Pasangan Dingin 07

Rima dengan dibantu Samsul mengurus kepulangan Riri. Meskipun hatinya sangat hancur, Rima tidak mungkin membiarkan Riri terlalu lama di rumah sakit. Pemakaman harus segera dilakukan.

Dengan menggendong bayi mungil nya Rima keluar dari rumah sakit. Ia ingin sekali meraung, tapi kemudian Rima teringat oleh ucapan Samsul, mungkin saja ini adalah yang terbaik untuk semuanya.

" Ada apa itu pak?" tanya Sekar kepada satpam yang ada di sana.

" Oh itu bu, baru saja ada seorang ibu yang membawa bayinya tapi ternyata bayinya tidak selamat."

" Duh kasihan sekali. Semoga diberi ketabahan."

Rupanya Sekar tadi sempat berpapasan dengan Rima. Rima keluar dari rumah sakit dan Sekar masuk ke dalam. Ia memang masuk ruang IGD karena ingin memeriksa beberapa hal.

" Bagaimana Mon, adakah sesuatu yang aneh?"

Mondi mengangguk kecil. Keduanya langsung kembali keluar dari bagian tersebut dan kembali ke ruang presdir milik Sekar.

" coba aku lihat yang tadi."

Mondi menyerahkan sebuah map yang mana itu berisi laporan barang keluar dari produsen ala kesehata yang mereka tadi datangi. Dan sungguh mengejutkan, harga yang mereka berikan berbeda dengan kuitansi yang diberikan oleh bagian keuangan.

" Aku yakin, ini orang berbuat curang Mon. dan bukan hanya sekali atau dua kali mereka melakukan hal tersebut."

" Kapan kita akan melakukan pemanggilan?"

Sekar terdiam sejenak, ia memikirkan waktu yang tepat. Dan bukti ini belum sepenuhnya terkumpul. Ia harus memastikan dulu sebuah hal sebelum menangkap orang yang berbuat curang.

" Nanti akan aku kabari Mon, tapi yang jelas paling lambat lusa."

Mondi mengerti, pria tersebut lalu keluar dari ruangan Sekar dan menuju ke ruangannya sendiri untuk kembali menyelesaikan laporan. Untuk akreditasi rumah sakit kali ini, banyak yang harus segera Mondi selesaikan.

" Dasar kampret, siapa yang berani melakukan kecurangan seperti ini. Waah, baru sekelas pekerja saja sudah berani melakukan korupsi, bagaimana jika sudah jad pejabat?"

Sekar melakukan pekerjaannya hingga sore hari. Tepat jam 5 sore dia menyudahi semuanya. Sekar berdiri sejenak dan menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan. Rasa lelah itu begitu terasa. Apalagi bagian leher, itu sungguh sangat kaku. Seharian dia memeriksa berkas keuangan yang bermasalah itu membuat kepalanya sedikit berdenyut.

" Aah sial, aku tidak membawa mobilku sendiri. haruskan aku pulang ke rumah mama, nanti aku kena omel. Pulang saja naik taksi lah. Aah iya, pulang ke rumah si duda itu. Ishh, rasanya males ketemu sama tuh duda."

Sekar menggerutu sambil berjalan ke luar. Setiap orang yang berpapasan dengan Sekar menyapa dan memberi hormat.

" Hai sekar,"

" Eh dr. Syah, sudah pulang juga?"

" Iya, kebetulan jatah jaga pagi, jadi sekarang siap untuk pulang."

Sekar tersenyum, dr. Syah memang selalu ramah saat berbicara dengan dirinya. Dan perlu diketahui, banyak sekali perawat maupun dokter muda lainnya yang menyukai pria tersebut. Pembawaannya yang ramah, dan murah senyum membuat semua lawan bicaranya senang. jangan lupakan wajah tampan seperti aktor Roy Marten, semua gadis pasti menyukainya.

" Pulang naik apa, apakah tidak membawa mobil?"

" Iya dok, saya paling naik taksi."

" Mau ku antar?"

