Aryo mengantarkan Sekar ke kediaman Dewandaru. Daru dan Ida sedikit terkejut melihat kedatangan sang putri. Tapi tidak dengan Bisma, bocah 5 tahun itu begitu bahagia melihat kedatangan kakak perempuan satu-satunya yang dia miliki.
" Mbaaaak!" teriak Bisma sambil menghambur ke pelukan Sekar.
" Ehhh, besok udah mau ulang tahun yang ke-5 masih aja begini." Sekar mengusap kepala Bisma dengan sayang. Tidak dipungkiri, dia pun merindukan sang adik.
Bulan depan usia Bisma memang baru genap 5 tahun, dan Sekar sudah mempersiapkan kado istimewa untuk sang adik. Akan tetapi, saat ini bukan itu yang jadi pokok bahasan utama. Kedatangan Sekar ke rumah ingin memberi tahu Daru mengenai apa yang terjadi di rumah sakit.
" Pa, ma, saya pamit dulu. Harus segera sampai di universitas, soalnya sudah ditunggu untuk rapat," ucap Aryo sopan.
" Aah iya-iya. Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan ya Nak Aryo," ujar Daru cepat.
Sebelum pergi, Aryo mencium tangan Daru dan Ida bergantian. Kedua orang tua itu melempar senyum melihat kesopanan sang menantu.
Selepas Aryo meninggalkan kediaman Daru, Sekar langsung membawa sang papa dan mama nya untuk masuk ke dalam rumah. Wajah Sekar berubah serius. Daru bisa menangkap ada hal yang penting di sana.
" Ada apa nduk, katakan?" tanya Daru to the poin.
" Ini soal bagian manajemen RSMH pa. Ada orang yang berkolusi untuk mengkorupsi dana penyedia alat kesehatan pa. Dan itu tidak hanya terjadi satu dua kali saja. Sekar sedang menyelidikinya. Banyak fakta di lapangan yang tidak sesuai dengan laporan. Jadi fix, ini beneran korupsi. Jika begini terus, Mitra Harapan akan mengalami kerugian. Padahal kita sedang mengajukan akreditasi."
Awalnya Daru terkejut, ia tentu tidak menyangka bahwa ada tikus di rumah sakitnya. Daru adalah dokter spesialis penyakit dalam. Meskipun rumah sakit ini adalah dia yang mendirikan tapi untuk soal manajerial dan pengelolaan, Daru tidak terlalu paham. Maka dari itu dia memberikan urusan itu kepada Sekar, bahkan saat usia Sekar masih SMA.
" Lalu apa yang akan kamu lakukan? Begini saja, untuk urusan ini semua ada di tanganmu. Apapun keputusanmu papa akan dukung. Tidak perlu takut akan dewan direksi lainnya."
" Siiip, itu yang Sekar butuhkan, dukungan dari papa."
Sekar seketika memeluk Daru. Daru tersenyum dan mengusap kepala sang putri. Dia jelas bangga dengan apa yang dilakukan putrinya. Diusia Sekar yang masih muda, anak itu mampu mengelola sebuah rumah sakit.
" Putriku sungguh sudah dewasa," gumam Daru lirih.
***
Gudang penyimpanan alat kesehatan RS Mitra Harapan, dua orang pria dan wanita sedang melihat satu per satu alat kesehatan apa yang sekiranya akan diadakan, atau dengan kata lain dibeli.
Keduanya sangat fokus melakukan pendataan. Teliti ataukah cermat? Sepertinya begitu. Mereka berdua terlihat begitu konsentrasi.
" Semuanya sudah ada Bang Nirwan, apa lagi yang akan kita usulkan?" tanya si wanita.
" Tck, sial. Sepertinya bulan ini kita tidak akan mendapatkan pemasukan Din. Tapi Dinda, kita mungkin bisa mengambilnya beberapa. Aku yakin tidak akan ketahuan," usul Nirwan. Pria itu tersenyum penuh arti. Sepertinya ia memiliki ide lain untuk mendapatkan uang.
Nirwan dan Dinda, adalah sepasang kekasih. Dinda bekerja di departemen keuangan RSMH, sedangkan Nirwan bekerja di departemen pengadaan barang. Maka dari itu mereka bisa berkolaborasi dengan sangat baik untuk mengambil sedikit keuntungan dari apa yang mereka lakukan.
Ya, hal tersebut dianggap sedikit bagi Nirwan dan Dinda, akan tetapi sungguh merugikan bagi rumah sakit. Sepasang kekasih itu tampaknya sedang bermain-main. Bahkan mereka sudah menyusun rencana untuk kabur jika Sekar--Dirut RSMH mulai curiga.
