Bab 13 : CBSP

Devan menghentikan mobilnya saat dia sampai didepan kantornya. Dari dalam mobil dia melihat Erina masuk kedalam mobil lalu mobil itu melaju pergi meninggalkan area kantor.

Devan mengikuti mobil itu dari arah belakang, dia ingin tau siapa yang pergi dengan Erina. Kemudian Devan kembali menghentikan mobilnya ketika mobil yang diikutinya berhenti disebuah cafe.

Rupanya Erina pergi bersama dengan Dilan. Tadi sebelum jam makan siang, Dilan menelfonnya dan mengajaknya untuk bertemu. Ini adalah pertama kalinya Dilan menghubunginya lagi setelah mengakhiri hubungan mereka.

Awalnya Erina ingin menolak, namun Dilan terus memaksanya untuk bertemu, jika tidak Dilan akan datang menemui Erina langsung dikantor Galaxy Group. Tentunya Erina tidak ingin terjadi keributan dikantor milik Devan itu, akhirnya dia mengiyakan ajakan Dilan.

Saat ini mereka berdua sudah berada didalam cafe dan sudah duduk dikursi pengunjung. Mereka duduk dengan saling berhadapan.

"Erina, aku ingin meminta maaf atas sikapku pada hari itu" ucap Dilan setelah mereka saling terdiam cukup lama.

Erina mengangkat wajahnya untuk menatap wajah Dilan. Beberapa bulan ini dia memang masih sangat mencintai Dilan. Namun sekarang Devan sudah datang dalam hidupnya, apalagi Dilan juga sudah akan bertunangan dengan Gina, Erina tidak ingin menjadi penghalang hubungan antara Dilan dan Gina.

"Aku sudah memaafkan kamu, tidak ada yang menginginkan semua ini terjadi, terkhusus bagi aku. Lagipula kamu dan Gina akan segera bertunangan, Gina gadis yang baik, aku harap kamu bisa mencintainya dengan tulus" ucap Erina.

"Tidak Erina! Aku tidak pernah mencintai Gina. Semua ini bukanlah keinginanku, kamu sangat tau jika aku masih sangat mencintai kamu, Erina."

"Cukup Dilan! hubungan kita sudah berakhir. Sekarang lebih baik kita mengambil jalan kita sendiri-sendiri. Aku tidak mau menyakiti Gina, bagaimanapun juga Gina adalah sahabatku, aku tidak ingin menjadi penghalang hubungan kalian." Erina mengatakannya dengan mata berkaca-kaca, tapi dia berusaha menahan supaya air matanya tidak terjatuh.

Kali ini Erina tidak ingin menangis lagi didepan Dilan, dia tidak ingin terlihat lemah. Lagipula dia sudah mengikhlaskan Dilan untuk Gina, dia ingin melihat mantan kekasih dan sahabatnya itu bahagia.

Namun tidak dengan Dilan, dia akan tetap mengejar Erina kembali. Dia tidak rela jika Erina jatuh ketangan Devan, apalagi dari yang dia dengar jika Devan sering bermain dengan wanita, bahkan pria itu sudah mengakuinya sendiri semalam di cafe.

"Erina, Devan bukanlah pria yang baik untuk kamu. Kamu terlalu polos, kamu tidak mengenal siapa Devan. Jangan mudah terbujuk oleh rayuan pria itu, Erina. Devan adalah pria yang sudah sering tidur dengan banyak wanita." ucap Dilan mencoba meyakinkan Erina.

Erina mencoba untuk tenang, dia tidak ingin terpancing emosi dengan ucapan Dilan. Walaupun dia baru mengenal Devan, namun dia sangat mempercayai pria itu. Saat melihat tatapan mata Devan semalam, dia bisa melihat cinta dimata Devan untuk dirinya.

Sementara Devan, pria itu juga sedang duduk dikursi pengunjung sambil menatap ke arah mereka sejak tadi. Devan memang sengaja tidak mendekati Erina dan Dilan. Dia akan membiarkan Erina dan Dilan untuk bicara berdua.

Terlihat Erina menarik nafas dalam-dalam, dia menatap Dilan dengan tatapan tajam.

