Dokter muda tersebut keluar dari ruangan Sekar dengan menghembuskan nafasnya kasar. Paling tidak dia sudah mengatakan isi hatinya. Ini tidak akan membuatnya penasaran hingga sampai kapanpun. Walaupun dia sudah tahu jawaban apa yang akan Sekar utarakan.
" Sekar, aku menyukaimu. Aku menyukaimu sejak kamu datang dibawa oleh Dokter Dewandaru kemari. Aku menyukaimu saat dr. Daru mengenalkan kamu sebagai putrinya. Bukan karena kamu adalah seorang putri pemilik rumah sakit, tapi aku benar-benar jatuh cinta padamu saat pandangan pertama. Ha ha ha, mungkin terdengar tidak masuk akal, apalagi saat itu kamu bahkan masih SMA. Tapi, itulah perasaanku yang sebenarnya."
" Tapi aku sudah menikah dr. Syah," tukas Sekar cepat. Dia jelas tidka ingin pria yang ada di depannya itu berharap banyak pada dirinya.
" Ya, aku tahu itu. Sungguh aku merasa patah hati. Tapi mungkin memang kita belum berjodoh. Aku hanya ingin mengungkapkannya, dari pada rasa ini menyiksaku."
" Terimakasih dokter sudah menyukaiku, semoga dokter bisa mendapatkan seorang wanita yang susuai dan bisa mendampingi dokter hingga tua nanti."
Lagi dan lagi, dr. Syah menghela nafasnya. Pembicaraannya tadi dengan Sekar lumayan menguras emosinya. Ia tahu ini salah, tapi setidaknya ia sudah melakukan apa yang ia inginkan.
" Apa yang kamu harapkan Syah. Jelas dia sudah menikah, suaminya pun bukanlah orang biasa. Cukup terima saja nasibmu. Semoga, kamu bahagia Sekar. Aku berdoa tulus untukmu."
Di dalam ruangannya Sekar mengusap wajahnya kasar. Dia tidak menyangka bahwa dirinya memiliki secret admirer. Bahkan dari masih remaja. Apakah dia harus bangga, atau ini sebuah awal dari ujian pernikahan? Entahlah.
" Ya Allah, apakah aku berdosa. Aish, lha mana aku tahu kalau dia menyukaimu. Tapi, apakah jika dulu aku bersamanya maka akankah lebih indah?"
Plak!
Sekar memukul kepalanya sendiri. Ia lalu menggeleng dengan kuat. Tidak sepatutnya dia berandai-andai bersama dengan orang lain ketika dirinya sudah berstatus menikah. Tapi, sepintas memang hati dan pikirannya terbesit rasa itu. Akankah semuanya menjadi lebih indah jika dia bersama dengan orang yang mencintainya?
Sekar membuang nafasnya kasar. Ia segera mengusir pikiran yang menurutnya sangat bodoh tersebut. Ia lalu memilih menyibukkan dirinya ke urusan rumah sakit saat ini.
Rupanya, saat dr. Syah masuk ke ruangan Sekar tadi diketahui oleh Daru. Dia yang hendak membicarakan sesuatu dengan sang putri urung ketika melihat Syah. Meskipun penasaran, mengapa Syah masuk ke sana? Tapi Daru memilih pergi.
" Lho dr. Syah, bukannya hari ini jatah shif siang ya, kok sudah berada disini jam segini?" tanya Daru saat berpapasan dengan Syah.
" I-iya dr. Daru. Tadi ada sedikit urusan. Jadi saya datang pagi ini. Ini saya mau pulang dulu, mari dokter." Syah terlihat sangat kikuk saat menjawab pertanyaan dari Daru. Ia segera pergi setelah berpamitan.
" Ada apa, anak itu jarang sekali terlihat gugup. Biasanya dia sangat tenang," gumam Daru pelan.
Di tempat lain, Aryo mengingat kembali kedatangan Samsul tadi malam. Ia tetap merasa aneh karena selama ini orang itu tidak pernah muncul dan tiba-tiba saja datang ke rumah. Aryo mencoba menganalisa apa yang sedang terjadi.
" Tunggu, Samsul? Bukankah yang kemarin ku lihat di mobil saat aku pergi itu Samsul. Dan dia bersama Rima?" Apa Samsul datang untuk memberitahu keberadaan Rima?"
Aryo teringat saat dirinya kemarin pergi ke kementrian pendidikan dan melihat sebuah mobik yang didalamnya ada Rima. Ia tidak memperhatikan pria yang duduk di kursi kemudi saat itu karena fokus Aryo hanya kepada Rima. Dan, setelah ia ingat kembali, rupanya pria itu benar adalah Samsul.
