Bab 04

Hari ini Olivia datang terlambat ke sekolah karena tadi malam dia kebablasan bergadang saat sedang asik menggambar. Duh gawat nih, gerbang depan sudah ditutup dan dia tidak mungkin balik pulang, padahal dia hanya(?) terlambat sekitar 20 menitan.

Sudah belasan menit Olivia berdiri di depan gerbang dan pak satpam tidak mengizinkannya masuk. Olivia mengirim pesan pada Ayana yang sekelas dengannya, Pelajaran pertama tinggal 25 menit lagi, Olivia bisa masuk ke kelas sebelum pelajaran kedua dimulai, tapi dia binggung bagaimana caranya masuk ke sekolah.

Olivia memutuskan untuk pergi ke gerbang belakang, ternyata gerbang belakang juga terkunci. Jadi sekarang bagaimana caranya Olivia bisa masuk? Tidak mungkin dia memanjat gerbang tinggi dengan memakai rok seperti ini. Ahh tapi tidak ada pilihan lain lagian tidak ada siapapun disini. Sebenarnya Olivia tidak pernah melakukan hal\-hal semacam ini dan tentu saja ini membuatnya panik dan deg\-degan, kalau dia ketahuan bagaimana?! Seharusnya dia tidak usah ke sekolah saja sekalian, dia bisa membuat alasan sedang sakit.

Olivia melempar tasnya melewati gerbang dan mulai memanjat, saat sudah mendarat di dalam dan memungut tasnya kembali, seseorang tiba\-tiba saja melompat dengan cepat tepat di sampingnya.

“Shi\-“ Olivia hampir saja berteriak karena kaget tapi langsung menutup mulutnya, bisa bahaya kalau ketahuan.

“Cieee ada yang terlambat” Bryan menatap Olivia sambil tertawa mengejek.

“berisik njir”

Olivia hendak berlari ke arah lapangan upacara tapi langsung di tahan oleh Bryan.

“Jangan lewat situ nanti ketahuan”

“Ck” Olivia berdecak kesal. Dia melihat sebuah motor sport besar di luar gerbang dan dia menebak kalau itu milik Bryan.

Tiba\-tiba Bryan menariknya kuat ke belakang bangunan sekolah membuat Olivia hampir jatuh karena tersandung.

“Aduh, bisa gak sih gausah Tarik-tarik” Olivia mengomel.

Mereka menyelinap ke belakang bangunan sekolah menuju bangunan kelas XII, padahal kelas XI ada di bangunan yang berbeda. Saat sudah berada di dalam bangunan itu, Bryan langsung berjalan ke arah gerbang depan dengan santai. Olivia yang melihat hal itu hanya bisa menatap punggung Bryan dengan binggung dan yakin kalau cowok yang di bawah satu tingkat darinya itu memiliki sedikit kerusakan di otaknya.

Tanpa membuang\-buang waktu lebih lama lagi dengan ketidakjelasan Bryan, Olivia menaiki tangga dengan tenang menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Saat sampai di dalam kelas, sudah tidak ada guru disana dan kelas menjadi sangat berisik. Olivia langsung duduk di kursinya dengan menghembuskan napas lelah.

“Tumben telat, terus kok bisa masuk?” Ayana langsung menanyainya karena penasaran.

“Dari gerbang belakang, capek banget sumpah” baru juga Olivia ingin merebahkan kepalanya di atas meja, guru biologi yang terkenal sebagai guru killer itu masuk ke dalam kelas membuat Olivia membatalkan niatnya untuk tidur sejenak.

...🧁🧁🧁...

Hari ini untungnya Olivia tidak punya jabwal latihan voli, hanya tugas untuk membuat pengumuman penerimaan anggota baru untuk tim voli putri, dia akan melakukannya di rumah saja.

Olivia berjalan Bersama teman\-temannya ke parkiran, saat dia berjalan melewati parkiran dan menuju ke gerbang untuk menunggu kakaknya menjemput, tiba\-tiba mata Olivia tertarik pada sebuah motor sport hitam dengan beberapa stiker tengkorak dan burung\-burung yang hampir memenuhi seluruh badan motor dan itu motor yang sama dengan yang dilihat Olivia di luar gerbang belakang. Olivia langsung menarik teman\-temannya yang akan ke parkiran untuk mengambil kendaraan mereka masing\-masing.

“Apaan sih?”

“Jangan tarik-tarik monyet” mereka bertiga langsung bersungut kesal karena tas mereka tiba-tiba di tarik.

“bentar deh, gw punya ide, bantuin gw dulu ya” Olivia tersenyum jahat.

Setelah menjelaskan idenya dengan cepat karena takut yang punya motor keburu datang. Protes dari teman-temannya juga berlangsung dengan cepat dan rusuh, akhirnya mereka mengambil resiko besar dan membantu Olivia.

“Anggie jaga yang benar ya” kata Olivia saat Anggie mulai mencari posisi berdiri yang tidak mencurigakan, tak begitu jauh dari bangunan kelas XI.

