Pahlawan

Kegiatan nongkrong Nada dan ketiga sahabatnya sudah selesai. Tasya dan Dimas sudah terlebih dahulu pulang, sementara Nada dan Raiden masih di tempat parkir.

"Lo gak pulang Nad?" tanya Raiden melihat Nada masih duduk termenung di atas motornya.

"Ya pulanglah."

"Tapi lo bilang lo mau minggat sama bokap lo" ujar Raiden mengucapkan apa yang Nada bilang di dalam cafe tadi.

"Ya gak minggat beneran dong Bambang! Lo kan tau sendiri gue sama papa cuma berdua. Gue cuma punya bokap, bokap gue juga gitu, cuma punya gue. Gak mungkin gue beneran minggat ninggalin dia. Gue cuma mau nenangin diri gue sendiri aja."

Raiden manggut-manggut "jadi sekarang lo udah tenang belum?" Raiden menatap wajah teduh Nada.

"Ya udah lumayan tenanglah. Ini juga berkat lo dan yang lain, thanks" Nada mulai memakaikan helm di kepalanya dan menaikkan standar motornya.

Raiden menganggukkan kepalanya. "Gak usah sungkan buat cerita semua masalah lo sama kita Nad. Lo itu gak sendiri, ada kita yang selalu ada buat lo, ingat itu."

Nada menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Mau gue anterin pulangnya Sampai rumah lo?" tanya Raiden sebelum mereka benar-benar pergi.

"Ah gak perlu, gue bisa pulang sendiri kok. Lagian kita beda arah, entar lo kejauhan muternya."

"Ya gak papa kali, lagian ini udah malam, lo perempuan. Entar lo kenapa napa lagi."

"Dih, lebay lo. Biasanya juga gue pulang sendiri, toh sampai juga sampai rumah" ucap Nada keras kepala.

"Lo tu perempuan dodol" ucap Raiden sedikit jengkel dengan keras kepalanya nada. Mau bagaimana pun Nada itu perempuan dan dia sangat khawatir.

"Lah tadikan lo sendiri yang bilang kalau gue cewek bar-bar gimana sih?!"

Raiden berdecak. "Terserah lo deh" ia benar-benar khawatir dengan gadis satu ini.

"Ya udah yuk balik" Nada mulai menghidupkan mesin motornya.

Raiden dengan berat hati menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Nada.

Merekapun mulai pergi dari area tempat parkir cafe tersebut.

Nada menyusuri jalanan menuju rumahnya. Jalanan yang tadinya ramai perlahan-lahan mulai sunyi.

"Dih, kok tiba-tiba nih jalanan mendadak sunyi sih. Jadi keliatan serem. Anjir, gue jadi merinding" gumam Nada merasakan atmosfer yang sudah berubah.

Nada seperti di terpa kesialan, ada dua orang pria berboncengan bertubuh besar tengah membuntuti motornya. "Anjir, tu motor kayaknya dari tadi ngikutin gue deh. Perasaan gue jadi tambah gak enak" Nada pun memacu kecepatan motornya, berharap kedua pria itu tidak dapat mengikutinya.

Tapi harapan tinggal hanya harapan. Nyatanya mereka masih mengikuti Nada. Disaat jalanan benar-benar sunyi dan sama sekali tidak ada pengendara lain yang lewat, motor Nada di salip oleh keduanya dan berhenti menghadang jalan Nada.

Ckiiiiitttt!!!

Suara motor Nada yang tengah mengerempun terdengar di kebisuan malam saat itu. Ia bahkan sampai terjatuh dari atas motornya.

"Aduh!" keluh Nada merasakan tubuhnya seakan remuk. "Kalian mau apa?!" tanya Nada saat melihat kedua pria bertubuh besar itu menghampiri dirinya.

"Serahin kunci motor lo" todong salah satu pria itu.

Nada perlahan berdiri "Enak aja. Lo kira tu motor punya bapak lo" ucapnya lantang, padahal dalam hati ia sudah ketakutan setengah mati.

