Setelah menyelesaikan pekerjaannya di rumah sakit, Kevin mendapat telpon dari orangtuanya, Kevin diminta berkunjung sore ini, karena ada yang ingin dibicarakan.
Kevin pun meninggalkan ruangannya, di jalan menuju parkiran dia tak sengaja bertemu dengan Nadya, menurut Kevin nadya sudah mengacaukan mood nya hari ini. Keduanya tidak saling sapa, hanya Nadya yang menundukkan kepalanya tanda hormat pada dokter kevin, dan berlalu tanpa ada sepatah kata pun yang keluar.
Ya ampun kenapa aku harus bertemu orang itu lagi, aku berharap cukup sekali saja, itupun sudah membuat ku tidak bersemangat. Dia terlalu dingin dan menakutkan, mudah-mudahan ini yang terakhir, jika aku bertemu yang ketiga kalinya sial lah hidupku.
Nadya pun melanjutkan perjalanan nya menuju kampus, karena perkuliahannya sudah hampir selesai, jadi waktunya cukup banyak untuk mencari pekerjaan tambahan, atau sekedar menyelesaikan skripsinya.
***
Di rumah keluarga Fadila, Kevin memarkirkan mobilnya dan langsung menemui kedua orangtuanya. Dia tidak ingin berlama-lama meninggalkan kedua buah hatinya, apa lagi seharian ini Kevin sibuk, dan mereka hanya diurus Bi Imah dan Bi ira.
sekedar informasi bahwa Kevin belum menemukan pengasuh untuk bayinya, dia kesulitan untuk memberikan kepercayaan kepada orang baru, Kevin lebih memilih Bi Imah dan Bi Ira yang mengurus buah hatinya. keduanya adalah asisten rumah tangga yg biasa mengurus pekerjaan rumah, mereka bisa dipercaya, karena sudah bekerja cukup lama degan keluarga Fadila.
"Hai, Kev. Kamu sudah datang?" sapa mamanya Kevin
"Iya mah, aku baru saja tiba. Papah mana mah?"
"Papah baru saja tiba dari kantor, sepertinya sedang mandi, sebentar lagi juga turun,"sahut mama kevin
"Ohh, pasti papa kelelahan mengurus kantor sendiri?"
"Iya, dia tidak lagi muda, Kev. Harusnya kamu yang mengambil alih tugas Papa. Kapan kamu akan mengambil keputusan untuk menggantikan Papa?"
"Belum saatnya mah, aku masih menikmati profesi ku sebagai dokter, suatu saat nanti aku pasti mengambil alih tugas Papa,"
"Baiklah, yang terpenting kamu harus siap menggantikan papah, karena kami hanya punya kamu, sebagai pewaris keluarga Fadila,"
"Iya, Ma. Mamah memintaku ke sini ada apa, apa yang mama dan papa mau bicarakan?"
"Tunggulah papamu turun dulu, lalu kita bicarakan ini bersama,"
Tak lama kemudian papa Kevin pun bergabung dengan anak dan istrinya.
"Mah, Papah sudah bersama kita, jadi apa yang mau kalian bicarakan?"
Keduanya pun saling bertatapan, karena berat untuk memulai pembicaraan.
"Begini, Kev. .." Mamah membuka pembicaraan dengan gugup
"Kenapa, Mah?"
"Kevin sudah saatnya kamu mencari pengganti sita," Ucap mamah Kevin dengan hati-hati.
Kevin terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan orang tuanya.
"Apa maksud Mamah berbicara seperti itu, Sita belum lama meninggalkan Kevin dan anak-anak, apa harus secepat ini aku mencari pengganti sita?," sahut Kevin dengan sedikit amarahnya
"Maksud Mama kamu nggak gitu, Kev" Sambung papa menyela pembicaraan
"Lalu apa yang kalian maksud?,"
Mama Kevin memberanikan diri untuk melanjutkan pembicaraan.
"Jadi gini nak, belum lama ini kami dan keluarga sita bertemu, dan kami membahas tentang keadaan kamu dan anak-anak,"
"Lalu apa yang kalian bicarakan?," Sahut Kevin menyela pembicaraan
"Orang tua sita menyarankan kamu segera menikah lagi demi anak-anak kamu," sahut mamah Kevin dengan hati-hati
"Benar, Kev. Yang mama kamu sampaikan, kamu tidak mungkin mengurus anak-anak kamu sendiri, apalagi hanya di bantu oleh kedua asisten rumah tangga kamu,"
"Lalu apa masalahnya?"
"Anak-anak kamu membutuhkan sosok ibu, Kevin."
"Tapi pah, ini terlalu cepat, rasanya aku pun belum mengiklaskan kepergian istriku,"
"Nak, Mama memahami perasaanmu, kami pun tak sampai hati menyampaikan ini, tapi mau bagaimana lagi, anak-anak mu membutuhkan seorang ibu,"
"Entahlah, Mah. Hal seperti ini terlalu cepat untuk dibicarakan, aku takut melakukan hal yang sama jika aku menikah lagi, bukankah Mama dan Papa tahu, untuk bisa mencintai sita saja aku membutuhkan waktu yang cukup lama,"
"Kamu harus belajar dari kesalahan yang lalu, belajarlah mencintai pasanganmu, Nak. Anak-anak mu terlalu kecil untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak memiliki seorang ibu, setidaknya dengan kamu menikah lagi, sosok ibu itu tergantikan,"
"Meskipun aku menikah lagi, tetap saja pasangan baru ku bukan ibu kandung mereka,"
"Mama dan Papa mengerti, namun ini untuk kebaikan anak-anak mu, mereka harus tumbuh degan kasih sayang orang tua yg utuh, dan ketika dewasa nanti kamu bisa menjelaskan kepada anak-anakmu yang sebenarnya,"
"Bukankah dengan melakukan hal itu aku sudah membohongi anak-anakku, Mah?,"
"Tidak, Nak. Mama rasa mereka akan mengerti, toh kepergian mama mereka adalah sebuah takdir, dan itu kehendak Tuhan,"
Kevin pun kehabisan kata-kata untuk mendebat orang tuanya.
"Ma, Pa. Aku harus pulang, anak-anak pasti sudah menunggu Kevin," Kevin berdiri untuk berpamitan
"Kamu tidak makan malam dulu, Nak?," sahut papah mencairkan suasana
"Tidak, Pa. Aku makan di rumah saja,"
"Kev, Mama harap kamu mempertimbangkan apa yang kita bicarakan hari ini, semata-mata untuk kebaikan kamu dan anak-anak,"
"Baiklah, Ma, Pa. Aku pamit pulang,"
Kevin pun meninggalkan kediaman orang tuanya. Di perjalanan pulang ia memikirkan permintaan kedua orangtuanya, apa yang orangtuanya katakan tidak sepenuhnya salah, karena sebagai dokter anak dia memahami, bahwa tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh kasih sayang utuh, yang diberikan oleh orang tua yang utuh pula.
***
Jangan lupa like,komen dan vote ❤️😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Dhina ♑
Dokter Kevin...saya mau jadi Baby Sitter nya
2021-08-08
0
Mien Mey
udah dokter ' pnya ank kembar ap lg yg kurang..yah urusan hati mah susah..
2021-01-14
1
Purnama Dewi
hmmmmm masalahnya mencari ibu sambung yg betul" menyayangi lahir bathin sgt sulit!!!
smg author'ny memberi jodoh/ibu yg sempurna untuk kevin dan ianak"ny.
masih nyimak..😊
2020-11-19
2