Pasangan Dingin 17

Keseokan harinya, Sekar berangkat lebih pagi. Dia pun tidak sarapan. Asriati hanya bisa pasrah. Sudah sangat jelas bahwa sedang ada masalah antara Sekar dan Aryo. Apalagi Aryo tidak pulang semalaman. Rasanya Asriati ingin sekali melempar sesuatu ke kepala anak tunggalnya itu jika dia sudah muncul.

Di depan rumah saat Sekar hendak naik taksi, Aryo baru saja masuk ke pekarangan. Ia langsung ke luar dari mobil dan berlari menghampiri Sekar.

" Sekar, aku minta maaf. Aku sungguh minta maaf. Kamu tidak menungguku kan? kemarin kamu pulang jam berapa? Aku antar ya sekarang?"

" Tidak perlu, mulai sekarang kita jalani kegiatan kita masing-masing. Jangan saling mencampuri. Dan untuk kemarin, huh, siapa juga yang menunggumu. Kurang kerjaan. Selamat pagi."

Sekar masuk ke dalam mobil lalu menutup pintu dengan sangat keras. Aryo termangu saat taksi sekar semakin menjauh. Ia mengacak rambutnya kasar. Tak lama ia memakai dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia ketiduran di rumah Rima. Meskipun dia tidur di kursi ruang tamu, tapi jelas itu adalah sebuah kesalahan besar.

" Rima, mengapa kamu tidak membangunkan aku?" ucap Aryo saat dia menyadari dirinya ketiduran.

" Ma-maaf Yo, aku aku tidak tega membangunkan kamu. Kamu terlihat sangat kecapekan. Aku sungguh tidak tega membangunkan kamu," ucap Rima lirih.

" Argh, Sial. Pasti Sekar akan sangat marah."

Aryo langsung saja pulang tanpa menanyakan keadaan Rima. Ia sungguh merasa sangat bersalah kepada Sekar. Aryo pulang dengan terburu-buru. Tapi sepertinya Sekar sudah terlampau marah kepada dirinya. Terbukti, tatapan mata yang tadinya masih lembut kini berubah menjadi tajam dan dingin. Bahkan kata-kata Sekar terkesan ketus,

Plak!

Sebuah tamparan melayang ke pipi Aryo saat dia baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Aryo tidak protes, mungkin itu adalah bentuk hukuman yang harus dia terima. Tatapan mata nyalang Asriati membuatnya tidak berani berkutik.

" Keterlaluan kamu Aryo. Kemana saja kamu semalam ini hah! Dimana kamu tidur! Benar-benar kamu ya! Ibu sungguh tidak habis pikir dengan isi kepalamu itu."

" Maaf bu."

" Bukan kepada ibu kamu harus minta maaf. Tapi kepada istrimu. Apa kamu tahu, Sekar semalam sampai rumah jam 10. Ibu yakin dia menunggumu menjemputnya."

Deg!

Jantung Aryo berdetak lebih cepat dari hitungan normal. Ia tidak menyangka bahwa Sekar akan menunggunya. Ia pikir sekar akan pulang seperti apa yang dikatakan tadi sebelum amsuk ke taksi.

" Maaf."

" Terserah!"

Asriati pergi meninggalkan sang putra yang masih berdiri termangu. Aryo hanya menunduk dia bahkan tidak berani menatap wajah sang bapak.

"Jika kau berani macam-macam, aku tidak segan untuk tidak mengakui mu sebagai anak."

Ucapan Suseno kali ini tidak bercanda. Pria paruh baya itu terdengar sangat serius. Aryo hanya menghela nafasnya kasar. Ia lalu berjalan dengan gontai masuk ke kamar.

Aryo memindai kamarnya, semua terlihat masih sama. Tidak ada yang berubah. Sekar juga merapikan tempat tidur yang telah dipakai. Semua terlihat seperti sedia kala.

" Aku harus minta maaf dengan baik," gumam Aryo lirih. Dia menghubungi Ari, mengatakan bahwa hari ini tidak akan datang ke kampus.

Sekar, setelah memberikan alasan kepada Dewandaru dan Ida mengapa dia mengambil mobil, akhirnya berangkat ke rumah sakit. Sepanjang jalan dia memikirkan kemana Aryo pergi. Tidak pulang semalaman apakah, ada sesuatu yang dia tidak tahu.

" Apa dia menemui mantan istrinya? Aah persetan dengan itu. Jika Itu Memang terjadi maka aku akan bersikap bodo amat. Terserahlah, dia mau melakukan apa itu bukan urusanku."