Pria itu malah mengambil belatih dari balik punggungnya dan menodongkannya pada Nada "berani juga ya lo. Lo mau mati?!"

Nada tersentak saat ujung belatih itu ada di depan matanya. Nyalinya seketika menciut, dengan perlahan ia mundur. Nada tetap pada pendiriannya tidak akan memberikan kunci motornya.

"Eh, jangan di habisi. Lo liat gak tu cewek cantik banget. Sayang banget kalau kita lewatkan gitu aja.

Rezeki nomplok nih" ucap salah satu pria itu dengan seringaian yang mengerikan di mata Nada. "Kalau udah puas, baru ni cewek kita habisin terus kita dapat motornya."

Mendengar ucapan mereka Nada seketika berlari menjauh dari sana. Ya kali dia dengan senang hati memberikan tubuhnya yang sudah di jaga mati matian oleh dirinya pada 2 cowok bergajulan seperti mereka.

Namun Nada kalah cepat, dengan segera pria yang tadi memegang senjata tajam mencekal tangan Nada.

"TOLONG!!!" teriak Nada dengan keras, berharap ada orang yang mendengarnya.

"Lo teriak aja sekeras dan sekuat mungkin. Gak bakalan ada yang denger."

Salah satu dari mereka membuka helm yang masih terpasang di kepala Nada "buset beneran cantik anjir nih cewek. Bener-bener rezeki nomplok mah ini" ucap salah satunya setelah berhasil membuka helm Nada dan melihat wajah Nada yang tenyata sangat cantik. Ia membelai pipi Nada dengan wajah mesumnya itu. Membuat Nada bergidik ngeri. Dengan sisa keberanian yang dia punya Nada menggigit tangan pria yang menyentuh wajahnya tadi.

"Lepas anjir!" umpat pria itu. Tapi Nada enggan melepaskannya.

"Cewek sialan lepasin tangan temen gue" pria yang sejak tadi memegangi Nada menjambak rambut gadis itu. Membuat Nada meringis menahan sakit namun masih enggan melepaskannya.

"Dasar jalang!"

Plak!!

Pria yang di gigit jarinya dengan enteng memukul kepala Nada. Kepala Nada terasa pusing tidak Karuan karena itu.

"Berani banget lo sialan! Rasakan itu, itu balasan karena berani gigit tangan gue" ucap pria itu penuh kekesalan.

"Udah gak usah banyak bacot, udah langsung kita eksekusi aja. Gue udah gak tahan ini anjir!"

Nada masih meresapi rasa sakit yang menimpa dirinya tangan pria itu sudah membuka paksa baju kemeja yang Nada kenakan. Membuat semua kancingnya terlepas. Memperlihatkan bra berwarna yang ia kenakan.

"Tolong... Hiks, hiks" rintihnya ketakutan melihat betapa berutalnya kedua pria itu membuka baju kemejanya. Ia meronta-ronta dengan sisa tenaganya sambil terisak.

Para preman itu menyeringai menatap Nada. Nada sudah seperti makanan yang siap untuk di santap oleh kedua singa yang sedang kelaparan menatap tubuhnya.

Tangan mereka mulai terulur untuk menyentuh pay*d*ranya namun sebelum tangan mereka sampai tiba-tiba entah dari mana seorang pria muncul tepat di belakang kedua pria m*sum itu. Dan pria itu adalah Saga. Yang kebetulan lewat dan mendengar suara teriakan Nada.

Melihat gadis itu tergeletak di tanah dengan keadaan yang tidak Karuan membuat emosi Saga membuncah.

"Bangsat!!" umpatnya.

Bugh!!

Bugh!!

Suara pukulan dari Saga untuk kedua pria berengsek itu begitu nyaring. Kedua pria itu di hajar habis-habisan oleh Saga sampai terkulai tidak berdaya di atas tanah.