"Lalu pria seperti apa yang baik untuk aku? Bahkan kamu sendiri meninggalkan aku saat mengetahui aku sudah tidur dengan pria lain." ucap Erina membuat Dilan terdiam. "Dilan, mungkin ini adalah pertemuan kita yang terakhir, aku harap kamu bisa bahagia bersama dengan Gina, selamat tinggal."

Erina segera bangun dan berjalan pergi meninggalkan Dilan. Dia harus kembali kekantor sebelum Devan datang atau Devan akan salah paham jika mengetahui dirinya baru saja bertemu dengan Dilan.

Sementara Dilan, pria itu masih terduduk lemas diatas kursi. Dia ingin sekali mengejar Erina, tapi wanita itu sepertinya sudah sangat kecewa padanya. Mungkin pelan-pelan dia akan mendekati Erina kembali, dia akan terus berusaha untuk bisa mendapatkan cinta Erina kembali.

💓💓💓

Taksi yang dinaiki Erina berhenti didepan kantor. Lalu Erina segera turun dan berjalan menuju pintu utama. Namun langkah Erina terhenti saat melihat Devan sudah berdiri didekat pintu utama.

Devan berjalan menghampiri Erina, dia menatap tajam pada wanita itu. "Dari mana kamu?"

Erina nampak gelagapan untuk menjawab, "A-aku baru saja makan siang dengan teman"

Padahal Erina belum sempat makan tadi dicafe, dia sengaja berbohong karena tidak ingin Devan berfikir yang macam-macam.

"Teman? teman yang mana? kenapa dia tidak kembali bersamamu?" tanya Devan, dia sengaja berpura-pura tidak tau jika Erina baru saja bertemu dengan Dilan.

"Dia tidak bekerja dikantor ini, dia adalah teman kuliahku dulu" jawab Erina.

Devan tidak tau kenapa Erina harus berbohong padanya. Mungkinkah Erina takut jika dirinya akan marah padanya jika tau Erina baru saja menemui Dilan.

Namun Devan tidak ingin mempermasalahkan semua itu, dia meraih tangan Erina dan menggenggamnya.

"Ayo kita masuk, sudah waktunya untuk bekerja kembali" ajak Devan, lalu mereka segera masuk kedalam gedung.

Erina merasa bersyukur karena Devan tidak terus mengintogerasinya. Lagipula dia tidak melakukan sesuatu yang macam-macam dibelakang Devan. Dia hanya sekedar berbicara dengan Dilan tadi dicafe.

Devan membawa Erina masuk kedalam ruangan kerjanya, rupanya Devan sudah menyiapkan makan siang untuk mereka diatas meja. Dia sudah memesan banyak makanan tadi karena dia tau jika Erina tidak memakan apapun tadi saat dicafe.

"Aku belum makan siang, jadi aku ingin kamu menemani aku makan disini" Devan segera duduk di kursi sofa, lalu dia menepuk sofa sebelahnya dan menyuruh Erina untuk duduk. "Duduklah"

Sebenarnya Erina juga merasa sangat lapar, namun dia tidak ingin menunjukkannya didepan Devan karena Devan akan tau jika dirinya berbohong tadi.

"Kenapa masih diam disitu, kemarilah..." perintah Devan lagi.

Dengan ragu-ragu Erina berjalan pelan kearah Devan. Belum sempat dia duduk, Devan sudah menarik tangannya lebih dulu hingga sekarang Erina duduk dipangkuan Devan.

"Apa yang kamu lakukan?" Erina ingin bangun namun Devan menahannya.

"Aku ingin makan dengan posisi seperti ini" ucap Devan dengan nada menggoda.

"Ini dikantor, tidak baik jika ada yang melihat kita" ujar Erina yang nampak gugup.

Devan tidak menghiraukan ucapan Erina, dia masih tetap melingkarkan tangannya dipinggang Erina.

"Bagaimana, apa kamu sudah memikirkan panggilan yang pantas untukku?" tanya Devan, rupanya dia masih mengingat permintaannya semalam saat didalam mobil.

Erina hanya mendengus kesal karena Devan tidak mau melepaskannya. "Tidak, aku tidak memikirkan hal tidak penting seperti itu!"

Devan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan mendengar jawaban dari Erina.