Sekar berpikir, sebenarnya lumayan juga kalau nebeng dr. Syah, ia akan cepat sampai rumah. Tapi Sekar kembali ingat bahwa dirinya sekarang bukanlah wanita single. Statusnya adalah seorang istri. Dia tidak mungkin sembarangan terlihat berdua dnegan pria yang bukan mahramnya.

" Maaf dokter, sepertinya saya pulang naik taksi saja. Terimakasih atas niat baik dokter. Permisi."

Syah tersenyum lalu mengangguk, ada sebuah rasa kecewa di hatinya. Tapi keputusan Sekar sungguh sangat bijak, ia kagum dengan wanita tersebut. Ia tahu posisinya saat ini adalah wanita yang bersuami.

" Sepertinya aku harus segera mengubur rasaku untukmu Kar, sebuah doaku untukmu, semoga kau bahagia bersama dengan suamimu."

dr. Syah memantapkan hatinya untuk memupus rasa cintanya. ia sendiri merasa tidak pantas jika terus menaruh rasa kepada wanita yang jelas sudah bersuami.

Diperjalanan menuju pulang ke rumah sang suami, Sekar terus memikirkan mengenai pernikahannya. Agaknya percuma saja dia mengingkari ini karena semua sudah terjadi.

" Apakah aku harus menerima pernikahan ini? Belajar untuk mencintai pria itu yang berstatus sebagai suamiku?"

Sekar gamang, ia tentu bukan wanita bodoh yang tidak tahu bahwa pria yang dia nikahi adalah pria yang belum selesai dengan masa lalu nya. tapi sebuah bisikan kecil masuk ke kepalanya.

" Lantas, apakah kau akan mengalah? Membiarkan dirimu kalah dengan bayang-bayang yang jelas tidak berwujud itu?"

Sekar menggenggam erat kedua tangannya lalu mengangguk. Dia sepertinya sudah memutuskan sesuatu.

Ckiit

Taksi berhenti tepat di luar pagar kediaman Suseno. Bersamaan dengan itu, mobil Aryo juga baru saja masuk ke pekarangan rumah.

Setelah menyerahkan sejumlah uang sesuai tarif, Sekar masuk lalu meraih tangan Aryo dan menciumnya. Lagi-lagi Aryo tertegun saat Sekar melakukan hal tersebut. Ada rasa canggung tapi hatinya menghangat.

" Kamu baru pulang juga? apakah sampai jam segini waktumu bekerja."

" Iya, aku selalu pulang jam 5 dari rumah sakit."

" Besok aku akan menjemputmu di rumah sakit setiap jam itu."

Sekar tersenyum, ya dia memutuskan untuk mencoba menerima pernikahan mereka. lagi pula , percuma jika terus diam-diaman, terlebih mereka hidup di satu atap bahkan di satu kamar.

keduanya masuk ke dalam rumah bersamaan tepat menjelang adzan magrib. Suseno dan Asriati saling melempar senyum saat melihat anak dan menantunya sudah lebih mencair raut wajahnya ketimbang tadi pagi saat berangkat kerja.

" Kalian segera lah membereskan diri dan mari laksanakan ibadah bersama."

Aryo memilih untuk mandi di kamar mandi luar dan Sekar mandi di dalam kamar. Keduanya selesai bersamaan lalu menuju mushola kecil yang memang dibuat oleh Suseno di sudut rumahnya.

Keempatnya beribadah dengan khusyu. Setelah usai, Astuti mengajak semuanya untuk makan malam bersama. Dan makan malam berjalan dengan tenang hingga seseorang menekan bel rumah mereka.

Aryo langsung bangkit dan menuju ke pintu untuk melihat siapa tamu yang datang.

" Maaf, cari si ... kau?"

