6.Keberangkatan

“Kalau kamu ngantuk tidur aja, nanti saya bangunkan" Ucap aldy sambil menatap wanita yang duduk di samping nya.

Sang wanita hanya tersenyum dan menggelengkan kepala nya pertanda dia tidak ingin tidur.

”kamu takut hm?”

“Takut apa kak?” Tanya ira

“Takut saya apa-apain kamu.”

“Kok kak aldy mikir begitu?” Tanya ira

“Ini udah larut, tidak mungkin kamu tidak ngantuk. Kamu malah menolak saat saya menawarkan kamu tidur” balas aldy

“Bukan begitu kak, ira memang lagi belum ngantuk saja. Kalau pun ngantuk ira nanti pasti tidur. Lagian kak aldy calon suami ira, untuk apa ira takut” balas ira

Ira kembali membayangkan kejadian beberapa jam yang lalu, dimana sang lelaki melamarnya di hadapan orang tuanya.

Flashback.

"Pa, papa maukan mendampingi aldy untuk melamar calon istri aldy?". Tanya aldy

"Papa pasti akan mendampingi kamu nak, tapi bukan begini cara kamu mengungkapkan keinginan kamu di depan mantan calon istri dan calon mertua kamu nak". Ucap papa aldy.

"Maaf pa". Setelah mengucapkan 2 kata itu, aldy langsung menghadap ke arah ayah rahman.

"Maaf yah kalau saya menyinggung perasaan ayah dan keluarga" ucap aldy.

Ayah rahman hanya tersenyum menanggapi kalimat yang dilontarkan oleh aldy. Sejujurnya hati ayah rahman sakit mendengar penolakan dari calon mantunya itu.

"Maaf yah aldy telah membatalkan perjodohan ini.”

Di satu sisi, ira masih menunduk seraya menahan sesuatu yang ingin keluar dari mata nya.

Aldy pun menarik nafas panjang dan menatap ayah rahman serius.

"Bismillah, saya Muhammad Aldyansyah serta didampingi oleh kedua orang tua saya berniat melamar putri dari ayah rahman yang bernama Aida Syahira untuk menjadi pendamping hidup serta penyempurnakan agama saya" Ucap aldy dengan lancar yang mengungkapkan isi hati nya yang sedari tadi dia pendam.

Sontak semua yang berada di ruang tamu kaget dengan ucapan yang baru saja aldy lontarkan, dimana dia baru saja menolak perjodohan sekaligus melamar wanita yang sama.

Ira yang sedari tadi menundukkan kepala sontak mengangkat kepalanya dan menatap aldy dengan raut wajah bingungnya.

"Bagaimana yah?" Tanya aldy.

"Apa alasan kamu menolak perjodohan ini dan kemudian mengajukan lamaran untuk anak saya?" Tanya ayah rahman dingin yang merasa dipermainkan oleh aldy.

Aldy yang mengerti dengan maksud kalimat yang di ucapkan ayah rahman pun coba menjelaskan agar tidak adanya kesalahpahaman.

"Maaf yah, jujur aldy tidak bermaksud mempermainkan keluarga ayah, alasan aldy menolak perjodohan ini karena aldy tidak mau orang-orang beranggapan kami menikah karena dijodohkan yang dimana pasti ada unsur keterpaksaan didalamnya. Dan aldy juga tidak mau ira menerima perjodohan ini karena faktor keterpaksaan." Balas aldy

Tidak dapat dibendung lagi, ira pun meneteskan air mata nya seraya tetap menundukkan kepala nya. Ternyata aldy menolak perjodohan bukan karna dirinya tidak mau menikah dengan ira, tapi karna aldy mau pernikahan mereka tidak dipandang karna unsur keterpaksaan.

"Baiklah kalau itu alasan kamu, dan untuk lamaran yang kamu ajukan, saya sebagai ayah ira tidak bisa mengambil keputusan untuk itu. Semua saya serahkan kepada ira." Ucap ayah rahman.

Mendengar kalimat yang dilontarkan ayah nya, ira perlahan-lahan menghapus air mata nya yang telah menetes agar tidak ada satupun yang melihatnya jika dia menangis.

Tanpa dia sadari aldy telah memperhatikan gerak-gerik ira sedari dia menundukkan kepalanya.

"Apa kamu tidak mau menerima lamaran saya ra, sehingga membuat kamu bersedih". Pikir aldy dalam hati.

Ayah rahman menyentuh pundak ira seraya berkata "ra, bagaimana keputusan kamu? Apakah kamu menerima atau menolak lamaran dari aldy?"

