Hari sudah mulai gelap, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Erina keluar dari kamar, dia ingin menemui Devan dan meminta pria itu untuk mengantarkannya pulang.
Namun Erina tidak tau yang mana kamar Devan. Dia mengelilingi setiap ruangan, namun tidak melihat siapapun disana. Mungkinkah Devan hanya tinggal seorang diri di rumah sebesar itu?
Erina melihat sebuah pintu ruangan yang dia yakini sebagai kamar Devan. Lalu Erina mengetuk pintu ruangan itu namun tidak ada jawaban.
"Pak Devan, apa anda didalam?" Erina terus mengetuk pintu namun masih tidak ada jawaban.
Kemudian Erina mencoba membuka pintu ruangan itu yang ternyata tidak dikunci, ternyata itu ada sebuah kamar yang sangat luas. Erina melihat sekelilingnya, lalu dia melihat ke arah ranjang, disana Devan sedang tidur tengkurap dengan bertelanjang dada, pria itu hanya mengenakan celana panjang saja untuk tidur.
Erina menjadi sangat gugup, dia ingin keluar dari kamar Devan. Namun dia juga harus segera pulang, tidak mungkin jika dia harus bermalam di sana bersama dengan Devan. Kemudian Erina memberanikan diri untuk mendekati ranjang Devan, dia akan membangunkan Devan untuk mengantarkannya pulang.
"Pak Devan, bangun pak..." saat ini Erina sudah berdiri disamping ranjang Devan. Dia mencoba membangunkan pria itu tanpa menyentuhnya.
Namun Devan tetap tidak bangun, lalu Erina sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya ke arah Devan.
"Pak Devan, tolong antarkan saya pulang pak, ini sudah malam" Erina menghela nafas panjang, sepertinya Devan tidak akan bangun.
Erina kembali berdiri dengan tegak, dia ingin segera pergi namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh Devan hingga tubuh Erina jatuh ke atas ranjang Devan.
Erina tertidur tepat disamping Devan, kemudian dia melihat Devan membuka matanya.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Devan.
"Ma-maaf pak, saya hanya ingin membangunkan bapak untuk mengantarkan saya pulang" Erina ingin segera bangun, namun Devan melingkarkan tangannya di perut Erina untuk menahannya.
Devan kembali menutup matanya "Aku lapar, apa kamu bisa membuatkan makanan dulu untukku sebelum pulang?"
"Te-tentu saja, saya akan membuatkan makan malam untuk bapak"
Devan menarik tangannya dari perut Erina, matanya masih terpejam.
Kemudian Erina menoleh ke arah Devan, dia memandangi wajah tampan pria itu. Devan memang sangat tampan, bahkan Erina hampir saja terpesona dengan wajah itu.
"Apa yang sedang kamu lihat?" Devan membuka matanya, dia melihat Erina sedang menatapnya.
"A-aku akan membuat makan malam sekarang" Erina nampak gelagapan, kemudian dia segera bangun dan keluar dari kamar Devan.
Erina mencari dapur, kemudian dia segera mencari sesuatu untuk dimasak sebelum Devan menyusulnya ke dapur. Pria itu terus membuat jantungnya meloncat-loncat seharian ini, lebih tepatnya Erina merasa sangat takut jika didekat Devan. Pria itu pasti sudah sering tidur dengan banyak wanita, Erina tidak mau Devan mengira dirinya sama dengan wanita-wanita itu yang dengan mudah menyerahkan tubuh mereka.
Namun, Erina tidak menyangkal jika Devan memang sangat tampan dan memiliki tubuh yang nyaris sempurna. Erina tidak mengerti mengapa pria setampan dan semapan Devan tidak memiliki seorang kekasih, pria itu lebih memilih membayar wanita hanya untuk sekedar menemaninya di atas ranjang.
Kemudian Devan datang menghampiri Erina, dia melihat sudah ada makanan dimeja makan. "Duduk dan makanlah, setelah itu aku akan mengantarmu pulang"
"Tapi pak..."
Devan menarik kursi untuk duduk, kemudian dia menatap Erina yang masih berdiri disamping meja makan. "Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan barusan? Atau kamu ingin tetap tinggal disini dan tidur denganku?"
Erina merasa kesal dengan ucapan Devan, dia tidak ingin Devan mengira dirinya ingin memanfaatkan kesempatan untuk bisa tidur dengan pria itu. Kemudian Erina segera menarik kursi untuk duduk, dia mulai memakan makanannya.
...💓💓💓...
Setelah selesai makan, Devan segera mengantarkan Erina untuk pulang. Namun Erina tiba-tiba teringat jika dia harus menemui Gina untuk menayangkan sesuatu pada sahabatnya itu.
"Saya turun didepan sana pak" ucap Erina pada Devan, saat ini mereka sedang berada di dalam mobil.
"Memangnya dimana rumahmu?" tanya Devan.
"Rumah saya masih cukup jauh pak, saya ingat jika saya masih ada sedikit urusan. Jadi tolong turunkan saya disini saja" Erina kembali memohon, malam ini juga dia harus bertemu dengan Gina.
