Bab 17 : CBSP

Bagi Rama, tidak ada alasan untuk membatalkan pertunangan Dilan dan Gina. Walaupun putranya itu terus memaksa dan sudah menceritakan jika Gina adalah orang yang sudah menjebak Erina. Namun, Rama tidak peduli dengan semua itu, dia tetap mempertahankan Gina sebagai calon menantunya sekaligus calon istri untuk Dilan.

Apa yang terjadi pada Erina bisa menyebar kapan saja, tentunya Rama tidak mau menanggung malu untuk semua itu. Bisa rusak reputasinya jika orang-orang tau calon menantunya sudah pernah tidur dengan pria lain dikamar hotel.

Malam ini Rama sudah menyiapkan pesta pertunangan yang sangat mewah untuk Dilan dan Gina. Pesta itu diadakan disalah satu gedung mewah dikota itu. Para tamu undangan pun sudah memenuhi tempat itu.

Amara yang sejak tadi berdiri disamping suaminya dengan gaun merahnya terus menatap kearah Devan dan Erina yang juga datang sebagai tamu undangan. Saat ini Amara sedang berdiri didepan bersama suaminya. Mereka sedang menyaksikan acara penukaran cincin putra mereka dengan Gina.

Dilan memakaikan cincin dijari manis Gina, walaupun hatinya sangat tidak ingin, namun dia tidak bisa membantah keinginan papanya. Sesekali Dilan melihat pada Erina yang sedang berdiri bersama tamu undangan lainnya. Harusnya Erinalah yang berdiri disampingnya saat ini.

Sementara Erina yang menjadi pusat perhatian Dilan dan Amara pun mulai merasa tidak nyaman, apalagi saat ini ada Devan disampingnya.

"Apa yang sedang kamu lihat?" tanya Devan pada Erina.

"A-aku punya mata jadi aku bisa melihat apapun" jawab Erina sedikit sewot karena sejak tadi Devan juga terus menatapnya dengan tatapan tajam.

"Jika kamu berani menatap pria lain, maka aku akan memakanmu setelah kita pulang nanti" ancam Devan membuat Erina menatap kesal padanya.

Erina merasa jika Devan menjadi sangat pencemburu sekarang. Kemudian Erina memasukan kue ditangannya kedalam mulutnya hingga beberapa kali, membuat mulutnya terasa penuh. Devan yang melihatnya pun tersenyum melihat tingkah Erina yang menggemaskan itu.

"Ada yang menempel di bibirmu" ucap Devan saat melihat ada sisa kue yang menempel dibibir Erina.

Erina menaruh piring kecil ditangannya ke atas meja, lalu dia mencoba membersihkan bibirnya dengan tangannya.

"Biar aku bantu bersihkan" ucap Devan.

Kemudian Devan mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Erina, menyapunya dengan lembut. Erina hanya bisa membulatkan matanya dengan sempurna karena perbuatan Devan padanya, bahkan sekarang mereka sedang berada ditempat umum, bisa-bisanya Devan mencium bibirnya.

Devan melepaskan ciumannya dan menatap Erina, dia merasa sangat puas melihat ketegangan diwajah kekasihnya itu.

"A-apa yang kamu lakukan?" tanya Erina dengan sangat gugup.

"Sejak tadi mantan kekasihmu itu terus menatap pada kita, jadi aku pikir kita harus menunjukkan sesuatu padanya" jawab Devan dengan santai.

Erina memang menyadari jika Dilan terus menatap mereka, namun bukan berarti Devan bisa seenaknya menciumnya didepan umum seperti tadi.

"Aku ingin pergi ke toilet sebentar" ucap Erina, dia merasa sangat gugup gara-gara ciuman dari Devan.

Devan sendiri sebenarnya sudah ingin keluar dari gedung itu dan ingin mengajak Erina untuk makan malam yang romantis. Namun pesta itu baru saja dimulai hingga dia tidak enak jika harus meninggalkannya begitu saja.

"Aku akan mengantarmu" Devan ingin berbalik namun Erina menahan tangannya.

"Tidak perlu, aku hanya sebentar. Kamu tunggu disini saja" Erina segera pergi meninggalkan Devan, dia berjalan keluar dari ruangan dan mencari arah toilet.

Selama didalam toilet, Erina hanya berdiri mematung didepan cermin. Rasanya waktu terasa begitu cepat berjalan, seperti baru beberapa waktu lalu saat dia dan Dilan menjalin hubungan dan memutuskan untuk bertunangan. Namun, sekarang Dilan sudah bertunangan dengan Gina, dan dia tidak ingin merusak hubungan mereka.

Erina menutup matanya rapat-rapat, menarik nafas dalam-dalam. Dia mencoba meyakinkan dirinya jika yang sekarang berada dihatinya adalah Devan, sudah bukan Dilan lagi.

Setelah merasa cukup lama berada didalam toilet, Erina segera keluar untuk kembali bergabung kedalam pesta. Dia tidak ingin membuat Devan menunggunya terlalu lama.

