Hari selanjutnya, Sekar tetap melaksanakan kegiatan seperti biasa yakni bekerja di RSMH. Menjabat sebagai Presiden Direktur rumah sakit, Sekar jelas tidak ingin bolos. Sebenarnya bukan itu alasan utamanya, dia jelas tidak mau berlama-lama di rumah berdua dengan Aryo.
Beruntungnya, baik Asriati maupun Suseno tidak mempermasalahkan sang menantu yang tetap mau terus berkerja. Mereka sangat senang saat Sekar tidak mengeluh ataupun berkomentar mengenai status Aryo ternyata seseorang yang pernah menikah. Tanpa keduanya tahu, semalam Aryo dan sekar sedikit bersitegang karena hal tersebut.
" Aku sungguh tidak peduli dengan masa lalu mu. Tapi satu hal yang aku minta, simpan semua fotomu dengan mantan istrimu itu. Sungguh mengotori pandanganku!" ucap Sekar tegas. Dia sangat tidak suka jika di kamarnya ada benda asing, apalagi itu foto wanita yang belum bisa Aryo lupakan.
" Lancang sekali mulutmu. Siapa kau yang berani mengatakan hal itu kepadaku!" tukas Aryo kesal. Menurutnya Sekar terlewat berani berkata seperti itu. Sedangkan Sekar yang mendengarkan ucapan Aryo menyunggingkan senyuman sinisnya.
" Kau tanya kepadaku siapa aku? Apa kau amnesia? bukankah kepalamu tidak terbentur sama sekali? Kau lupa, aku adalah istrimu. Aku adalah gadis yang tadi sudah kau ikrarkan ijab qabul di depan papa dan penghulu. Meskipun pernikahan kita atas dasar paksaan, tapi paling tidak kau harus menghormati aku sebagai istrimu. Dan salah satu caranya adalah membuang semua kenanganmu itu dari kamar ini. Terserah, entah itu mau kau buang atau kau simpan, yang jelas aku tidak mau melihatnya."
Mata Aryo membulat sempurna, bukan karena marah tapi lebih ke terkejut. Selama ini beluma ada berani bicara begitu keras dan lantang kepadanya, dan Sekar adalah satu-satunya.
Awalnya Aryo acuh, dia akan tetap membiarkan foto-foto itu di tempatnya. Akan tetapi, saat ia mengingat perkataan Sekar tadi, Aryo pun mulai membereskan semua foto tersebut dan menyimpannya di suatu tempat.
Meskipun berat, tapi memanglah tidak pantas menyimpan foto wanita lain dikamar pasangan suami dan istri. Benar kata Sekar, meskipun mereka berdua tidak menginginkan pernikahan itu, tapi paling tidak mereka harus saling menghormatinya.
Aryo yang mengingat kejadian tersebut semalam langsung menghela nafasnya. Baru saja menikah, mereka sudah bertengkar.
" Bapak, ibu, Sekar berangkat ya," ucap Sekar berpamitan kepada Suseno dan Asriati.
" Tunggu, aku akan mengantarmu." Aryo bangkit dari duduknya lalu mengambil kunci mobil. Keduanya pergi bersama. Aryo mengatakan kepada bapak dan ibunya akan terusan ke kampus.
" Mas, apa mereka baik-baik saja? Kedua anak itu sepertinya habis bertengkar," tanya Asriati.
" Biarlah mereka saling mengenal. Aku yakin Aryo akan bisa mencintai Sekar. Jangan pernah ikut campur di urusan rumah tangga anak kita bu. Dan perlakukan Sekar seperti anak sendiri. Kita mengambilnya dari orang tuanya, perlakukan lah dia dengan baik," ucap Suseno.
Asriati mengangguk cepat. Ia sangat paham apa maksud sang suami. Maraknya hubungan tidak baik antara menantu dan ibu mertua, Asriati jelas paham kekhawatiran Suseno. Asriati banyak belajar dari cerita-cerita tersebut. Dia jelas akan menyayangi Sekar seperti ia menyayangi Aryo.
Bukan hanya Sekar, meskipun dulu dia sedikit tidak setuju saat Aryo menikahi Rima, Asriati sudah memantapkan hatinya untuk menerima Rima dengan baik. Tapi ternyata dia harus menelan kekecewaan saat Rima meninggalkan Aryo di hari setelah acara pernikahan selesai.