"Apakah kak aldy yakin melamar ira kak? Apa kak aldy tidak ingin menikahi wanita yang kak aldy cintai?" Ucap ira seraya menatap aldy. Bagaimanapun ira tau jika aldy telah memiliki wanita yang dicintainya.

"Saya telah melamar kamu di depan kedua orang tua kamu dan orang tua saya ra, itu artinya saya yakin dengan keputusan yang saya ambil."

Ira pun menarik nafas nya seraya berkata.

"Bismillah, atas izin ayah ibu, ira menerima lamaran dari kak aldy"

“Apa kamu yakin tidak terpaksa menerima saya ra?”

“Ira sama sekali tidak terpaksa menerima lamaran dari kak aldy.”

“Jadi kamu menerima lamaran saya?” Tanya aldy ulang

“Ira menerima lamaran kak aldy”

Semua yang ada disitu mengucap syukur, terutama aldy yang langsung memeluk mamanya seraya meneteskan air mata nya. Mama linda pun mengusap punggung sang anak seraya ikut menangis haru atas jawaban yang diberikan ira.

"Ma, doakan aldy agar bisa membahagiakan ira ya ma" ucap aldy pelan yang hanya didengar oleh mamanya

"Mama selalu mendoakan untuk kebahagiaan kamu nak" jawab mama linda pelan.

Sebelum aldy melepaskan pelukan dengan mamanya, aldy menghapus terlebih dahulu air mata nya.

Dapat ira lihat jika mata aldy merah seperti habis menangis.

“Apa mau bahas tanggal pernikahan nak?” Tanya papa aldy

”boleh pa”

“Jadi kapan kalian akan menikah? Apa mau berdiskusi dulu?” Tanya ayah rahman

“Apa boleh aldy menikahi ira secepatnya yah?”

“Tentu saja boleh, bukankah niat baik harus disegerakan?”

“Hm yah, ayah mungkin tau kalau profesi saya sebelum nikah harus mengajukan berkas pernikahan terlebih dahulu, dan itu membutuhkan waktu yang lumayan. Kebetulan besok hari terakhir pengajuan dalam bulan ini. Apakah aldy boleh membawa ira ke jakarta untuk mengurus persyaratan pernikahan kami?" Tanya aldy

"Jika ira tidak keberatan, ayah akan mengizinkan nya nak. Dan kebetulan ayah sudah mempersiapkan berkas-berkas ira atas arahan dari papa kamu.” Balas ayah rahman

ayah rahman memang sudah mempersiapkan beberapa berkas yang diperlukan untuk pengajuan nikah anaknya. Papa aldy sudah lebih dulu meminta ayah rahman mempersiapkannya agar semua dapat diurus dengan cepat walaupun keduanya belum memutuskan jawaban dari perjodohan keduanya.

Flashback off

Dan disinilah sepasang calon suami istri tersebut berada, aldy dan ira mengambil jadwal penerbangan pukul 00.30 Rute BTH-CGK.

Ira memejamkan matanya saat pesawat mulai lepas landas.

Aldy meletakkan kepala ira dibahunya.

“Maaf saya mengganggu tidur kamu. Saya cuman mau meletakkan kepala kamu dibahu saya agar lebih nyaman” ucap aldy saat ira tiba-tiba membuka matanya.

“Boleh?” Tanya ira

Aldy tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

Kepala ira kembali mendarat dibahu aldy.

”Ra…” panggil aldy

“Raa”

“Udah sampai kak?” Tanya ira

”Udah. Ayo turun”

sebelum turun, aldy memberikan waktu untuk ira mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.

Pukul 02.15 mereka sudah berada dibandara soekarno-hatta dan memilih memesan taksi untuk mengantarkan ira terlebih dahulu ke apartement nya.

Aldy mengantar ira sampai depan pintu apartement.

“Langsung istirahat”

“Iya kak. kamu juga hati-hati dijalan kak. Hm, apa kak aldy mau nginap disini?”

“Satu unit sama kamu?” Tanya aldy

”bukan begitu maksud ira kak. Kebetulan sebelah unit ira milik kakak angkat ira. Kak aldy bisa nginap di unit dia” balas ira

“Kirain kamu mau ngajak saya satu unit dengan kamu”

“Belum boleh kan” balas ira polos

”iya. Tapi tidak lama lagi sudah boleh. Ya udah, saya pamit dulu ya. Assalamualaikum” balas aldy

“Waalaikumussalam”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!