Tiba-tiba langkah Erina terhenti saat seseorang tengah berdiri tidak jauh darinya. Orang itu memakai pakaian serba hitam dan memakai topi hitam. Erina tidak bisa melihat wajahnya karena orang itu menundukkan kepalanya, hingga topi yang dipakainya menghalangi wajahnya.

"Maaf, permisi, apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Erina pada sosok itu.

Namun tidak ada jawaban hingga membuat Erina merasa bingung. Dia melihat sekelilingnya yang memang hanya ada mereka berdua saja disana.

Sosok itu perlahan mengangkat wajahnya dan menatap Erina, ternyata dia adalah pria yang waktu itu tidur dengan Erina. Dia memang sengaja datang kesana untuk menemui Erina.

Seketika tubuh Erina terasa lemas, bibirnya terasa kelu, bahkan dia seperti sulit untuk bernafas saat melihat pria yang berdiri dihadapannya itu. Bagaimana mungkin pria itu bisa muncul dihadapannya, Erina sudah tidak ingin melihat wajah itu lagi, dia ingin melupakan orang yang sudah merenggut kesuciannya.

"Erina..." Pria masih menatap pada Erina, bahkan dia mulai melangkahkan kakinya untuk mendekati Erina.

Erina ingin mengatakan sesuatu, namun suaranya seperti tidak bisa keluar. Bahkan matanya mulai memerah menahan air mata.

"Erina, aku sengaja datang untuk menemui kamu. Aku ingin mempertanggung jawabkan perbuatan aku, Erina. Aku akan menikahi kamu" ucap pria itu saat sudah berdiri tepat dihadapan Erina.

Plakkk...

Sebuah tamparan keras mendarat diwajah pria bertopi itu. Dengan sekuat tenaga Erina berusaha mengumpulkan tenaganya untuk menampar wajah pria yang sudah membuat hidupnya hancur.

"Tanggung jawab? Apa kamu pernah memikirkan bagaimana nasibku sebelum kamu berani menyentuhku yang saat itu dalam keadaan tidak sadar?" Erina mengatakannya dengan menangis. Hatinya kembali hancur saat melihat wajah pria dihadapannya itu.

Bahkan jika pria itu mau bertanggung jawab padanya sekarang, semua itu tidak akan merubah apapun dalam hidupnya. Ayahnya tidak akan menjadi hidup lagi, dan ibunya tidak akan sembuh begitu saja.

"Erina, aku tau aku bersalah. Waktu itu Gina yang menyuruh aku untuk meniduri kamu, aku hanya melakukan apa yang dia perintahkan, itu saja" ucap pria itu.

Erina menatap tajam pada pria itu saat pria itu menyebutkan nama Gina. "Sepertinya kamu sangat mengenal Gina dengan baik?"

Pria itu menganggukkan kepalanya, "Iya, aku cukup mengenalnya. Sudah beberapa kali kami bertemu."

Erina menjadi sangat yakin jika memang benar-benar Gina yang sudah melakukan semua ini padanya. Dia merasa semakin membenci wanita yang pernah dia anggap sebagai sahabat itu.

Rupanya sejak tadi Amara sedang melihat mereka dari kejauhan, dia memang sengaja menyuruh pria itu untuk bertanggung jawab pada Erina supaya hubungan Erina dan Devan berakhir.

Amara juga meminta pria itu untuk menyebut nama Gina supaya orang-orang percaya jika memang Gina lah yang sudah menyuruhnya. Padahal kenyataannya Gina tidak mengenal pria itu sedikitpun karena waktu itu dia hanya meminta Gina untuk membawa Erina ke hotel, selebihnya Amara yang sudah mengatur semuanya.

Erina berjalan dengan cepat setelah mendengar penjelasan dari pria itu, namun pria itu mengejarnya dan mencoba menghentikan langkahnya. Pria itu memegangi pergelangan tangan Erina dengan sangat kuat.

"Lepaskan...!!" Erina mencoba melepaskan tangannya dari pria itu, dia tidak ingin berurusan dengan pria itu lagi.

"Tidak, Erina. Aku tidak akan melepaskan kamu sebelum kamu mau memaafkan aku dan menikah dengan aku" ujar pria itu.

Erina terus mencoba melepaskan tangannya sebelum ada orang yang melihat mereka berdua disana. Dia sangat ingin berteriak untuk meminta tolong, namun dia tidak ingin mengundang perhatian orang-orang, mereka pasti hanya akan mempermalukannya lagi jika melihatnya sedang bersama dengan seorang pria.

Apalagi Erina datang kesana dengan Devan, walaupun Devan akan percaya padanya, namun Erina tidak ingin membuat Devan merasa malu hanya karena dirinya.

Bughhhh...

Tiba-tiba seseorang datang dan memberikan tinjunya pada pria itu hingga pria itu melepaskan pegangannya pada tangan Erina dan jatuh tersungkur kelantai.

💞💞💞

Terpopuler

Comments

Tatiputri Solo

Tatiputri Solo

naif bgt Erina sdh tau dlm bahya bukny lari atau tetiak mlh ngobrol sdh tau sepi hadeh

2024-01-10

4

Fhita Iftha

Fhita Iftha

Devan

2023-12-23

1

haifa gemes

haifa gemes

Tegang thor bacanya

2023-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!