"Baiklah" Devan segera menghentikan mobilnya tepat diperempatan jalan.
"Terimakasih pak karena sudah mengantarkan saya, selamat malam" ucap Erina, kemudian dia segera turun dari mobil Devan.
Kemudian mobil Devan melaju meninggalkan Erina. Devan melihat Erina dari kaca spion mobil, dia tidak tau kenapa Erina meminta diturunkan dijalan, namun itu bukanlah urusannya.
Sementara itu Erina segera menyetop taksi, kemudian taksi itu membawa Erina ke alamat rumah Gina sesuai arahan dari Erina.
"Erina, apa yang kamu lakukan disini?" Gina baru saja membuka pintu rumahnya saat mendengar seseorang menekan bel rumahnya, dia melihat Erina sudah berdiri didepan pintu.
"Gina, ada yang ingin aku tanyakan padamu. Apa kamu menjalin hubungan dengan Dilan?" tanya Erina.
Gina memutar bola matanya, kemudian dia terkekeh entah apa yang lucu. "Apa yang kamu katakan Erina, aku tidak ada hubungan apapun dengan Dilan"
"Tapi tadi siang aku melihat kamu keluar dari mobil Dilan, apa kalian pergi bersama?" Erina sangat tau jika Dilan sangat mencintainya dan Dilan bukanlah pria yang akan mudah tergoda dengan wanita lain.
Namun semua itu hanyalah masa lalu, nyatanya Dilan memang sudah kecewa dengannya. Jadi mungkin wajar saja jika pria itu sekarang menjalin hubungan dengan seorang wanita. Namun kenapa harus Gina?
"Kami hanya kebetulan bertemu tidak sengaja. Erina, aku tau kamu masih sangat mencintai Dilan. Tapi sekarang hubungan kalian sudah berakhir, kamu sendiri yang mengkhianati Dilan bukan? Jadi kalaupun aku dan Dilan memiliki hubungan seharusnya tidak masalah bukan untuk kamu?"
"Jadi benar kamu memiliki hubungan dengan Dilan sekarang?" tanya Erina.
Gina menganggukkan kepalanya, "Ya Erina, saat ini kami sedang dekat. Aku harap kamu bisa memaklumi, kamu dan Dilan sudah putus"
Erina merasa sangat kesal dengan pengakuan Gina. Dia mencoba menahan amarahnya. Bagaimana mungkin Gina yang selama ini dia anggap sebagai sahabat baiknya malah menjalin hubungan dengan pria yang sangat dia cintai.
"Gina, harusnya kamu membantu aku untuk menjelaskan pada Dilan tentang apa yang terjadi malam itu. Bukannya malah kamu mengambil kesempatan dalam hubungan kami" Erina mengatakannya dengan penuh emosi, dia tidak bisa membendung air matanya lagi.
"Erina sadarlah, kamu itu sudah tidak perawan. Keluarga Prasetya tidak mungkin mau menerima kamu dengan keadaan yang sekarang. Mereka dari keluarga terpandang, apa yang akan dikatakan orang nantinya jika tau calon menantu keluarga Prasetya adalah wanita yang sudah pernah tidur dengan pria dikamar hotel" Gina juga ikut emosi mendengar tuduhan dari Erina. Dia merasa Erina begitu egois. "Sudahlah Erina, sebaiknya kamu pulang. Aku tidak mau berdebat tentang masalah ini lagi denganmu"
Kemudian Gina segera menutup pintu rumahnya, dia meninggalkan Erina sendirian didepan rumahnya.
Padahal Erina memang sudah tidak ada hubungan dengan Dilan, tapi tetap saja Erina merasa tidak rela jika Dilan menjalin hubungan dengan Gina.
Kemudian Erina segera pergi meninggalkan rumah Gina, dia berjalan sendirian menyusuri jalanan yang cukup sepi itu. Sesekali Erina menyeka air matanya yang terus menetes, dia tidak bisa melupakan Dilan begitu saja. Dua tahun bukan waktu yang sebentar, seharusnya sekarang dia dan Dilan sudah bertunangan dan akan segera menikah.
Tiba-tiba Erina teringat akan ibunya, dia harus segera sampai dirumah dan memastikan ibunya sudah makan dan meminum obatnya. Erina ingin segera mencari taksi ketika tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat disampingnya.
Seorang pria turun dari kursi pengemudi, ternyata itu adalah Burhan. Erina nampak sangat kaget saat melihatnya, apalagi setelah apa yang dikatakan oleh Burhan tadi siang. Mengapa pria itu harus datang disaat seperti ini.
... 🏵️🏵️🏵️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️
dasar teman makan teman mah nie huh pura2 ternyata dia kepala dibalik topeng huh tunggu kebusukan kau muncul gina.apa orgtua gatal nie buat disini adeh.
2024-07-18
2
Hera Puspita Sari
pasti gina yg menjebak erina
2024-02-19
2
Rey
Erina salah menganggap Gimana sahabatnya.
gak ada seorang sahabat menjalin kasih dengan mantan sahabatnya sendiri. mana jarak waktunya mepet banget lagi.
2024-02-08
1