Kini jam sudah menunjukkan pukul 23.45, aida terbangung dari tidur nya, ternyata dia tertidur hampir 2 jam lama nya, melihat sang suami masih fokus di depan layar laptop nya, aida pun menghampirinya.
"Kak, udah larut malam, Mending kak aldy istirahat, lanjut besok aja"
"Nanggung ai. ai, bisa tolong buatkan saya kopi?"
"Aida buatkan coklat panas aja ya kk, kalau kopi nanti kk aldy makin lama istirahatnya"
"Ya udah terserah kamu aja ai".
Aida pun kembali dengan secangkir coklat panas nya, melihat sang suami yang memijit kepala, aida pun mengambil alih untuk membantunya.
Hampir 5menit aida memijit kepala sang suami sambil berdiri di belakangnya. Aldy yang kasihan melihat sang istri berdiri pun meminta aida untuk berhenti memijitnya.
"Kenapa kk, gak enak ya pijitan aida?" Tanya aida
"Enggak kok, enak banget malahan. Saya gak mau kamu capek berdiri, lebih baik kamu lanjut tidur aja ai,"
Tidak bisa dipungkiri, kepala aldy masih terasa sakit, tapi dia tidak mau melihat sang istri kecapean karena berdiri terlalu lama. Aldy pun mengambil alih kembali memijit kepala nya sendiri.
"Aida gak capek kok kk, sini aida lanjut ya."
Aldy pun menarik tangan sang istri dari kepalanya, dan mengangkat tubuh ramping sang istri kemudian mendudukkannya diatas pangkuan aldy. Aida yang mendapatkan perlakuan begitu pun langsung kaget, karena posisi keduanya terbilang i****. Dan untung saja aida sudah mengganti gamis nya dengan piyama, kalau tidak gamis tersebut pasti akan terangkat mengingat aldy memangkunya dengan posisi wajah yang saling memandang.
"Kamu pijit sambil duduk saja biar gak capek" ucap aldy yang melihat keterkagetan aida.
"Kak, badan aida berat, aida pijit dari belakang aja ya."
"Mau tetap diposisi begini atau kamu pergi istirahat sekarang hm?"
Aida pun menurut saja, dia kembali melanjutkan memijit kepala aldy dengan posisi duduk dipangkuan aldy, sejujurnya aida tidak mau berada diposisi seperti itu, karena itu gak baik untuk jantung nya yang terus berdetak kencang. tidak tega melihat sang suami memijit sendiri, akhir nya aida menurut saja.
Aldy mengalungkan tangannya dipinggang sang istri agar tubuh sang istri tidak terjatuh, sejujurnya aldy juga merasakan hal yang sama dengan yang aida rasakan, bagaimana pun aldy lelaki normal, posisi begitu sangatlah menyiksanya.
Untuk mengalihkannya, aldy kembali fokus dengan layar laptopnya.
"Kak, aida pijit dibelakang aja ya, kak aldy pasti kesusahan, lagi pula ini udah larut malam loh kk. Lanjut besok aja, sekarang kak aldy istirahat. Biar aida pijit kepala kak aldy dikasur nanti."
"Aida, ini kesempatan saya untuk mengajukan pindah tugas, udah gak keburu waktu lagi. Semakin lama saya mengajukan, semakin lama kamu tinggal berjauhan dengan orang tua kamu."
"Apa kak, jadi dari tadi kak aldy gak tidur cuman gara-gara mau ajuin pindah tugas?, kak aldy mau pindah kemana? Ke batam?"
"Iya, biar kamu tinggal nya gak berjauhan dengan orang tua kamu"
"Terus, kak aldy yang tinggal berjauhan dengan orang tua kakak?"
"Saya laki-laki ai, jadi tidak masalah"
"Aida perempuan kak, bagaimana pun keadaannya, istri lah yang harus ikut kemana suami pergi, bukan suami yang ikutin istri" balas aida
Aida pun turun dari pangkuan sang suami, dia pun bergegas mematikan laptop dan menutup nya.
"Ai..."
"Kak... udah ya. Aida ikut kemana pun kak aldy bawa aida, tapi gak gini caranya"
"Tapi ai, apa kamu gak keberatan tetap tinggal dijakarta dan berjauhan dengan orang tua kamu?" Tanya aldy memastikan
"Sama sekali enggak kak, kak aldy suami aida, udah sepantasnya aida ngikutin kak aldy, lagi pula kita bisa mengunjungi orang tua aida nanti nya. Batam-Jakarta enggak sejauh itu kok kak"
Aida pun mengakhiri pembicaraannya dan mengajak sang suami untuk beristirahat, yang disambut baik oleh sang suami.
"Sini kk, aida lanjut pijit kepalanya."