TBC

Terpopuler

Comments

Mardiana

Mardiana

siape tuhhh

2025-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Pasangan Dingin 01
2 Pasangan Dingin 02
3 Pasangan Dingin 03
4 Pasangan Dingin 04
5 Pasangan Dingin 05
6 Pasangan Dingin 06
7 Pasangan Dingin 07
8 Pasangan Dingin 08
9 Pasangan Dingin 09
10 Pasangan Dingin 10
11 Pasangan Dingin 11
12 Pasangan Dingin 12
13 Pasangan Dingin 13
14 Pasangan Dingin 14
15 Pasangan Dingin 15
16 Pasangan Dingin 16
17 Pasangan Dingin 17
18 Pasangan Dingin 18
19 Pasangan Dingin 19
20 Pasangan Dingin 20
21 Pasangan Dingin 21
22 Pasangan Dingin 22
23 Pasangan Dingin 23
24 Pasangan Dingin 24
25 Pasangan Dingin 25
26 Pasangan Dingin 26
27 Pasangan Dingin 27
28 Pasangan Dingin 28
29 Pasangan Dingin 29
30 Pasangan Dingin 30
31 Pasangan Dingin 31
32 Pasangan Dingin 32
33 Pasangan Dingin 33
34 Pasangan Dingin 34
35 Pasangan Dingin 35
36 Pasangan Dingin 36
37 Pasangan Dingin 37
38 Pasangan Dingin 38
39 Pasangan Dingin 39
40 Pasangan Dingin 40
41 Pasangan Dingin 41
42 Pasangan Dingin 42
43 Pasangan Dingin 43
44 Pasangan Dingin 44
45 Pasangan Dingin 45
46 Pasangan Dingin 46
47 Pasangan Dingin 47
48 Pasangan Dingin 48
49 Pasangan Dingin 49
50 Pasangan Dingin 50
51 Pasangan Dingin 51
52 Pasangan Dingin 52
53 Pasangan Dingin 53
54 Pasangan Dingin 54
55 Pasangan Dingin 55
56 Pasangan Dingin 56
57 Pasangan Dingin 57
58 Istri Dingin 58
59 Pasangan Dingin 59
60 Pasangan Dingin 60
61 Pasangan Dingin 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Pasangan Dingin 01
2
Pasangan Dingin 02
3
Pasangan Dingin 03
4
Pasangan Dingin 04
5
Pasangan Dingin 05
6
Pasangan Dingin 06
7
Pasangan Dingin 07
8
Pasangan Dingin 08
9
Pasangan Dingin 09
10
Pasangan Dingin 10
11
Pasangan Dingin 11
12
Pasangan Dingin 12
13
Pasangan Dingin 13
14
Pasangan Dingin 14
15
Pasangan Dingin 15
16
Pasangan Dingin 16
17
Pasangan Dingin 17
18
Pasangan Dingin 18
19
Pasangan Dingin 19
20
Pasangan Dingin 20
21
Pasangan Dingin 21
22
Pasangan Dingin 22
23
Pasangan Dingin 23
24
Pasangan Dingin 24
25
Pasangan Dingin 25
26
Pasangan Dingin 26
27
Pasangan Dingin 27
28
Pasangan Dingin 28
29
Pasangan Dingin 29
30
Pasangan Dingin 30
31
Pasangan Dingin 31
32
Pasangan Dingin 32
33
Pasangan Dingin 33
34
Pasangan Dingin 34
35
Pasangan Dingin 35
36
Pasangan Dingin 36
37
Pasangan Dingin 37
38
Pasangan Dingin 38
39
Pasangan Dingin 39
40
Pasangan Dingin 40
41
Pasangan Dingin 41
42
Pasangan Dingin 42
43
Pasangan Dingin 43
44
Pasangan Dingin 44
45
Pasangan Dingin 45
46
Pasangan Dingin 46
47
Pasangan Dingin 47
48
Pasangan Dingin 48
49
Pasangan Dingin 49
50
Pasangan Dingin 50
51
Pasangan Dingin 51
52
Pasangan Dingin 52
53
Pasangan Dingin 53
54
Pasangan Dingin 54
55
Pasangan Dingin 55
56
Pasangan Dingin 56
57
Pasangan Dingin 57
58
Istri Dingin 58
59
Pasangan Dingin 59
60
Pasangan Dingin 60
61
Pasangan Dingin 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!