“Iya cepat makanya”

Ketiga orang lainnya dengan beberapa stabilo warna-warni mulai mendekati motor itu dengan perlahan. Untung tidak banyak siswa yang berlalu-lalang disana. Mereka dengan cepat dan asal-asalan mulai mencoret-coret motor tersebut.

“cepat anjir anak\-anak udah pada keluar” Anggie mulai melompat\-lompat kecil di tempatnya berdiri karena panik dan takut mereka akan ketahuan.

“udah nih udah” mereka berempat langsung berlari dengan rusuh ke dalam pos satpam di samping gerbang untuk memperhatikan ekspresi si pemilik motor saat melihat kendaraannya itu sudah di dandanin dengan tak berperasaan.

Bryan cs berjalan sambil bercanda\-canda dengan rebut menuju ke parkiran.

“Ke tempat biasa ayok mabar kita” ajak Gary dan yang lainnya setuju.

Saat Bryan mendekati motornya, dia langsung mengumpat dengan keras karena shock melihat kondisi motornya.

“KAMPRET!!” suaranya yang besar membuat teman-temannya langsung mendekat dengan penasaran.

“Gila, siapa yang berani giniin motornya Bryan” ucap Richard tidak percaya.

“waah beneran cari gara-gara nih orang” lanjut Radit. Setelah keributan-keributan di parkiran, cowok-cowok itu memilih pergi ke tempat biasa mereka nongkrong dengan Bryan yang terpaksa harus mengendarai motor kesayangannya yang terlihat sangat berantakan.

Setelah mereka semua pergi, Olivia dan teman\-temannya langsung keluar dari persembunyian mereka.

“Bakalan beneran mati ini kalau kita ketahuan” cicit Ayana panik

“Ssttt makanya jangan berisik biar gak ketahuan” Olivia menempelkan jari telunjuknya di bibir dengan tatapan yakin.

“kayaknya gak ada saksi, barang bukti juga gak ada, jadi kita aman lah” kata Ayrin mencoba menyalurkan perasaan optimisnya.

“Yaudah aman ni, pulang aja yuk” lanjut Anggie, mereka memutuskan untuk pulang dan tak ingin berlama-lama disana lagi.

Di tempat lain…

“kalau Ardian menurut gw gak mungkin deh, harga dirinya kan tinggi banget tuh buat ngelakuin hal-hal pengecut gitu” Radit berpendapat.

“Jangan-jangan anak yang pernah lu bullynya parah banget, mereka dendam mungkin” kata Gary mencoba berspekulasi.

“Agkkk gak tau deh, gw kesal banget sumpah, kampret banget tuh orang pokoknya besok gw harus ketemu pelakunya” kata Bryan sambil mengeram kesal dan mengebrak meja dengan kakinya.

“Iya iya tenang, cuma stabilo doang gampang kok bersihinnya” kata Tion mencoba menenangkan sambil focus memainkan game onlinenya dengan santai.

“Awas aja kalau ketemu”

Setelah mengantar Olivia ke rumah, Dara \(kakak Olivia\) langsung pergi lagi, tumben sekali dia mau menjemput Olivia. Katanya kebetulan lewat sekolah Olivia tadi jadi sekalian saja dia menjemput adiknya itu walaupun dia tidak mampir dan langsung pergi lagi. Olivia tetap kesepian di rumahnya, sangat sepi dan tak ada siapapun disana. Ibunya sibuk bekerja sebagai kepala chef dan lebih banyak menghabiskan waktunya di restoran daripada di rumah. Sedangkan ayahnya terlalu sibuk di kantor dan hanya focus pada dokumen\-dokumen dan rapat\-rapat saja. Kakak perempuannya juga sangat jarang pulang ke rumah karena memiliki apartemennya sendiri.

Setelah mandi Olivia ke dapur karena harus membuat makanan untuk dirinya sendiri, karena terlalu sering di tinggal sendiri di rumah dan orang tuanya tidak terlalu ingin memperkerjakan ART, jadi Olivia sudah terbiasa memasak dan mengurus rumah yang lumayan besar itu sendirian.

Setelah makan, Olivia masuk ke ruang laundry dan memasukan semua pakaian dan kain kotor ke dalam mesin cuci dan membiarkan alat itu menjalankan tugasnya sendiri. Olivia duduk di ruang tamu dan menyalakan TV dengan volume tinggi agar rumahnya terasa sedikit ramai, dia menyelesaikan pengumuman untuk tim voli karena besok pagi harus di tempelkan ke mading. Setelahnya mengerjakan PR lalu berlanjut ke menggambar. Sebelum dia lupa, Olivia menjemur pakaian dan kain\-kain tadi di rooftop, walaupun sudah malam karena jika besok mungkin saja dia akan lupa. Olivia tetap berada di rooftop dan menatap langit yang menampilkan Bintang\-bintang dan bulan sambil meminum susu cokelat favoritnya.

Olivia selalu menyukai pemandangan langit, tidak peduli malam ataupun siang, cerah atau mendung, dia selalu menyukai langit. Lain kali dia akan mengajak teman\-temannya untuk menginap disini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!