" Sepertinya aku harus menemui Samsul dan menanyakan ini lebih lanjut."
Aryo bangkit dari duduknya dan berjalan pergi. Tapi saat sampai di depan pintu ruangannya, Suseno--ayah nya muncul di sana. Suseno terlihat memasang wajah yang tidak senang saat ini, dimana Aryo tidak tahu apa yang sedang terjadi.
" Kita harus bicara Yo," ucap Suseno sembari melenggang masuk ke dalam melewati sang putra. Aryo memilih menurut dan mengekor. Keduanya duduk di kursi yang biasanya dipergunakan untuk menerima tamu.
" Ada apa pak? Bapak seperti sedang tidak senang?" tanya Aryo cepat. Ia lebih baik bertanya terlebih dahulu dari pada sang ayah yang memulai.
" Samsul, mau apa dia datang semalam. Bapak tahu, dia teman wanita itu. Apa semalam dia membicarakan tentang wanita itu? Bapak semalam menahan karena ada Sekar di sana, makanya bapak bicara sekarang."
Deg!
Dada Aryo bergemuruh. Betapa tidak, ia baru saja hendak pergi mencari Samsul untuk menanyakan perihal Rima. Akan tetapi, sang ayah sudah memprediksi hal tersebut dulu. Aryo diam, dia memikirkan apa yang akan ia katakan kepada Suseno.
" TIdak bapak, Samsul tidak mengatakan soal Rima. Dia hanya murni datang berkunjung," ucap Aryo. Aryo tidak bohong, Samsul memang tidak mengatakan apapun soal Rima.
" Terserah, tapi dari apa yang bapak dengar, semalam pria itu ingin berbicara sesuatu dengan kamu. Tapi saat Sekar datang, dia langsung terdiam. Ingat ya Yo, kamu sudah menikah!"
" Pak! Stop! Aryo tahu kalau sudah menikah, tidak harus selalu mengungkit akan hal itu! Meskipun pernikahan itu bukan kemauan Aryo, tapi Aryo ingat status Aryo saat ini!"
Aryo berteriak kepada Suseno. Dia merasa begitu kesal karena sang bapak mengungkit hal tersebut, seolah-olah dia tidak sadar dengan statusnya. Padahal dia dan Sekar sudah sepakat akan menerima pernikahan ini.
" Baiklah, bapak pegang kata-katamu ini. Bagus kalau kamu ingat statusmu. Ingat, apa yang sudah wanita itu lakukan pada kamu dan keluarga kita. Bapak harap kamu tidak melupakan itu."
Brak!
Suseno keluar dari ruangan sang putra, lalu menutup pintu dengan sangat keras. Ada rasa marah setiap membicarakan mantan suami Aryo.
Suseno bukanlah orang tua yang kolot dan pemilih dalam mencari menantu, tapi perlakuan Rima dan keluarganya membuat Suseno geram. Itu lah yang membuat Suseno kecewa. Terlebih keluarga Gunawan tidak ada itikad baik untuk menjelaskan apa yang terjadi.
" Argh!!!! Itu terus yang dikatakan! Aku tahu, aku sangat tahu statusku! Tapi, aku hanya ingin tahu alasan pasti dia meninggalkan aku! AKu hanya ingin tahu itu! Apa itu salah! Arghhhh! BRENGSEK!"
Aryo berteriak marah. Ia mengacak rambutnya dengan kasar. Selama ini dia sudah cukup memendam perasaan itu. Awalnya Aryo memnag sudah tidak memikirkan lagi soal Rima, tapi jika boleh jujur, dia masih ingin tahu alasan sebenarnya mengapa dia ditinggalkan.
" Aku hanya ingin tahu alasannya. Aku hanya ingin bertanya mengapa dia meninggalkanku. Aku hanya ingin tahu itu. Apa aku salah? Dia yang begitu kucintai tega melakukan itu."
Aryo tergugu, bahkan pria itu sudah menangis. Rasanya sangat sakit saat dirinya begitu mencinta tapi tiba-tiba ditinggalkan.
" Aku harus menemui Samsul. Jika memang dia tahu keberadaan Rima, maka aku akan menemuinya. Aku akan bertanya apa alasan Rima meninggalkan aku."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mardiana
berjibaku dengan mantan
2025-02-26
0
Memyr 67
mantan istri thor
2024-12-11
0
Alanna Th
aq jg smp skrg msh pnasaran dg seorg 'mntn' toeh
2024-03-18
0