"Gak usah ai, saya bawa tidur aja. Besok pasti udah mendingan, sini kamu baring samping saya." Ucap aldy sambil menepuk kasur di sebelah nya.
Aida pun menurut, dia memposisikan berbaring disamping sang suami dengan memberikan sedikit jarak antar keduanya.
Aldy menarik tubuh sang istri hingga keduanya saling berhadapan, dengan posisi aida yang berada dipelukan aldy.
Untuk pertama kali nya aida secara sadar memulai tidur di pelukan sang suami, yang biasanya saat terbangunlah dia berada dipelukan aldy, bukan disaat memulai tidur seperti saat ini.
Walaupun aida sudah biasa berada dipelukan sang suami, tetap saja membuat aida gugup. Ntah hanya perasaan aida saja atau bagaimana, aida mendengar detak jantung sang suami yang berdetak begitu kencang.
Hangat dan nyaman, itu yang dirasakan keduanya.
"Have a nice dream". Ucap aldy seraya mengelus kepala sang istri sambil mengecup kening nya.
Pagi menyapa, aldy kembali pada rutinitasnya
"Kk, nanti kk pulang jam berapa?" Tanya aida
"Masih belum tau ai, ada apa?"
"Aida mau minta temanin ke butik kak, mau ambil baju buat acara besok. Tapi kalau kak aldy sibuk biar aida sendiri aja".
"Saya usahakan cepat pulang ya"
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 aldy sudah berada dirumah sejak 5 menit yang lalu, dia menepati janji nya untuk pulang cepat. Keduanya pun bergegas pergi ke butik langganan aida untuk menjemput baju yang akan aida berserta suaminya kenakan besok di acara award yang akan mereka hadiri.
Pukul 16.30 keduanya telah sampai dirumah, saat menuju ruang keluarga keduanya disambut dengan teriakan sosok gadis kecil, ternyata kakak aldy berkunjung kerumah nya membawa serta anak satu-satunya.
"Aunty, aunty kemana aja? Ura cari gak ada."Tanya sang gadis cilik kepada aida yang sudah menghamburkan dirinya dipelukan aida.
"Aunty tadi pergi ke butik sebentar sayang." Jawab aida sambil mencubit gemas pipi maura.
"Sayang, aunty sama uncle pasti capek. Biarkan aunty duduk dulu ya sayang" bujuk mama maura.
Aida dan aldy pun ikut bergabung di sofa, si gadis cilik tetap menempel dengan aida. Ocehan demi ocehan keluar dari mulut kecilnya. Walaupun maura baru ketemu dengan aida beberapa kali, tetapi maura tampak begitu dekat dengan aida.
"Sekarang udah gantian ya al, dulu kamu yang direcokin. Sekarang istri kamu" ucap mama linda sambil ketawa.
"Aunty, ura mau nagih sesuatu sama aunty,"
"Kamu mau nagih apa ura?" Tanya aida
"Issss, aunty gimana sih. Masi muda tapi pikun." Balasnya
"Kamu mau ice cream?" Tanya aldy
"Ih bukan uncle, kan ura mau minta adek kecil sama mama, terus kata mama minta nya sama aunty dan uncle. Dirumah cepi uncle, ntar biar ura ada temannya". Jawabnya jujur
Aldy dan aida langsung terdiam, indah selaku mama nya ura hanya bisa mendumel di dalam hati atas kepolosan anak nya yang terlalu frontal meminta langsung kepada adik dan adik ipar nya.
"Hem, gini dy. Kamu kan tau sendiri kalau maura masih kecil, jadi mbak belum mau tambah anggota lagi. Kebetulan mbak keingat kalian" ucap indah yang mendapatkan tatapan tajam sang adik.
"Kami baru menikah 1 minggu mbak, gak mungkin juga secepat itu. Semua butuh proses, kalau kayak gini kan jadi buat maura kecewa nantinya." Ucap aldy
"Maafin mbak ya aldy, ira"
Aida membalasnya dengan senyum manis nya, dia pun melirik sang bocah yang ternyata sudah tertidur pulas dipangkuannya. Aldy yang melihanya pun ingin mengambil alih maura dari pangkuan sang istri.
"Gak usah kak, nanti maura bangun"
"Nanti kamu keberatan mangku maura nya." Balas aldy
Mama linda dan mbak indah yang melihat interaksi keduanya pun tersenyum menggoda.
"Kamu udah cocok loh jadi calon ibu ra, kamu juga dy udah pas banget jadi ayah, mama jadi gak sabar nimang cucu dari kalian" ucap mama linda.
"Mohon doakan ya ma, agar kami segera diberi kepercayaan" ucap aida
Aldy yang mendengar sang istri angkat suara pun hanya bisa menahan senyum bahagianya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
auliasiamatir
pokoknya suka banget
2023-11-09
1