Wish List

“Saya pergi dulu, kalau ada apa-apa telpon saya." Ucap aldy seraya mencium kening aida.

"Iya kak, kak aldy hati-hati di jalan, kalau udah sampai kabarin aida". Balas aida

Aldy pun hanya membalas dengan anggukan kepala saja.  Aida pun bersiap-siap untuk berangkat ke lokasi syuting.

"Ra, kok lo kerja? Gak honeymoon?" Ucap shifa salah satu rekan seprofesinya.

"Suami aku belum ambil cuti fa, lagi pula aku kejar schedule syuting yg udah ku ambil."

"Oh, intinya jangan lupa buat keponakan buat gue ya" ucap shifa sambil tertawa.

"Buat sendiri sana, emang kamu gak bosan pacaran terus fa?"

"Yakan gue tunggu abang lo ra, bertahun-tahun baru sekarang mau ajak nikah, masa gue keduluan lo sih. Kesal gue sama abang lo."

"Yang sabar ya buk."

"Eh, btw aldy gimana?" Dia kan tampang-tampang cuek gitu, sama lo cuek gak dia?"

"Biasa aja sih fa,"

"Lo diam-diam aja ya ra, nanti pura-pura gak tau aja. Kata abang lo, suami lo dulu pernah suka sama seseorang gitu sebelum nikah sama lo, mereka belum sempat jadian."

"Soal itu aku udah tau fa, kak aldy udah pernah bilang."

"Terus tu cewe gimana? Cantik gak? Lebih dari lo gak"

"Aku gak tau dia gimana, tapi kayak nya kak aldy sangat mencintainya, yang aku harapkan sekarang kak aldy bisa secepatnya melupakan perempuan itu, dan bisa menerima aku di hidupnya fa."

"Semoga aja ya sist."

Pukul 16.00 aida sudah sampai dirumah, aida pun mulai membersihkan diri kemudian membantu sang mama mertua menyiapkan hidangan makan malam.

Selesai makan, seluruh anggota keluarga berkumpul di ruang keluarga, sudah menjadi rutinitas keluarga aldy untuk berbincang-bincang setelah makan malam, ini dilakukan agar keluarga nya tetap terjaga keharmonisannya.

"Kak ira nanti sibuk gak?"

"Enggak bil, ada apa bil?" Jawab aida

"Billa besok ada ujian fisika, terus ada beberapa materi yang billa gak paham, kata mama kakak dulu jago fisika, makanya billa mau minta tolong kak ira ajarin."

"Sayang, kan kamu bisa lihat di youtube. Kak ira kan mau istirahat"Ucap mama linda

"Gak papa kok ma, biar ira coba bantu"

Ira dan billa pun berpamitan menuju kamar billa, walaupun ira kuliah di jurusan bisnis, dia masih tetap mengingat materi-materi SMA nya terutama fisika.

Pukul 21.30 ira kembali ke kamarnya, dia pun berjalan mendekati sang suami yang sedang duduk di atas ranjang sambil memainkan hp nya.

"Kok kak aldy belum tidur."

"Saya tunggu kamu."

Aida menggulung lengan baju aldy dan mengecek perbannya, ternyata perbannya sudah longgar dan ada sedikit noda darah yg tembus pada perbannya.

"Kok perban kak aldy bocor? Kak aldy banyak gerak ya?"

"Tadi gak sengaja kesenggol papa waktu saya jalan." Balas aldy

Aida pun mengganti perban aldy dengan yang baru. Aida cukup lihai dalam mengobati luka aldy, dulu aida pernah menjadi anggota PMR di SMA nya sehingga dia paham beberap pertolongan pertama.

Setelah selesai mengobati luka aldy, aida dan aldy pun membaringkan tubuh.

"Saya jadi merasa punya dokter pribadi" ucap aldy seraya tersenyum

"Janji jangan gini lagi ya kak, cukup sekali aida lihat kak aldy terluka."

"Saya gak bisa janji ai, karena taruhan pekerjaan saya  ya memang keselamatan, tapi saya akan usahakan pulang dengan keadaan selamat untuk kamu."

Aida memeluk aldy dengan erat, aldy pun membalas pelukan aida sambil mengelus punggungnya.

"Kamu udah ngantuk?" Tanya aldy

"Belum kak, ada apa kak?" Jawab aida yang mengangkat wajah nya untuk melihat wajah aldy.

