umum. Memasang muka tembok adalah penyelamatnya.
Wanita ini semakin emosi, lawannya tidak membalas serangannya. "Bakar gaun ini, saya tidak sudi bekas tangan wanita murahan ini tertinggal di butikku!" perintahnya pada karyawannya.
Monik terbahak, "Sombong sekali kau, baju ini masih banyak di tempat lain. Butik bukan cuma di sini, banyak! Bersikap profesionallah pada pembeli, jika kau mau melancarkan usahamu."
"Jangan menasehatiku ******!"
"******?" Monik tersenyum devil. "Kau menyebutku ******-" Mendekati wanita itu yang mulai panik.
"Menjauh dariku."
"Sini kubisikkan-" Menipu wajah wanita itu dari jarak dekat. "Kau lebih ****** dariku. Kau menjebak suamimu yang sekarang memfitnahnya kamu sudah hamil anaknya, padahal? Siapa ayah anak bungsumu itu? Kau bisa jawab?"
"Diam kau, Monik!" wanita itu gugup. Sejauh mana rahasia yang sudah diketahui Monik, ia harus waspada.
"Aku jelas, pekerjaanku memang wanita panggilan, tidak perlu bersikap munafik di depan orang. Kau, kau harus berakting melindungi statusmu, diam-diam menghancurkan hubungan orang lain, kau tidak lebih dari wanita murahan yang serakah, Marinka!"
Marinka gelagapan, untung saja tidak ada orang di sekitar mereka berdiri.
"Kau takut?" Monik tertawa lagi. "Pertama, kau hamil anak orang lain dari selingkuhamu yang lain. Kalau suamimu sampai tahu, habislah kau. Kedua, kau masih mencintai Tirto karena pria itu sudah berjaya lagi'kan, kau mau menjadikannya selingkuhan barumu-"
"Pergi kau!" Marinka ketakutan.
"Kau tukang selingkuh, kau wanita penjilat dan matre, ka-"
"Kau mengancamku?"
"Tidak. Tapi kalau kau terancam, berarti kau takut. Aku punya banyak bukti yang kudapat dari mantan suamimu, jadi,,jika kau macam-macam-"
Marinka melotot.
"Atur Mikha agar jangan sampai menggangu putriku, Mikha adalah mangsaku selanjutnya."
Monik tersenyum puas melawan Marinka, energinya terbuang meladenimya.
Memilih makan siang di salah satu kafe, duduk menunggu pesanan sambil bermain ponsel ada panggilan telepon.
"Persiakan putrimu, aku sudah tidak sabar menikmati keperawanannya."
DEG.
👇👇👇
Like...
Vote...
Coment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
🇬🇦🇩🇮🇸🇰
11
2023-11-09
0