"Helen, keluar kau!" Teriak Monik menerobos masuk ke dalam rumah Helen dengan kasar mendorong pintu kamar.
"Monik-" Helen menatap tajam pada Monik. Aktifitasnya panasnya terganggu dengan kedatangan wanita ini.
Pria yang menjadi teman ranjang Helen tanpa permisi merapikan bajunya melewati Monik dengan pandangan minat berlalu keluar dan tidak mau ikut campir urusan kedua wanita ini, Monik tidak merespon justru ia merasa jijik.
"Kau tidak tahu adat bertandang ke rumah orang sembarangan masuk, penggangu saja," gerutu Helen masih merapikan diri di depan cermin.
"Kau yang memberikan nomor ponselku pada pria itukan?" tanyanya tanpa basi-basi.
"Pria si-ohh, dia sudah menghubungimu rupanya."
Monik sangat marah dengan perbuatan temannya ini, tanpa rasa takut tangannya sudah menjatuhkan semua barang di atas meja rias Helen.
"Apa yang kau lakukan, Monik!" sentak Helen tidak terima.
"Kau melanggar perjanjian kita, pasti kau sudah mengirim foto Suci padanya. Iya'kan!?"
"Kau menuduhku, hah. Dia yang menerorku memaksa meminta nomor ponselmu, ya aku berikan saja, foto Suci pun aku tidak punya, dari mana aku mengirimnya. Aku tidak melanggar perjanjian, dia pria penguasa, dari mana pun dapat dengan mudah, apa lagi hanya sekadar melacak keberadaan kalian. Sadarlah Monik, kau akan kalah nanti."
"Itu semua karena ulahmu!"
"Kau yang bodoh mau saja ditipu. Andai saja kau menurut padaku, keselamatanmu pasti terjamin."
Monik masih diam memikirkan sesuatu, sedetik kemudian ekspresi wajahnya menyeramkan. "Kau mungkin tidak ingin menjadi ibu, dan tidak mau tahu rasanya jadi ibu. Saat darah dagingnya diganggu dalam bahaya, ibu sekuat tenaga melindunginya. Jika anaknya terluka maka ibu akan membalaskan dendamnya. Dan aku-"
"Mo-monik-le-pas."
Tangannya mencekik leher Helen.
"Akan melindungi putriku dengan cara apa pun termasuk mengorbankan hidupku dan kau adalah penyebab utama dari semua kehancuran kita, kau menjadikan putriku tumbal bisnis kotormu itu. Helen, tidak akan kubiarkan Suciku menjadi sepertiku, tapi kau dan aku akan hancur bersama. HANCUR BERSAMA!"
Leher Helen tercetak dengan tangan ganas Monik, terbatuk mengatur pernapasannya yang sudah hampir habis.
"Apa yang kau rencanakan?"
Mengikuti arah pandang Monik ke arah lemari brankas miliknya, wajahnya ketakutan merogoh laci lemari.
"KAU MENCURI SERTIFIKAT TANAH INI!"
"Bukan hanya itu," Monik menyeringai sinis. "Kau akan tahu nanti."
Tidak ada jalan tengah untuk perselisihan kedua-dusnya, saling menyerang dan menyalahkan. Semuanya sudah terjadi lama dan tidak bisa diputar kembali, Monik dan Helen diambang kehancuran.
Pria itu akhirnya kembali mumcul setelah tanpa kabar selama beberapa tahun, sampai kapan pun Monik tidak siap untuk menghadapi penyesalan itu, ia tidak rela hatinya rusak kedua kalinya. Suci putrinya adalah impian Monik selama ini, Suci bukan tiruannya, Suci harus hidup lebih baik darinya.
Dulunya Monik tidak menginginkan bayi itu lahir ke dunia, Helen juga sangat menyetujui rencana itu.
Apa pun caranya agar bayi itu tidak lahir, Monik merasa malu dan tertekan.
Saat yang sama Helen ditimpa masalah ekonomi cukup sulit, rumah bordil miliknya akan dirampas oleh pihak pemerintah dan sebagian anak buah Helen sudah melarikan diri takut dibawa polisi.
Hngga seseorang pria yang sangat mengincar Monik datang, menelan kekecawaan karena wanitanya sedang hamil.
Pria itu adalah pemilik salah satu club malam paling terkenal dinegeri ini.
Timbul suatu ide licik dari Helen, dan ini sangat menguntungkannya. Hasil USG bayi Monik berjenis kelamin perempuan, Monik saja sudah cantik apa lagi keturunannya nanti.
"Setelah melahirkan tubuh Monik tidak bagus lagi, mari kita melakukan kesepakatan. Aku pastikan saat anak Monik sudah cukup umur, kaulah yang pertama kali menikmwti keperawanannya, aku akan menjaga gadis itu untukmu. Asalkan kau membantuku menutup mulut polisi itu agar tidak menggusur tempatku."
Pria itu tersenyum menyetujui.
"Kau tidak menginginkan bayi ini, tapi kita bisa menciptakan keuntunggan dari dia. Terimalah penawaran pria itu, toh kau pun tidak menyukai anak ini, jika dia besar nanti dia pasti secantik dirimu. Jika kau menandatangani perjsnjian ini, kau akan terbebas dari anak ini. Satu hal lagi, kau akan aku jadikan bos di sini setelah tempat kita ini lepas dari kejaran polisi itu."
Monik yang masih membenci bayi itu tanpa pikir panjang mengangguk setuju.
👇👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
🇬🇦🇩🇮🇸🇰
12
2023-11-09
0