Tampaknya Sekar meneguhkan hatinya untuk tidak terpaut kepada Aryo. Dia akan memilih seperti sebelumnya, yakni mengurusi urusan masing-masing. Mungkin kemarin keputusannya untuk menerima pernikahan Ini adalah sebuah kesalahan.

" Baiklah, semangat bekerja. Ini lebih baik ketimbang memikirkan pria itu. Tidak ada gunanya."

Sekar memarkirkan mobilnya di parkiran khusus karyawan. Dia mauk ke dalam gedung rumah sakit dengan perasaan yang lebih baik. Di lobby ia bertemu dengan dokter Syah. Sebuah sapaan hangat dan senyuman manis dari dokter Syah menjadi sarapan paginya.

" Apakah hari ini lebih baik daripada hari kemarin?"

" Tentu saja dokter, Terima kasih untuk yang tadi malam. Apakah Dokter sudah sarapan?"

Dokter Syah menggeleng, Sekar lalu mengajak pria itu untuk sarapan bersamanya. Ia melakukan hal tersebut karena sebagai ucapan terima kasih untuk bantuan dokter Syekh semalam.

" Jangan GR ya dok, saya cuma mau mengucapkan terimakasih."

" Waah Kar, kamu sungguh menusuk hatiku. Padahal aku sudah berbunga-bunga saat kamu mengajakku sarapan."

Keduanya tertawa bersama. Syah sungguh senang bisa melihat tawa Sekar yang begitu lepas. Setelah kabar pernikahannya baru kali ini dia melihat Sekar seseorang itu. Syah mengambil sebuah kesimpulan bahwa mungkin Sekar sudah melepaskan semua bebannya.

Pemandangan itu tidak lepas dari tangkapan mata ayah Sekar. Dewandaru memicingkan matanya melihat sang putri tertawa senang bersama dokter Syah. Hal ini jelas tidak pernah ia lihat sebelumnya. Sekar yang Daru ketahui memang banyak memiliki teman laki-laki daripada teman perempuan, tapi Sekar tidak pernah dekat dengan karyawan yang ada di Rumah Sakit Mitra Harapan selain Mondi sang asisten pribadi. Maka dari itu Daru merasa sedikit heran.

Saat keduanya selesai sarapan, Daru menarik tangan Sekar ke ruangannya. " Papa tidak pernah melihat kamu dekat dengan dokter Syah, tapi kenapa sekarang kamu terlihat begitu akrab?"

" Pa, aku hanya mengakrabkan diri dengan para karyawan. Bukankah itu hal yang wajar bagi seorang bos."

Alasan Sekar bisa diterima oleh Daru, hal tersebut memanglah sebuah peristiwa yang wajar. Akan tetapi, Daru merasa ada yang berbeda dari tatapan dokter Syah kepada putrinya itu.

" Baiklah terserah kamu, asalkan kamu masih bisa menjaga batasan. Ingat nak kamu sudah bersuami. Jangan membuat persepsi orang buruk terhadapmu."

" Jangan khawatir Pa, Sekar tahu kok kalau Sekar itu sudah ber su a mi."

Sekar menekankan kata suami saat berbicara kepada kepada papa nya. Dia jelas tidak lupa akan hal itu. Apalagi pernikahannya Baru berlangsung seminggu ini.

" Ya sudah Pa, aku mau masuk ke ruanganku dulu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Sekar meninggalkan Daru yang, ia sedang tidak ingin berbicara banyak mengenai pernikahannya. Maka dari itu Sekar buru-buri pergi.

" Kar, jangan main api," ucap Mondi tiba-tiba. Rupanya Apa yang dilakukan Sekar di kantin bersama dokter Syah tadi bukan hanya dilihat oleh Dewandaru, tapi juga dilihat oleh Mondi.

" Apaan sih Mon?"

" Kar, aku tahu ya pembicaraan kamu dan dr. Syah waktu itu. Dia menyatakan cinta padamu kan? Aku harap kamu hati-hati. Ingat kamu sudah menikah. Apapun yang terjadi antara kamu dan suami mu jangan sampai ada orang lain diantara kalian. Ini hanya sebuah saran dari teman, aku harap kamu lebih hati-hati. Jangan memberikan kesempatan sedikitpun pada orang luar."

Deg!

Sekar seperti tertampar dengan Mondi. Tapi sungguh dia tidak ada niat sedikitpun untuk membuka celah kepada dr. Syah. Ia tulus mengucapkan terimakasih, tidak lebih dari itu.