"Baiklah, kalau begitu suapi aku makan, tapi dengan bibirmu"

"Devan, jangan bercanda lagi!" Erina menutup matanya rapat-rapat saat dia keceplosan menyebut nama Devan tanpa embel-embel.

Devan menyunggingkan senyum di bibirnya. "Sekarang aku tau kamu memanggilku apa. Apa kamu tidak ingin memanggilku kakak atau sayang? usiaku 5 tahun lebih tua dari kamu" Devan terus saja menggoda Erina, saat ini wajah Erina sudah mulai merona merah seperti kepiting rebus.

"A-aku..." ucapan Erina terpotong saat mendengar seseorang mengetuk pintu dari luar.

Devan dan Erina saling menatap kearah pintu, kemudian mereka saling menatap kembali.

"Tunggu disini, aku akan membukakan pintu" Devan segera melepaskan tangannya dari pinggang Erina.

Kemudian Devan segera bangun saat Erina sudah bangun dari pangkuannya, dia segera membukakan pintu dan ternyata Dani yang datang.

Dani menundukkan sedikit kepalanya saat melihat Devan membuka pintu, kemudian dia melihat ke arah Erina yang sedang berdiri disamping sofa.

Devan mengerti dengan maksud Dani, pasti ada hal penting yang ingin dilaporkan oleh asistennya itu. Ini pasti berhubungan dengan pria yang sudah mereka sekap didalam gudang tua.

Kemudian Devan melihat kearah Erina dan melihat wanita itu datang mendekat kearah mereka.

"Aku akan memakan makanannya nanti, sekarang aku harus kembali bekerja, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan lebih awal" Erina tidak bermaksud untuk berbohong. Namun akan lebih baik jika dia keluar dari ruangan Devan sekarang, sepertinya ada hal penting yang akan dibicarakan oleh dua pria itu.

"Baiklah, nanti aku akan memanggilmu" Devan mengusap wajah Erina sebentar sebelum wanita itu keluar dari ruangannya.

Devan segera duduk dikursi kerjanya begitu Erina sudah keluar dari ruangannya. Sementara Dani berdiri didepan meja kerja Devan.

"Apa pria itu mengatakan siapa yang sudah menyuruhnya? Atau ada orang yang kamu curigai dalam hal ini?" tanya Devan.

"Saya mencurigai nona Gina tuan, besar kemungkinan nona Gina adalah orang yang sudah menjebak nona Erina untuk tidur bersama dengan pria itu. Nona Gina memiliki foto nona Erina dan pria itu saat didalam kamar hotel, untuk apa coba dia menyimpan foto itu jika bukan dia yang sudah mencetak foto-foto itu dan mengirimkannya pada orang tua nona Erina." jawab Dani.

Devan hanya termenung mendengar penjelasan dari Dani. Dia akan membongkar sampai tuntas tentang kejadian yang sudah menimpa Erina. Dia tidak akan memaafkan orang yang sudah membuat hidup Erina menderita.

Sejak tadi rupanya Erina mendengarkan pembicaraan Devan dan Dani, pintu ruangan itu memang tidak tertutup dengan rapat sehingga dia bisa mendengar dengan jelas apa yang dibicarakan oleh Devan dan Dani. Tadinya Erina ingin kembali untuk mengambil tasnya yang dia taruh diatas sofa, namun begitu mendengar nama Gina disebut Erina mengurungkan niatnya untuk masuk kembali keruangan Devan.

Air mata Erina menetes, dia tidak menyangka jika sahabatnya sendiri yang sudah menjebaknya untuk tidur dengan seorang pria. Padahal dia sudah merelakan Dilan untuk Gina karena dia pikir Gina juga pantas bahagia, apalagi Gina terlihat begitu mencintai Dilan.

Tangan Erina mengepal erat, dia bukan hanya kehilangan Dilan akibat perbuatan Gina padanya. Namun dia juga harus kehilangan ayahnya, bahkan ibunya sampai sekarang masih dalam kondisi depresi.

💓💓💓

Terpopuler

Comments

Fhita Iftha

Fhita Iftha

Dari judul nya sja sdh tau

2023-12-23

2

dewidewie

dewidewie

wah, sayang ya yang ambil keperawanan Erina bukan Devan, padahal aku sudah berharap Lo kalau Devan adalah pria itu.🙄

2023-11-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!