Samar-samar Nada melihat pria dengan pakaian serba hitam itu datang menghampirinya, setelah itu Nada pun pingsan tidak sadarkan diri.

Saga menatap Nada yang sudah tidak sadarkan diri dengan pakaian yang sudah berantakan. Tubuh putih mulusnya yang hanya menggunakan bra berwarna hitam terekspos sangat jelas.

"Astagfirullahaladzim, astagfirullahaladzim, astagfirullahaladzim" berulang kali Saga beristighfar sambil menutup kedua matanya.

Saga membuka Hoodie hitam yang ia kenakan lalu memakaikannya ke tubuh Nada yang hanya mengenakan tentop itu.

"Maafkan hambamu ini ya Allah. Saya hanya berniat menolong gadis ini" Saga meminta ampun pada Tuhannya. Mengingat pria ini begitu lurus tidak pernah neko-neko. Kok neko, menyentuh seorang gadis saja dia tidak pernah dan ini kali pertama untuk itu.

"Sekali lagi ampuni saya ya Allah."

___________________

Mata jernih dengan bulu mata lentik milik Nada perlahan terbuka, ia perlahan menatap langit-langit ruangan itu yang terlihat tidak seperti langit-langit yang ada di kamarnya.

Kepalanya terasa sakit. Nada mencoba menatap sekitar melihat infus yang menggantung di atasnya. Ternyata ia berada di rumah sakit.

"Kamu sudah sadar?" suara berat dengan penuh wibawa itu mengalihkan Nada dan menatapnya. Ternyata seorang pria berwajah tampan, bertubuh tegap, gagah, kekar, hidung mancung, mata cipit dan bibir tipis berwarna merah muda membuat Nada terpesona. Ia bahkan sejenak melupakan apa yang sebelumnya terjadi pada dirinya.

"Apa gue udah mati ya? Kok ada manusia sesempurna itu sih? Malaikat kah?" batinnya.

"Fiks, gue udah mati" gumamnya.

"Jangan menatap seseorang yang bukan mahrammu seperti itu" ucap Saga dengan suara berwibawanya. Itu membuat Nada sadar dari lamunannya. Dan kesal dengan ucapan pria itu.

"Sok banget sih ni cowok" batin Nada kesal.

Nada membuang pandangannya dari pria itu "siapa suruh punya muka ganteng begitu?" gerutu Nada pelan tapi masih dapat di dengan oleh Saga.

"Barusan kamu bilang apa?" tanya Saga dengan suara tegasnya dan bersedekah dada.

"Aku bilang apa? Aku gak bilang apa apa tu" Nada malah berkilah.

"Karena kamu sudah sadar, kamu bisa hubungi keluargamu. Saya pergi dulu. Assalamualaikum" pria itu pun berbalik melangkah menuju pintu keluar.

"Tunggu!" pekik Nada membuat Saga menghentikan langkahnya.

"Ehm... Terimakasih" ucapnya malu malu.

"Iya" jawab pria itu singkat, tepat, dan padat. Seperdetik Saga menatap Nada setalah itu ia pergi keluar dari dalam ruangan itu meninggalkan Nada.

Jantung Nada rasanya sedang dangdutan di dalam sana. Sebelumnya belum pernah ia merasakan hal seperti itu.

"Kepala gue yang di pukul, tapi jantung gue yang dag dig dug. Kena serangan jantung kah?" gumam Nada.

Nada mengingat wajah pria yang baru beberapa menit lalu keluar dari dalam ruangannya.

"Gantengnya gak ada obat tu cowok."

"Ah, guekan jadi over dosis, over dosis ini membuat gue jadi tambah gila dan jadi syuka" kata-kata Nada seperti orang bodoh. Ia bahkan gelinjangan di atas brankar sangking gilanya.

Ya ampun, lemah sekali hatimu Nada.

"Seharusnya tadi gue tanya namanya siapa. Akh, dasar bego banget lo Nada" kesalnya pada diri sendiri kakinya sambil menendang-nendang di udara karena kesal.

