Transparan

Mereka akhirnya selesai lari pagi dan bergantian mandi. Selagi Saga masih di kamar mandi, Nada mendinginkan tubuhnya dengan kipas angin yang ada di ruang tengah.

"Akhirnya aku mendapatkan angin dari surga" ucap Nada.

"Emang kamu uda pernah masuk surga?" tanya Saga selepas keluar dari dalam kamar mandi.

"Hehehe, ya belom pernah si Om. Kan itu cuma perumpamaan" Nada menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Saga pun tersenyum geli, melihat tingkah Nada.

"Saya sudah siap, kamu mandi sana."

"Siap Letnan" Nada pun memberi hormat kepada Saga, langsung masuk ke kamar mandi.

Nada pun mandi, rasanya kini tubuhnya benar-benar segar setelah mandi. Saat benar-benar sudah siap Nada lupa kalau dia tidak membawa handuknya.

"Om Saga" panggilnya dengan lembut. Sembari kepalanya menyembul keluar dari pintu.

"Iya."

"Tolong ambilin handuk aku dong, aku lupa bawak tadi" sambil nyengir, ia memperlihatkan gigi putih yang berjejer rapih miliknya.

Saga menggelengkan kepalanya, namun tetap mengambilkan handuk Nada dan memberikannya.

"Assalamualaikum" salam seseorang di ambang pintu.

"Waalaikumsalam" jawab Saga. "Komandan?!" Saga langsung berdiri sikap sempurna.

"Gak usah, formal begitu kamu ga, saya datang kemari sebagai orang tua kamu, bukan komandan" ucap Lingga.

"Siap, maaf komandan saya belum terbiasa"

Lingga pun terkekeh.

"Harus di biasain, supaya terbiasa."

Saga pun mempersilahkan Lingga duduk di ruang tamu.

"Siapa om?" tanya Nada yang baru keluar dari dalam kamar mandi.

"Komandan" pekiknya setelah mengetahui Lingga datang mengunjunginya.

"Masih panggilnya Om juga?" Lingga menaikkan sebelah alisnya dan menatap tajam sang putri.

Nada pun tertawa garing. Sementara Saga menatapnya.

Lingga melihat Nada yang baru selesai keramas, karena di kepalanya bertengger handuk.

"Sebentar lagi aku punya cucu" batinnya, pikiran Lingga sudah sangat jauh. "Nada papakan sudah bilang sama kamu, jangan panggil Saga dengan panggilan Om nak. Kamu sekarang lagi tinggal di lingkungan kesatuan tempat kerja suami kamu,entar kalau yang lain tau kamu manggilnya begitu, apa kata mereka?"

Nada mengerucutkan bibirnya "ya maaf pa, belum terbiasa."

"Gak papa kok Ndan, kalau di luar rumah Nada gak panggil saya 'om' kok" Saga membela sang istri.

"Kamu lagi, saya datang kemari sebagai orang tua bukan komandan kamu, panggil saya papa. Kalau istri salah jangan di belain nanti jadi manja" Tutur Lingga, yang terlihat kaku saat itu.

"Maaf Ndan, eh pa. Belum terbiasa."

Lingga menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan anak dan menantunya ini.

Matahari sudah mulai di atas kepala, kini tenggorokan Nada sudah benar-benar terasa kering.

"Ya Allah, kok panasnya pol banget si? Ya Allah, sejukin dikit dong, gue lagi perdana puasa Senin-Kamis ni" rengeknya pada Tuhannya.

Saga yang mendengar itu pun terkekeh. "Karena kamu perdana puasa Senin-Kamis Allah ngasih cobaan sama kamu, kamu kuat gak sama cobaannya."

Nada membuang nafasnya kasar.

"Gak bisa di kasih keringanan gitu?" Nada menekuk wajahnya lesu.

Saga lagi-lagi terkekeh "emang kamu pikir apa di kasih keringanan? Lah kamu aja kadang buat dosa gak kira-kira. Masak kamu dikasih panas segini aja uda ngeluh."

"Iih Om mah nyebelin" Nada mengerucutkan bibirnya. Membuat Saga gemas melihatnya.

Akhirnya sore sudah tiba, Nada baru selesai menyiapkan menu berbuka puasa untuk mereka berdua. Sementara Saga sedang mencuci motornya di depan rumah. Nada pun menghampiri suaminya yang sedang mencuci motor sambil membawa laptopnya untuk menonton Drakor di teras rumah.

Saga melirik Nada sekilas, lalu melanjutkan aktivitasnya kembali. Mata Nada benar-benar tidak berpaling sama sekali dari layar laptop, membuat Saga memiliki ide untuk menjahilinya.

Saga menyemprotkan air dari selang yang ia pegang ke arah Nada duduk.

"Om Saga!!" pekik Nada keras yang terdengar kesal, Nada pun berdiri dari duduknya.

Sontak para tetangga yang berada di depan rumah, memperhatikan Nada karena memanggil Saga dengan sebutan 'om'. Nada sontak mengerjapkan matanya karena sadar ia sudah kelepasan.