"Gak ada, saya cuman mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu. Oh iya, kamu ada keinginan mau traveling ke suatu tempat gitu gak?"

"Ada kak."

"Kemana?"

"Banyak kak"

"Kamu sebutin aja" Ucap aldy

"Aida pingin umrah kak, waktu ayah sama ibu umrah aida gak ikut, soal nya aida punya keinginan suatu saat akan ke sana bersama suami aida kelak kak."

"Kamu mau pergi bersama saya?" Tanya aldy memastikan

"Kak aldy mau pergi sama aida?"tanya aida balik.

"Kok kamu tanya balik, kan saya duluan yang nanya."

"Kak aldy suami aida, dan jika kak aldy mau pergi bersama aida berarti salah satu wish list aida tercapai"

"Tunggu saya ambil cuti ya, baru kita pergi bersama."

"Makasih kak." Ucap aida bahagia.

"Ada lagi wish list kamu? Biar kita wujudkan bersama"

"ih kak, wish list pribadi aida ya aida wujudkan sendiri. Kalau wish list kita baru kita wujudkan bersama."

"Apa kamu mau mewujudkan wish list kita dari saya?"

"Emang wish list kak aldy buat kita apa?"

"Saya ingin kita menua bersama hingga akhir hayat dan didalamnya ada penerus-penerus kita"

"Bismillah ya kak, kita wujudkan bersama"

"Ai..."

"Iya kak."

"3 hari lagi saya harus pergi dinas"

"Berapa lama kak?"

"1 minggu ai."

Aida membalikkan badan nya menjadi membelakangi aldy,

"Ai...."

"Kenapa kak aldy baru kasih tau sekarang?"

"Dari pertemuan keluarga kita untuk pertama kali saya sudah ingin cerita ai, tapi saya urungkan"

"Kenapa kak? Kenapa kak aldy nikahin aida cepat-cepat kalau ujung nya baru beberapa hari nikah kak aldy udah mau ninggalin aida, kenapa gak nunggu kak aldy selesai dinas dulu.." Ucap aida yang masih membelakangi aldy, tak terasa air mata aida pun menetes

"Maaf ai, saya ingin kita lebih dulu punya ikatan sebelum saya pergi, setidaknya ada 1 hal yang akan saya perjuangkan untuk kembali nanti nya selain kedua orang tua saya."

"Kak aldy dinas dimana?"

"Saya diutus menjadi tim penyelamat perbatasan papua atas aksi KKB"

Tangis aida semakin tak dapat dibendung lagi mendengar lokasi dinas sang suami, aida tau aksi tersebut sangatlah berbahaya.

Aldy membalikkan tubuh aida dan mendekap nya.

"Itu sangat bahaya kak, apa gak bisa ganti orang?"

"Tidak ai, saya sudah menyanggupinya dan tidak ada lagi kesempatan untuk membatalkannya."

"Aida takut kak"

"Apa yang kamu takuti?"

"Aida takut kak aldy gugur dalam tugas"

"Saya tidak bisa berjanji ai, tapi saya usahakan pulang dengan selamat untuk kamu, doakan saya ya ai, sepulang dari dinas, mari kita wujudkan wish list kamu."

Aida tetap diam tanpa membalas ucapan aldy, dia sudah tidak sanggup berkata-kata. Cukup air mata nya yang dapat mewakili perasaannya.

Aida tau ini sudah menjadi resikonya menikah dengan abdi negara, aida benar-benar tidak siap kalau harus ditinggal saat usia pernikahannya masih berumur 2 minggu, ini masih terlalu cepat baginya.

"Jangan nangis lagi ya, sudah banyak air mata kamu keluar karna saya." Ucap aldy sambil menghapus jejak air mata di pipi aida.

Air mata aida terus menetes, dia masih tidak sanggup untuk ditinggal oleh aldy, aldy pun tak henti menghapus air mata yang dikeluarkan aida.

Aldy pun bangkit dari kasur dan mengangkat tubuh aida.

"Kak mau kemana?, kamu cuci muka dulu. Biar besok mata kamu tidak bengkak."

"Aida bisa jalan sendiri kak, lengan kak aldy masih luka, jangan angkat beban berat-berat"

Aldy tak menghiraukan ucapan aida, dia tetap mengangkat tubuh aida menuju toilet, aldy membantu aida mencuci mukanya.

Setelah mencuci muka, keduannya kembali ke ranjang untuk beristirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!