Erina kembali ke gedung Galaxy Group dengan menggunakan taksi karena Dani sudah kembali kesana lebih dulu. Dia akan menyiapkan mentalnya untuk bertemu dengan Devan nanti. Jika bukan karena satu kantor, Erina masih enggan untuk melihat wajah Devan.
Didepan sana Erina melihat Amara dengan Burhan, mereka nampak sangat mesra dan masuk kedalam mobil milik Burhan.
"Tante Amara? Apa yang dia lakukan dengan Pak Burhan?" gumam Erina dari dalam taksi. "Apa jangan-jangan mereka..."
Erina tidak melanjutkan kata-katanya, dia tidak ingin menduga-duga. Bisa saja mereka bertemu untuk suatu urusan pekerjaan. Karena setau Erina hubungan Amara dan Rama sangat harmonis, jadi tidak mungkin jika Amara berselingkuh dibelakang suaminya.
Siangnya digedung Galaxy Group.
Burhan datang ke perusahaan milik keluarga Dirgantara itu. Dia sedang membicarakan tentang pekerjaan bersama dengan Devan diruangan kerja Devan.
Tentunya Devan menaruh curiga dengan keberadaan Burhan dikantornya, pria itu pasti bukan hanya sekedar ingin membahas tentang pekerjaan melainkan juga ingin melihat Erina. Apalagi sampai detik ini Erina masih mendiamkannya atas kejadian didalam villa tadi.
Erina masuk dengan membawa nampan berisi kopi ditangannya, dia menaruh dua gelas berisi kopi diatas meja. Pandangan mata Burhan tidak lepas dari wajah Erina tentunya, membuat Devan yang melihatnya merasa cemburu.
Erina pun melirik pada Burhan, dia kembali bertanya-tanya dengan apa yang tadi dia lihat dijalan. Namun dia segera memalingkan wajahnya dan melihat kearah Devan yang juga sedang menatapnya.
"Pak Devan, usia anda sudah cukup matang. Tidakkah anda ingin segera menikah?," ucap Burhan berbasa-basi. "Aku memiliki seorang putri yang sangat cantik, bagaimana jika aku mengenalkannya padamu?."
"Terimakasih Pak Burhan, tapi saya rasa tidak perlu. Saya bisa mencari sendiri calon istri yang tepat untuk saya." jawab Devan sambil melirik ke arah Erina yang masih berdiri didepannya.
Tiba-tiba Dani datang dengan mengetuk pintu ruangan Devan yang kebetulan tidak tertutup itu. Devan yang melihat Dani sedang menatap padanya seperti mengerti jika ada hal yang akan dibicarakan oleh Dani.
"Pak Burhan, saya permisi sebentar." ucap Devan.
"Baik Pak Devan, silahkan." jawab Burhan.
Kemudian Devan segera bangun, namun dia menghampiri Erina lebih dulu. "Kembalilah ke meja kerjamu dan selesaikan pekerjaanmu."
Devan tentunya merasa tidak tenang jika harus meninggalkan Erina berdua dengan Burhan diruangannya. Burhan pasti akan mendekati Erina dan mengatakan sesuatu pada kekasihnya itu.
Erina menganggukkan kepalanya, kemudian dia segera keluar dari ruangan Devan disusul oleh Devan dibelakangnya. Devan pergi bersama dengan Dani, mereka pergi keruang meeting dan memilih berbicara disana.
"Tuan, pria itu berhasil kabur. Dua orang penjaga yang saya tugaskan untuk berjaga didepan pintu sudah berusaha mengejarnya, namun sebuah mobil membawa pria itu pergi." Dani berkata dengan begitu serius, saat ini mereka sedang berdiri diruang meeting.
Devan nampak kaget, namun dia berusaha untuk tenang. "Itu berarti ada orang yang mengetahui jika kita sudah menyekap pria itu."
"Benar tuan, mungkin saja dia adalah orang yang menyuruh pria itu untuk tidur dengan nona Erina waktu itu." ujar Dani menduga-duga.
Devan nampak terdiam, akan menjadi masalah jika pria itu berkeliaran diluar sana. Apalagi jika Erina sampai bertemu dengan pria itu, walaupun tidak akan terjadi sesuatu yang buruk, namun Erina pasti masih memiliki trauma tersendiri atas kejadian itu.
"Cari tau siapa yang membawanya, sepertinya yang kita hadapi bukan orang biasa." Devan menduga jika ada orang lain lagi selain Gina yang berusaha untuk menghancurkan Erina.
Namun, siapa lagi yang Erina kenal selain keluarga Prasetya pada saat itu. Mungkinkah orang dari keluarga Prasetya dibalik semua ini. Dan kenapa orang itu ingin hubungan Erina dan Dilan berakhir? Mungkinkah status sosial menjadi penyebabnya?