Dan mulai saat itu wajah Saga selalu terbayang bayang di benaknya. Dan pagi itu di habiskan Nada dengan mengingat wajah Saga yang tampannnya masyaallah dan beruntungnya Nada di tolong olehnya.

__________________

Sangking asyiknya Nada memikirkan Saga pagi tadi ia sampai lupa untuk menghubungi Lingga—papanya. Dan siang tadi ia baru memberikan kabar pada Lingga dan mengatakan bahwa ia di rumah sakit sekarang.

Ya tau sendirilah bapak-bapak kalau tau anak gadisnya gak pulang satu malam, khawatir ya gak karuan. Di tambah lagi saat Lingga menghubungi Tasya katanya Nada sudah pulang, tapi tak kunjung sampai rumah, baru siang tadi anaknya mengabarinya mengatakan bahwa kemarin malam ia mengalami kecelakaan dan malah masuk rumah sakit pula. Jangan tanya panik dan khawatirnya mayjen satu ini bagaimana.

Dengan segera Lingga langsung pergi menjenguknya.

"Pokoknya mulai hari ini dan seterusnya kamu gak boleh keluar malam lagi."

"Iih, papa kok gitu sih?!" rengek Nada terdengar manja sekaligus kesal.

"Papa bilang gak ya gak Nada" ucap Lingga tegas tanpa ingin di bantah.

Kalau sudah begini mau bagaimana lagi? Nada mau gak mau ya harus nurut sama bapaknya. Kalau gak entar di suruh sikap taubat.

Ogah!

...Jangan lupa like and comment👇...

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

lah dapat pak imam yg sholeh. beruntung lingga punya camne yg sholeh

2025-02-01

1

guntur 1609

guntur 1609

emang kalau jodoh gak akan krmana

2025-02-01

1

Heny Janitasari

Heny Janitasari

🤍

2024-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 "Yang penting baik agamanya"
2 Pahlawan
3 "Bukan cuma ganteng, Soleh lagi"
4 "Ajhussi rasa oppa-oppa"
5 "Pria yang gak bisa jadi milikmu sepenuhnya"
6 "Om Saga galak!!"
7 Calon suami
8 Ijab kabul
9 pedang pora
10 "karena itu hak saya"
11 Makmum
12 Transparan
13 Kesiangan
14 Bocil
15 Bukan sekedar pelepas nafsu
16 Hujan
17 Dokter ganjen
18 "Kalau mau kasih stempel tu disini "
19 Piyama dinosaurus
20 "Lewat satu detik kamu tidur di luar"
21 Kelewat sempurna
22 "Saya gila karena kamu"
23 Tamu bulanan
24 Mendapat tugas
25 Saingan terberat itu negara
26 Semua pekerjaan memiliki resikonya masing-masing
27 Berangkat
28 MERIANG!!
29 Sementara menjanda
30 Dikejar babi hutan
31 Bertemu kembali
32 Bincang-bincang
33 "Buat baby"
34 saingan bocil
35 roti sobek bertebaran
36 Aisyah
37 Manja
38 Pamit
39 Tanpa Om Saga
40 Tanah longsor
41 "Saya menemukanmu"
42 Trauma
43 Pertama dan terakhir
44 Kerja keras
45 Tugas darurat
46 Rumah sakit
47 Siuman
48 Cobaan
49 kentang
50 Ibu-ibu tidak beradab
51 Godaan
52 "Kamu milik saya "
53 Warteg
54 Ibadah subuh
55 Pelatihan
56 Kacang ijo sialan!!!
57 kabar bahagia
58 Para saudara
59 lagi-lagi
60 pelepasan
61 Kue putu
62 Wisuda
63 Kembali
64 Demi boneka beruang
65 Saga selingkuh?
66 Tidak terduga
67 Kehilangan
68 Penyesalan
69 Kekal abadi
70 Mulai koas
71 Suapan cinta
72 Teringat kembali
73 Terciduk
74 Cemburu melanda hati
75 Begal
76 Perkara cincin
77 Latihan
78 Latihan 2
79 Bandara
80 BOOM!!
81 Gugur pahlawan
82 Cahaya yang telah pergi
83 Nasehat Lingga
84 Gemas pingin punya satu
85 Cerita baru
86 UKMPPD
87 misi
88 Kabar bahagia dan kabar buruk
89 Misi penyelamatan
90 Seperti mimpi
91 Vitamin dari buk dokter
92 Perkara mangga muda
93 Hari bahagia Tasya
94 'Ndut'
95 Bintang iklan obat nyamuk
96 Kontraksi palsu
97 Pesawat hilang kontak
98 Dikira masuk angin
99 Detik-detik
100 Tiba disaat yang tepat
101 Hadirnya
102 Bapakable
103 Ketinggalan di masjid!
104 BIMANTARA SQUAD
105 Story Bimantara squad
Episodes

