Aryo Dengan senyum mengembangnya keluar dari toko bunga. Dia membeli sebuket bunga mawar merah. Ya, dia ingin memberikan bunga tersebut sebagai ungkapan maaf kepada Sekar.
Tapi saat dia hendak sampai ke rumah sakit, Aryo melihat sebuah pemandangan yang lumayan membuat hatinya tercubit. Dia melihat Sekar sedang tertawa bersama dengan seorang pria. Wajah pria itu termasuk tampan, dan Sekar juga begitu senang saat ini.
" Siapa pria yang bersamanya itu? Dia terlihat begitu bahagia," tanya Aryo pelan.
Awalnya dia urung untuk menemui Sekar. Namun, di hati terdalamnya tidak bisa melihat sang istri duduk tertawa bersama pria lain.
" Tidak! Dia istriku, aku tidak boleh membiarkannya begitu," ucap Aryo tajam.
Aryo memarkirkan mobilnya di samping jalan dan kemudian menghampiri Sekar di kedai bubur ayam. Tanpa mengatakan apapun, ia langsung meraih tangan Sekar dan membawanya pergi dari sana.
Hal itu tentu membuat Sekar terkejut, pun dengan dr. Syah. Ingin menghalangi, tapi dia cukup tahu diri bahwa itu bukanlah ranah dia.
Dokter Syah hanya bisa membuang nafasnya kasar. Dia memilih diam dan kembali ke rumah Sakit tanpa Sekar, " aku tidak bisa ikut campur."
Brak!
Aryo memasukkan Sekar ke dalam mobil dan membawa istrinya itu pergi. Sekar berusaha memberontak dan ingin membuka pintu, tapi oleh Aryo tentu pintu sudah dikunci otomatis.
" Kamu mau apa Hah!" teriak Sekar marah. Sedangkan Aryo, dia hanya diam. Dia sendiri tidak tahu mengapa dirinya begitu kesal saat ini.
" Aryo Dwilaga Suseno, sekali lagi aku tanya, kamu mau apa membawaku pergi! Apa kamu tidak tahu aku harus bekerja! Apa kamu tidak mengerti bahwa pekerjaanku sangat banyak! Aryo, jangan sesukamu sendiri. Kamu bukannya acuh dengan ku? Maka lakukan ini terus!"
Ckiiiit
Aryo menepikan mobilnya. Dia terdiam di tempat. Sekar kemudian menatap pria yang ada di sampingnya itu dengan seksama. Aneh, itulah kata yang mewakili kelakuan Aryo saat ini.
Sekar menekan tombol dan hendak keluar dari mobil. Tapi tangannya di tarik oleh Aryo. Sekar semakin terkejut saat Aryo melakukan sesuatu kepadanya. Mata Sekar membelalak, ia memberontak dengan kuat.
" Hmmmmp!"
Plak!
Sekar mendorong dada Aryo dan kemudian menampar pipi sang suami. Pria itu hanya bisa diam dan tidak beraksi apapun. Aryo bahkan hanya termangu saat melihat Sekar keluar dari mobil sambil menyeka air matanya.
" Arghhh! Apa yang aku lakukan! Mengapa aku bisa berbuat impulsif begitu? Sekar! Tunggu! Sekar! Maaf!"
Telat, Sekar sudah lebih dulu masuk ke dalam taksi dan pergi menjauh. Aryo mengacak rambutnya kasar. Dia sungguh menyesal dengan apa yang baru saja ia lakukan.
" Sialan! Pria itu sungguh kurang ajar. Bisa-bisanya dia mencium ku begitu. Arghhhh, ciuman pertamaku, hiks!"
Sekar menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia bingung dengan apa yang ia rasakan sekarang. Dia juga bertanya-tanya, mengapa Aryo tiba-tiba berbuat begitu. Apalagi beberapa hari ini keduanya memang sedang perang dingin. Itu adalah anggapan Sekar, karena memang dia yang mengacuhkan Aryo.
" Tidak mungkin kan dia cemburu karena melihatku bersama dengan dr. Syah tadi. Aah bodo amat lah, terserah. Eeh tadi di mobil ada bunga, apa dia mau memberiku? Argggh Sekar, jangan gede rasa. Huft, sudahlah."
🍀🍀🍀
Aryo datang ke kampus dengan wajah yang sangat berantakan. Ari tentu terkejut, terlebih melihat pipi merah Aryo dan buket mawar yang dibawanya.
" Yo, bawa bunga segala. Buat siapa?"
Bugh!
Aryo memberikan bunga itu kepada Ari. Dia kemudian berjalan melewati Ari tanpa mengatakan sepatah kata pun. Hal tersebut semakin membuat Ari penasaran. Ari tentu harus tahu apa yang terjadi. Ia mengekor Aryo hingga ke ruangan.
" Apa yang terjadi, kenapa sangat lecek itu muka?" tanya Ari kembali.
" Haaah, aku terlewat impulsif tadi. Aku mencium paksa Sekar. Entahlah, saat melihat dia tertawa bersama pria lain, aku merasa tidak senang," jawab Aryo pelan.
" Buahahahaha, kau cemburu itu Yo. Hahaha, hadeeeh. Kau marah itu, nggak terima Sekar begitu. Kau sudah mulai suka dengan istrimu itu. Lanjutkan sobat! hahaha!"
Ari tertawa terbahak-bahak saat mendengar cerita Aryo. Ari pun keluar dan meninggalkan Aryo seorang diri.
" Cemburu? Apakah mungkin aku cemburu? Bukankah beberapa hari kami tidak berinteraksi? bagaimana aku mulai suka dengannya? Aaah, entahlah!"
Aryo kembali mengingat beberapa hari ini dimana mereka hanya saling diam. Tapi tanpa diketahui oleh Sekar, setiap tidur Aryo selalu melihat wajah sang istri. Dia bahkan sesekali membelai wajah Sekar.
Aryo sangat merasa bersalah, tapi dia sangat takut menjelaskan kepada Sekar apa yang terjadi malam itu saat dia tidak pulang. Pengecutkan dia? ya, mungkin begitu. Mungkin dia memang pengecut untuk mengatakan sebuah kejujuran kepada sang istri.
Tapi jika boleh mengakui, Aryo sangat tersiksa dengan sikap acuh Sekar. Padahal selama ini dia juga bersikap dingin. Dia bahkan berusaha untuk tidak menyapa lebih dulu. Sungguh tidak sesuai dengan apa yang dilakukan saat malam hari.
Pada malam hari dia melakukan Sekar dengan sangat lembut. Dan kesemuanya itu tidak pernah disadari dan juga tidak diketahui oleh Sekar.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Alanna Th
bagus, bikin aryo puzink
2024-03-18
0
Bunda Aish
cinta tapi gengsi,ribet sendiri 🤦
2023-11-06
1
Ernadina 86
jangan luluh...aakkhhh
yg agak lamaan dinginnya..sesuaikan dg judul
kalo gampang luluh aku kecewa
2023-11-05
0