" Bang, kita nggak bisa kalau melakukan ini. Akan mudah ketahuan. Aku nggak mau jika tertangkap dan kita bisa masuk penjara," ucap Dinda penuh dengan ketakutan.
" Apa yang kamu katakan benar Din. Ya sudah, untuk sementara ini kita berhenti melakukan apapun." Nirwan akhirnya setuju dengan ucapan sang kekasih. Tapi dalam otaknya terus memikirkan cara untuk terus bisa menghasilkan uang.
Dinda dan Nirwan memutuskan untuk segera keluar dari gudang penyimpanan alkes ( alat kesehatan). Keduanya melihat ke kanan dan ke kiri memastikan bahwa tidak ada orang yang melihat mereka. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sudah mengintai.
" Dapat, meskipun bukti belum kuat, tapi ini bisa dijadikan petunjuk. Dan kita bisa memulai untuk mengawasi kedua orang tersebut."
Mondi, rupanya orang yang mengintai Dinda dan Nirwan adalah asisten sekaligus sekertaris pribadi Sekar. Pria itu tidak sengaja melihat Dinda dan Nirwan masuk ke dalam gudang berdua.
Melihat dari departemen asal mereka berkerja, tentu saja Mondi merasa curiga. Dan seperti sebuah kolaborasi yang pas. Tukang pegang uang, dengan tukang belanja, jadi Mondi tentu saja langsung mengikuti. Meskipun dia tidak mendengar apa yang keduanya bicarakan, namun jelas itu bisa dijadikan dugaan sementara.
" Apa kamu serius Mon?" tanya Sekar saat Mondi menceritakan apa yang dia lihat.
" Serius Bu Sekar, masa aku bohong sama kamu sih Kar. Aku lihat dengan mata dan kepalaku sendiri," jawab Mondi sungguh dengan penuh keyakinan.
Sekar lalu terdiam sejenak, ia mengusapkan telunjuknya di pelipis. Jika yang dikatakan oleh Mondi benar, maka mungkin dia harus menyuruh orang untuk mulai memata-matai dua orang tersebut.
" Mond, hubungin detektif swasta untuk mulai mengintai dua orang itu."
" Siap laksanakan!"
Mondi undur diri dari ruangan Sekar dan langsung pergi sesuai perintah sang atasan.
Tok! Tok! Tok!
Sekar mengerutkan keningnya, siapa kali ini yang datang ke ruangannya. " Ya, silahkan masuk."
" Sekar, apa aku mengganggu kamu?"
Sekar tersenyum saat melihat siapa yang datang. Ia lalu mempersilahkan sang tamu untuk duduk.
" Ada perlu apa dr. Syah datang kemari. Saya rasa pasti ada yang penting. Karena dr. Syah tidak akan datang ke ruangan ini jika tidak ada keperluan yang mendesak," ujar Sekar.
" Ha ha ha, kamu selalu bisa menebak diriku Bu Sekar," tukas dr. Syah cepat.
Cara memandang dr. Syah selalu lembut, dan kadang malah membuat Sekar tidak nyaman. Entahlah, Sekar merasa dr. Syah ini terlihat berbeda dari dokter-dokter lainnya. Tapi, dia tidak ingin berspekulasi terlalu jauh.
" Jangan terlalu formal dokter. Biasanya Anda hanya akan memanggil namaku tanpa embel-embel 'bu', jadi aku sedikit merasa tidak nyaman jika kau memanggilku begitu."
" Baiklah, hari ini aku dapat jatah shift siang. Tapi aku datang kesini pagi ini karena sengaja ingin bertemu dengan kamu. Ada yang ingin aku sampaikan. Aku harap setelah apa yang aku sampaikan ini tidak membuat kita menjauh. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan saja."
Deg!
Sekar merasa tiba-tiba atmosfer ruangannya berubah seketika. Ia memiliki pemikiran bahwa apa yang akan dokter muda katakan itu adalah sesuatu yang akan membuatnya merasa tidak nyaman.
" Dokter ingin bicara apa? Kenapa jadi horor begini rasanya," ucap Sekar dengan sedikit bercanda. Ia berusaha setenang mungkin.
" Sekar, aku ... "
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
dokter syah bilang kl cinta sm sekar
2025-02-23
0
Mardiana
dududu...dr Syah...
2025-02-26
0
Jarmini Wijayanti
❤❤❤❤❤mungkin
2024-01-02
0