Updated 105 Episodes

1
"Yang penting baik agamanya"
2
Pahlawan
3
"Bukan cuma ganteng, Soleh lagi"
4
"Ajhussi rasa oppa-oppa"
5
"Pria yang gak bisa jadi milikmu sepenuhnya"
6
"Om Saga galak!!"
7
Calon suami
8
Ijab kabul
9
pedang pora
10
"karena itu hak saya"
11
Makmum
12
Transparan
13
Kesiangan
14
Bocil
15
Bukan sekedar pelepas nafsu
16
Hujan
17
Dokter ganjen
18
"Kalau mau kasih stempel tu disini "
19
Piyama dinosaurus
20
"Lewat satu detik kamu tidur di luar"
21
Kelewat sempurna
22
"Saya gila karena kamu"
23
Tamu bulanan
24
Mendapat tugas
25
Saingan terberat itu negara
26
Semua pekerjaan memiliki resikonya masing-masing
27
Berangkat
28
MERIANG!!
29
Sementara menjanda
30
Dikejar babi hutan
31
Bertemu kembali
32
Bincang-bincang
33
"Buat baby"
34
saingan bocil
35
roti sobek bertebaran
36
Aisyah
37
Manja
38
Pamit
39
Tanpa Om Saga
40
Tanah longsor
41
"Saya menemukanmu"
42
Trauma
43
Pertama dan terakhir
44
Kerja keras
45
Tugas darurat
46
Rumah sakit
47
Siuman
48
Cobaan
49
kentang
50
Ibu-ibu tidak beradab
51
Godaan
52
"Kamu milik saya "
53
Warteg
54
Ibadah subuh
55
Pelatihan
56
Kacang ijo sialan!!!
57
kabar bahagia
58
Para saudara
59
lagi-lagi
60
pelepasan
61
Kue putu
62
Wisuda
63
Kembali
64
Demi boneka beruang
65
Saga selingkuh?
66
Tidak terduga
67
Kehilangan
68
Penyesalan
69
Kekal abadi
70
Mulai koas
71
Suapan cinta
72
Teringat kembali
73
Terciduk
74
Cemburu melanda hati
75
Begal
76
Perkara cincin
77
Latihan
78
Latihan 2
79
Bandara
80
BOOM!!
81
Gugur pahlawan
82
Cahaya yang telah pergi
83
Nasehat Lingga
84
Gemas pingin punya satu
85
Cerita baru
86
UKMPPD
87
misi
88
Kabar bahagia dan kabar buruk
89
Misi penyelamatan
90
Seperti mimpi
91
Vitamin dari buk dokter
92
Perkara mangga muda
93
Hari bahagia Tasya
94
'Ndut'
95
Bintang iklan obat nyamuk
96
Kontraksi palsu
97
Pesawat hilang kontak
98
Dikira masuk angin
99
Detik-detik
100
Tiba disaat yang tepat
101
Hadirnya
102
Bapakable
103
Ketinggalan di masjid!
104
BIMANTARA SQUAD
105
Story Bimantara squad

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!