Sementara itu, Burhan mendatangi meja kerja Erina. Dia berdiri didepan meja wanita itu dan melihat Erina yang nampak begitu serius dengan pekerjaannya.
Melihat wajah cantik Erina, rasanya Burhan sudah tidak sabar untuk membawa wanita itu keatas ranjang dan bisa bercinta dengannya.
Erina yang menyadari keberadaan Burhan didepannya pun langsung mendongakkan kepalanya, kemudian dia segera berdiri untuk menyapa Burhan.
"Pak Burhan, apa ada sesuatu yang anda butuhkan?" tanya Erina dengan sopan.
Namun Burhan tidak langsung menjawab pertanyaan Erina, dia menyunggingkan senyum licik diwajahnya.
"Erina, keluarga Dirgantara adalah keluarga paling terpandang dikota ini. Menurutmu bagaimana penilaian orang-orang jika mengetahui pewaris tunggal dari keluarga Dirgantara memiliki hubungan dengan wanita sepertimu?" ucap Burhan.
Erina hanya terdiam, dia sangat sadar siapa dirinya. Namun yang dia tau sekarang dia hanya mencintai Devan, walaupun dia sendiri tidak tau hubungan mereka kedepannya akan seperti apa. Mungkinkah akan berakhir sama seperti hubungannya dengan Dilan dulu.
Kemudian Burhan menunjukkan foto-foto Erina saat didalam hotel bersama seorang pria beberapa bulan lalu. Dia mengambil foto-foto itu dari balik jasnya. Erina yang melihatnya pun merasa sangat kaget karena Burhan bisa memiliki foto-foto itu. Padahal Erina baru mengenal Burhan beberapa minggu yang lalu.
"Kita sama-sama tau, Erina. Wanita seperti apa kamu ini. Bagaimana jika foto-foto kamu ini tersebar di media sosial dan tuan Arya Dirgantara melihatnya?" ucap Burhan, kemudian Burhan melanjutkan kata-katanya. "Kamu pasti sudah mendengar bukan jika tuan Arya sudah beberapa kali memecat sekertaris Devan? Apa kamu ingin memiliki nasib yang sama seperti mereka.?"
Erina mencoba untuk tenang, dia tidak ingin terpancing emosi oleh kata-kata Burhan.
"Pak Burhan, darimana anda mendapatkan foto-foto itu? Lagipula saya rasa hubungan saya dengan Pak Devan tidak ada hubungannya dengan anda." Erina sangat penasaran bagaimana foto-foto itu bisa berada ditangan Burhan.
"Aku bisa melakukan apapun Erina, bahkan jika aku mau, dalam hitungan detik foto-foto ini bisa tersebar" Burhan kembali tersenyum licik, dia bisa melihat wajah Erina yang mulai nampak tegang.
"Pak Burhan, saya tidak memiliki masalah apapun dengan anda. Kenapa anda melakukan ini pada saya?" tanya Erina.
"Tapi aku ingin memiliki masalah denganmu Erina, terutama dengan Devan" jawab Burhan dengan enteng.
Burhan segera menyimpan foto-foto itu kembali dibalik jasnya saat melihat Devan sedang berjalan kearah mereka.
"Pak Devan, sepertinya saya harus pergi sekarang, saya masih memiliki pekerjaan yang menumpuk. Saya berharap anda bisa mempertimbangkan ucapan saya tadi. Putri saya tidak kalah cantiknya dengan sekertarismu ini" Burhan melirik kearah Erina, kemudian dia menepuk-nepuk pundak Devan sebelum pergi.
Devan menatap pada Erina setelah Burhan pergi. Dia melihat kecemasan diwajah wanita itu.
"Ada apa? Apa dia mengatakan sesuatu padamu?" tanya Devan khawatir.
Erina menggelengkan kepalanya sambil memaksakan senyum diwajahnya. "Tidak ada, tidak ada yang dia katakan"
Devan langsung memeluk Erina, dia tau jika Erina sedang berbohong. "Jangan mencemaskan atau menakuti apapun. Aku ada disini untuk menjaga dan melindungimu."
Melihat sikap Devan yang seperti sekarang membuat Erina tidak bisa marah begitu lama pada pria itu. Devan selalu bisa membuatnya merasa nyaman dan terlindungi.
Erina mengangguk dalam pelukan Devan, dia sangat takut jika harus kehilangan Devan. Pastinya akan banyak halangan dalam hubungan mereka, apalagi dengan status sosial dan adanya foto-foto dirinya ditangan Burhan tadi. Kenapa juga pria itu harus mengancamnya dengan foto-foto itu?
💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️
aduh erina sok rahsia2 kasitahu aja devan ntar pandailah devan lakukan sama pria tua itu.
2024-07-18
2
Hoiriyah Zainal
lama2 malas sama erina mulut tuh diam terus
2024-02-06
3
Fhita Iftha
jujur pada Devan dong
2023-12-23
2