TBC

Terpopuler

Comments

Ketawang

Ketawang

jika sdh brkomitmen menikah alangkah baiknya mnjauhi brhubungn trlalu dekat mskipun hnya skedar teman kpd lawan jenis👍🏻👍🏻

2024-11-01

0

Mardiana

Mardiana

iya jangan main api, kalo Aryo biarin aja yg penting Sekar jangan. biar rasain nanti aryo

2025-02-26

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

kl sdh menikah emang hrs ada batas di pergaulsn

2025-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 Pasangan Dingin 01
2 Pasangan Dingin 02
3 Pasangan Dingin 03
4 Pasangan Dingin 04
5 Pasangan Dingin 05
6 Pasangan Dingin 06
7 Pasangan Dingin 07
8 Pasangan Dingin 08
9 Pasangan Dingin 09
10 Pasangan Dingin 10
11 Pasangan Dingin 11
12 Pasangan Dingin 12
13 Pasangan Dingin 13
14 Pasangan Dingin 14
15 Pasangan Dingin 15
16 Pasangan Dingin 16
17 Pasangan Dingin 17
18 Pasangan Dingin 18
19 Pasangan Dingin 19
20 Pasangan Dingin 20
21 Pasangan Dingin 21
22 Pasangan Dingin 22
23 Pasangan Dingin 23
24 Pasangan Dingin 24
25 Pasangan Dingin 25
26 Pasangan Dingin 26
27 Pasangan Dingin 27
28 Pasangan Dingin 28
29 Pasangan Dingin 29
30 Pasangan Dingin 30
31 Pasangan Dingin 31
32 Pasangan Dingin 32
33 Pasangan Dingin 33
34 Pasangan Dingin 34
35 Pasangan Dingin 35
36 Pasangan Dingin 36
37 Pasangan Dingin 37
38 Pasangan Dingin 38
39 Pasangan Dingin 39
40 Pasangan Dingin 40
41 Pasangan Dingin 41
42 Pasangan Dingin 42
43 Pasangan Dingin 43
44 Pasangan Dingin 44
45 Pasangan Dingin 45
46 Pasangan Dingin 46
47 Pasangan Dingin 47
48 Pasangan Dingin 48
49 Pasangan Dingin 49
50 Pasangan Dingin 50
51 Pasangan Dingin 51
52 Pasangan Dingin 52
53 Pasangan Dingin 53
54 Pasangan Dingin 54
55 Pasangan Dingin 55
56 Pasangan Dingin 56
57 Pasangan Dingin 57
58 Istri Dingin 58
59 Pasangan Dingin 59
60 Pasangan Dingin 60
61 Pasangan Dingin 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Pasangan Dingin 01
2
Pasangan Dingin 02
3
Pasangan Dingin 03
4
Pasangan Dingin 04
5
Pasangan Dingin 05
6
Pasangan Dingin 06
7
Pasangan Dingin 07
8
Pasangan Dingin 08
9
Pasangan Dingin 09
10
Pasangan Dingin 10
11
Pasangan Dingin 11
12
Pasangan Dingin 12
13
Pasangan Dingin 13
14
Pasangan Dingin 14
15
Pasangan Dingin 15
16
Pasangan Dingin 16
17
Pasangan Dingin 17
18
Pasangan Dingin 18
19
Pasangan Dingin 19
20
Pasangan Dingin 20
21
Pasangan Dingin 21
22
Pasangan Dingin 22
23
Pasangan Dingin 23
24
Pasangan Dingin 24
25
Pasangan Dingin 25
26
Pasangan Dingin 26
27
Pasangan Dingin 27
28
Pasangan Dingin 28
29
Pasangan Dingin 29
30
Pasangan Dingin 30
31
Pasangan Dingin 31
32
Pasangan Dingin 32
33
Pasangan Dingin 33
34
Pasangan Dingin 34
35
Pasangan Dingin 35
36
Pasangan Dingin 36
37
Pasangan Dingin 37
38
Pasangan Dingin 38
39
Pasangan Dingin 39
40
Pasangan Dingin 40
41
Pasangan Dingin 41
42
Pasangan Dingin 42
43
Pasangan Dingin 43
44
Pasangan Dingin 44
45
Pasangan Dingin 45
46
Pasangan Dingin 46
47
Pasangan Dingin 47
48
Pasangan Dingin 48
49
Pasangan Dingin 49
50
Pasangan Dingin 50
51
Pasangan Dingin 51
52
Pasangan Dingin 52
53
Pasangan Dingin 53
54
Pasangan Dingin 54
55
Pasangan Dingin 55
56
Pasangan Dingin 56
57
Pasangan Dingin 57
58
Istri Dingin 58
59
Pasangan Dingin 59
60
Pasangan Dingin 60
61
Pasangan Dingin 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!