"Mas Saga! Kenapa Nada di siram? kan aku jadi basah" Nada baru menyadari dan berganti panggilannya.

Saga pun terkekeh. "Habis kamu uda sore begini bukannya mandi malah nonton Drakor dulu, ya saya siram supaya kamu mandi. Siapa tau kamu perlu saya mandiin" ucapnya sambil meledek.

"Iih nyebelin!!" Nada menghampiri Saga yang tengah mencuci motornya. Mengambil selang air yang Saga letakkan di atas tanah dan gantian menyemprotkannya ke Saga, membuat Saga jadi basah kuyup.

"Nada!!" pekik Saga keras, sekarang gantian dia yang kesal. Karena tidak terima dengan kelakuan istrinya, Saga merebut selang air yang ada di tangan Nada, lalu menyemprotkannya ke Nada.

"Ampun mas" rengek Nada yang sudah basah kuyup.

Saga tidak memberinya ampun, masih tetap menyemprotkan air ke Nada sambil tertawa puas.

Para tetangga yang melihat kelakuan mereka pun tertawa.

"Kalau masih pengantin baru begitu ya? Masih manis-manisnya" ucap para tetangga.

Kemudian Saga terhenti setelah melihat Nada yang sudah basah kuyup. Karena Nada memakai kaos putih, bajunya menjadi transparan karena basah, pakaian dalam Nada jadi terlihat begitu jelas apa lagi bentuk tubuhnya. Membuat jantung Saga berdesir hebat, Saga pun lekas berbalik.

"Nada cepat masuk!" titahnya tegas, tidak ingin di bantah.

Nada pun melihat pakaiannya saat itu yang menjadi transparan karena basah, ia pun langsung lari masuk ke dalam rumah, mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Ya Allah, malunya gue" gumamnya dalam kamar mandi, sambil menyilangkan tangannya ke tubuhnya yang basah.

Sementara di luar para ibu-ibu meledek Saga, "masih malu aja si let ngeliatin bentuk daleman istrinya" ledek mereka sambil terkekeh karena melihat Saga yang masih tunduk menahan malu wajahnya bahkan sampai memerah.

Akhirnya azan magrib sudah berkumandang, Nada dan Saga pun berbuka puasa, Saga hanya meminum secangkir teh manis yang di siapkan oleh Nada, lalu melangkah pergi ke masjid untuk menjalankan sholat magribnya dan setelah itu makan malam bersama.

Mereka makan dengan khidmat dan anteng. Setelah kejadian sore tadi, Nada jadi banyak diamnya. Karena masih merasa malu.

Selepas makan Nada mencuci piring, sementara Saga di kamar, tidak tau sedang apa. Nada pun mencoba mengetuk pintu, namun sebelum ia melakukannya. Nada mendengar suaminya sedang mengaji, begitu indah suaranya melantunkan huruf-huruf Hijaiyah itu. Nada menempelkan telinganya ke daun pintu agar mendengar lebih jelas. "Suamiku terlalu sempurna" batinnya sambil senyum-senyum sendiri.

Tanpa ia sadari Saga sudah selesai mengaji dan membuka pintu kamar tersebut.

Buk!

Nada yang tadinya menempelkan telinganya ke daun pintu, kini berpindah ke dada bidang milik Saga. Membuat suara detak jantung Saga terdengar sangat jelas, yang berpacu tidak normal seperti biasa. "ah nyamannya " batin Nada. Tapi ia segera sadar dan mendongak melihat Saga yang wajahnya menegang.

Nada pun melonjak kaget dan segera menjauh dari sana. "Maaf Om."

Saga segera mengontrol ekspresinya, "eum" lalu Saga membuang pandangannya.