" Aku sungguh berharap Sekar dan Aryo bisa saling mencintai sampai kakek dan nenek nanti. Anakku cuma satu dan aku sungguh menginginkan banyak cucu agar rumah ini ramai. Tapi, aku pun tidak ingin mendesak menantuku untuk secepatnya punya anak. Bukan perkara mudah menyatukan dua hati yang masih sama-sama asing itu. Semoga Allah memberi Aryo dan Sekar kemudahan. Aamiin."
🍀🍀🍀
Sekar melenggang masuk ke dalam gedung rumah sakit setelah mencium tangan Aryo sebagai tanda ia berpamitan. Aryo seketika tertegun, ia tidak menyangka Sekar akan melakukan hal itu. Hatinya seperti disiram oleh es, dingin. Ia menatap punggung Sekar yang semakin menjauh.
" Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mencoba menerima pernikahan ini. Tapi jujur, nama Rima masih ada di dalam sini."
Aryo menyentuh dada nya. Masa pacaran yang begitu lama jelas membuat Aryo tidka bisa dengan mudahnya melupakan Rima. Tapi sebulan sebelum pernikahannya dengan Sekar, tepatnya saat Suseno berniat menjodohkannya dengan putri pemilik RSMH, Aryo tidak lagi mencari keberadaan Rima.
Setelah Rima meminta cerai dari Aryo, wanita itu menghilang bagai ditelan bumi. Setahun, ya, setahun Aryo mencari Rima. Dan 6 bulan pertama dia seperti orang gila mencari keberadaan wanita itu. Sampai-sampai Asriati dan Suseno membawa Aryo ke seorang ustad untuk didoakan.
" Sudahlah, sekarang waktunya untuk ke kampus."
Aryo melajukan mobilnya kembali untuk segera ke Universitas Nusantara. Sama halnya dengan sekar, Aryo tidak mengikuti jejak Suseno menjadi seorang dosen. Dia memilih untuk menjadi bagian pengelolaan saja. Aryo merasa dirinya tidak ada bakat untuk menjadi seorang pengajar.
Itulah yang dirasakan oleh Sekar juga. Dia juga tidak merasa ada bakat untuk menjadi dokter. Tapi Dewandaru memang dari awal tidka pernah memaksakan putrinya untuk mengikuti jejaknya. Seorang ayah yang berprofesi sebagai dokter tidak serta merta anaknya harus menjadi dokter juga.
" Lho, kok berangkat. Bukannya papa meminta kamu untuk cuti barang 3 hari." Daru terkejut saat melihat Sekar ada di RSMH.
" No pa, rumah sakit sedang pengajuan akreditasi. Banyak hal yang harus Sekar urus. Ya sudah pa, Sekar harus bergegas. Pasti tim sudah menunggu," ujar Sekar cepat.
Daru hanya menggelengkan kepalanya pelan. Boleh dibilang Sekar ini adalah seorang yang gila kerja. Putrinya itu juga rajin mengikuti setiap perkumpulan pemuda di komplek rumahnya.
Tanpa Daru sadari, ternyata banyak pemuda, baik yang ada di lingkungan rumah maupun rumah sakit yang pata hati terhadap kabar pernikahan Sekar. Seperti saat ini, seorang dokter muda yang bekerja di RSMH sangat merasa patah hati mengetahui gadis yang ia sukai selama ini menjadi milik pria lain.
Dokter Syahrizal atau biasa dipanggil dr. Syah itu terlihat sangat kecewa. Padahal rencananya ia ingin menyatakan cintanya dalam waktu dekat ini, tapi takdir berkata lain. Wanita yang jadi pujaan hatinya bukan lagi gadis bebas.
" Harapanku benar-benar sudah pupus kah?" gumam dr. Syah sambil menatap nanar ke arah Sekar yang berlari kecil menuju sebuah ruang pertemuan.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mardiana
ini cerita perjodohan jamannya ibuku sekarang usia ibuku udah75 th😄😄
2025-02-26
0
Dewa Dewi
good job Sekar👍👍
2024-07-15
0
Vevi Manhabken
aku suka sama kosakatanya,, emang orang jaman dulu pemakaian bahasanya gak ada yg kek skrang. anak skrang bhasanya bnyak yg gak sopan,
nama tokoh nya pun Endonesia sekali🤗🤗🤗
2024-01-08
0