Kya... Dia malu gaes

Terngiang-ngiang dalaman bini yang bikin resah 😂

Baju putih yang bikin resah

Terpopuler

Comments

Heny Janitasari

Heny Janitasari

🧡

2024-05-28

1

Suriani

Suriani

kurng ska sma perempuan nya, tp d hayti aja sma pemeran wanita lainnya🤣

2024-01-27

2

StAr 1086

StAr 1086

next

2023-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 "Yang penting baik agamanya"
2 Pahlawan
3 "Bukan cuma ganteng, Soleh lagi"
4 "Ajhussi rasa oppa-oppa"
5 "Pria yang gak bisa jadi milikmu sepenuhnya"
6 "Om Saga galak!!"
7 Calon suami
8 Ijab kabul
9 pedang pora
10 "karena itu hak saya"
11 Makmum
12 Transparan
13 Kesiangan
14 Bocil
15 Bukan sekedar pelepas nafsu
16 Hujan
17 Dokter ganjen
18 "Kalau mau kasih stempel tu disini "
19 Piyama dinosaurus
20 "Lewat satu detik kamu tidur di luar"
21 Kelewat sempurna
22 "Saya gila karena kamu"
23 Tamu bulanan
24 Mendapat tugas
25 Saingan terberat itu negara
26 Semua pekerjaan memiliki resikonya masing-masing
27 Berangkat
28 MERIANG!!
29 Sementara menjanda
30 Dikejar babi hutan
31 Bertemu kembali
32 Bincang-bincang
33 "Buat baby"
34 saingan bocil
35 roti sobek bertebaran
36 Aisyah
37 Manja
38 Pamit
39 Tanpa Om Saga
40 Tanah longsor
41 "Saya menemukanmu"
42 Trauma
43 Pertama dan terakhir
44 Kerja keras
45 Tugas darurat
46 Rumah sakit
47 Siuman
48 Cobaan
49 kentang
50 Ibu-ibu tidak beradab
51 Godaan
52 "Kamu milik saya "
53 Warteg
54 Ibadah subuh
55 Pelatihan
56 Kacang ijo sialan!!!
57 kabar bahagia
58 Para saudara
59 lagi-lagi
60 pelepasan
61 Kue putu
62 Wisuda
63 Kembali
64 Demi boneka beruang
65 Saga selingkuh?
66 Tidak terduga
67 Kehilangan
68 Penyesalan
69 Kekal abadi
70 Mulai koas
71 Suapan cinta
72 Teringat kembali
73 Terciduk
74 Cemburu melanda hati
75 Begal
76 Perkara cincin
77 Latihan
78 Latihan 2
79 Bandara
80 BOOM!!
81 Gugur pahlawan
82 Cahaya yang telah pergi
83 Nasehat Lingga
84 Gemas pingin punya satu
85 Cerita baru
86 UKMPPD
87 misi
88 Kabar bahagia dan kabar buruk
89 Misi penyelamatan
90 Seperti mimpi
91 Vitamin dari buk dokter
92 Perkara mangga muda
93 Hari bahagia Tasya
94 'Ndut'
95 Bintang iklan obat nyamuk
96 Kontraksi palsu
97 Pesawat hilang kontak
98 Dikira masuk angin
99 Detik-detik
100 Tiba disaat yang tepat
101 Hadirnya
102 Bapakable
103 Ketinggalan di masjid!
104 BIMANTARA SQUAD
105 Story Bimantara squad
Episodes

Updated 105 Episodes

1
"Yang penting baik agamanya"
2
Pahlawan
3
"Bukan cuma ganteng, Soleh lagi"
4
"Ajhussi rasa oppa-oppa"
5
"Pria yang gak bisa jadi milikmu sepenuhnya"
6
"Om Saga galak!!"
7
Calon suami
8
Ijab kabul
9
pedang pora
10
"karena itu hak saya"
11
Makmum
12
Transparan
13
Kesiangan
14
Bocil
15
Bukan sekedar pelepas nafsu
16
Hujan
17
Dokter ganjen
18
"Kalau mau kasih stempel tu disini "
19
Piyama dinosaurus
20
"Lewat satu detik kamu tidur di luar"
21
Kelewat sempurna
22
"Saya gila karena kamu"
23
Tamu bulanan
24
Mendapat tugas
25
Saingan terberat itu negara
26
Semua pekerjaan memiliki resikonya masing-masing
27
Berangkat
28
MERIANG!!
29
Sementara menjanda
30
Dikejar babi hutan
31
Bertemu kembali
32
Bincang-bincang
33
"Buat baby"
34
saingan bocil
35
roti sobek bertebaran
36
Aisyah
37
Manja
38
Pamit
39
Tanpa Om Saga
40
Tanah longsor
41
"Saya menemukanmu"
42
Trauma
43
Pertama dan terakhir
44
Kerja keras
45
Tugas darurat
46
Rumah sakit
47
Siuman
48
Cobaan
49
kentang
50
Ibu-ibu tidak beradab
51
Godaan
52
"Kamu milik saya "
53
Warteg
54
Ibadah subuh
55
Pelatihan
56
Kacang ijo sialan!!!
57
kabar bahagia
58
Para saudara
59
lagi-lagi
60
pelepasan
61
Kue putu
62
Wisuda
63
Kembali
64
Demi boneka beruang
65
Saga selingkuh?
66
Tidak terduga
67
Kehilangan
68
Penyesalan
69
Kekal abadi
70
Mulai koas
71
Suapan cinta
72
Teringat kembali
73
Terciduk
74
Cemburu melanda hati
75
Begal
76
Perkara cincin
77
Latihan
78
Latihan 2
79
Bandara
80
BOOM!!
81
Gugur pahlawan
82
Cahaya yang telah pergi
83
Nasehat Lingga
84
Gemas pingin punya satu
85
Cerita baru
86
UKMPPD
87
misi
88
Kabar bahagia dan kabar buruk
89
Misi penyelamatan
90
Seperti mimpi
91
Vitamin dari buk dokter
92
Perkara mangga muda
93
Hari bahagia Tasya
94
'Ndut'
95
Bintang iklan obat nyamuk
96
Kontraksi palsu
97
Pesawat hilang kontak
98
Dikira masuk angin
99
Detik-detik
100
Tiba disaat yang tepat
101
Hadirnya
102
Bapakable
103
Ketinggalan di masjid!
104
BIMANTARA SQUAD
105
Story Bimantara squad

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!