Bab 17

Hari ini Bryan mengajak Olivia ke kebun binatang, Bryan lebih suka mengendarai motor daripada mobil karena itu dia sering membawa motornya kemana-mana. Saat Olivia bertanya kenapa mereka ke kebun binatang, Bryan hanya menjawab kalau dia sudah lama ingin ke sini tapi tidak pernah sempat.

Mereka berkeliling kebun binatang, mengunjungi hampir seluruh kandang hewan-hewan disini. Melihat gajah yang besar, singa, bahkan mereka memberi makan rusa dan kelinci. Olivia sangat suka kelinci, dia bermain dengan hewan imut itu agak lama membuat Bryan yang masih ingin berkeliling harus menariknya pergi. Setelah lelah berkeliling kebun binatang, mereka singgah di warung mie goreng untuk makan siang.

Setelahnya, Olivia mengajak Bryan mampir ke toko mainan dan membelikan puzzle simple untuk Kayla karena mereka akan mengunjunginya.

Sesampainya di rumah bocah kecil itu, Kayla sangat senang melihat Olivia datang, bocah itu langsung minta untuk di gendong dan mengajak Olivia melihat hamsternya. Kayla merawat hewan itu dengan baik dan dia sangat menyayangi peliharaannya itu. Olivia memberikan puzzle itu pada Kayla yang langsung dimainkan dengan semangat. Bryan senang melihat interaksi mereka, rasanya Olivia lebih bisa memahami Kayla daripada dirinya, tapi Bryan juga sedikit jengkel karena dia diabaikan.

Bryan memutuskan untuk kedapur saja dan membiarkan mereka bermain bersama, Bryan membuat sandwich dengan isian krim dan buah-buahan. Bryan menghidangkannya di depan kedua orang yang sedang asik tertawa itu. Mereka juga memakannya dengan lahap. Olivia sesekali mengelap mulut kecil Kayla yang belepotan krim.

Mereka disana sampai sore dan saat mereka ingin pulang, Kayla menangis dan merengek tidak membiarkan Olivia pulang. Babysisternya dan Bryan bahkan kewalahan melepaskan pelukannya pada leher Olivia.

"Kayla besok kakak datang lagi ya, kamu mau buat baju gak untuk barbie?!" Olivia mengusap rambut Kayla lembut.

"Mau tapi angan pulangg" Kayla masih menangis.

"Kayla jangan gitu, kak Oliv harus pulang biar bisa istirahat" Bryan mencoba menariknya dengan paksa tapi tangisan Kayla malah semakin kencang.

"Kakak harus pulang biar besok bisa buat baju, kamu juga harus tidur kan, kakak janji pokonya besok kakak datang lagi deh ya" Olivia masih mencoba membujuk Kayla.

Setelah drama berkepanjangan, akhirnya Kayla mau melepaskan Olivia. Olivia merasa tak enak melihat Kayla menangis sampai seperti itu. Bukannya membawa Olivia pulang, Bryan malah membawanya ke tempat rancing area, ngapain lagi sih Bryan kesini?

"Mau ikutan juga?" Tanya Bryan saat dia sudah menghentikan motornya.

"Gak, nonton aja" Olivia menggeleng lalu turun dari motor.

Olivia melihat Bryan akan bertanding dengan Adrian, kalau ada Adrian bukannya akan ada Ayana?! Belum tentu juga sih sebenarnya. Kedua orang itu sudah bersiap-siap mau balapan dan Olivia sibuk celingak-celinguk mencari Ayana, siapa tau gadis itu ada disana, tapi Olivia tidak menemukannya.

Olivia hanya menonton mereka balapan tanpa mau repot-repot berteriak. Tidak ada yang menang diantara mereka kali ini, Bryan dan Adrian melewati finish bersamaan. Setelah berbicara dengan teman-temannya, Bryan mendekati Olivia yang masih duduk tenang di kursi penonton, cewek-cewek yang berada di sekitar jadi heboh saat Bryan mendekat.

"Ayo pulang"

Saat ingin masuk ke rumah, Olivia melihat Ayana sedang memainkan handphonenya di kursi depan rumah, soalnya rumah Olivia terkunci.

"Udah lama disini? Kenapa gak hubungi?!" Kata Olivia saat sudah berdiri di depan gadis blasteran itu.

"Tadi udah tapi gak lu angkat" balas Ayana cemberut.

Ouh ya ampun, Olivia lupa handphonenya mode silent, Olivia menghela napas lalu mengajak Ayana masuk.

... 🧁🧁🧁...

Tidak terasa liburan sudah berlalu dan kini mereka kembali harus masuk sekolah. Hari pertama setelah liburan, anak kelas Xll langsung berhadapan dengan banyak tugas.

Selama libur sekolah, Olivia selalu jalan dengan Bryan, mereka pergi ke tempat-tempat yang seru, seperti aquarium atau ke taman hiburan, mereka juga mencoba banyak wahana-wahana yang menegangkan. Olivia merasa itu sangat menyenangka dan mereka juga jadi semakin dekat.

Ternyata Bryan sering membawa kamera dan akan memotret sesuatu yang menurutnya bagus ataupun berkesan, ternyata Bryan yang pembuat onar dan suka cari masalah itu punya sisi lembut juga. Tapi selama mereka jalan, Bryan masih mengerjai Olivia sesekali saat ada kesempatan.

Olivia yang merupakan kapten tim voli putri kini sudah diganti dengan adik kelasnya karena sebentar lagi dia akan lulus dan Olivia juga jadi jarang latihan karena harus fokus pada nilai-nilai sekolahnya. Saat ini Olivia duduk di bangku bawah pohon samping lapangan, menyaksikan tim voli berlatih. Waktu istirahat hanya tersisa 5 menit lagi tapi Olivia sangat malas masuk kelas.

Saat ingin meminum susu cokelatnya, tiba-tiba seseorang merebutnya dan langsung meminum susu cokelat Olivia, orang itu siapa lagi kalau bukan Bryan, kini dia sudah duduk di samping Olivia.

Olivia menepuk punggung Bryan kuat karena kesal, membuat cowok itu tersedak, dan lagi kemarin Bryan baru saja kena pukulan ayahnya, yeaah karena masalah biasa.

"Aduh.." Bryan mengerang tertahan.

"Aish.. makanya jangan main ambil-ambil dong" kata Olivia berdecak kesal.

Kini mereka hanya menatap kearah lapangan dalam diam.

"Nanti gw tunggu di parkiran ya kak" kata Bryan mengusap sekilas kepala Olivia lalu pergi menjauh dari lapangan, dia bahkan menghabiskan susu cokelat milik Olivia, dasar.

"Udah deh kalian tuh emang udah cocok berdua" kata Anggie sambil menyikut lengan Olivia. Sebenarnya karena jamkos di kelas Olivia, Anggie dan Ayrin malah bolos dan datang kesini hanya untuk ngerumpi.

"Ngomong apa sih?!"

"Lu suka kan sebenarnya sama tuh anak" lanjut Ayrin, ini sih bukan ngerumpi namanya tapi interogasi, kepo banget emang mereka.

"Gak lah" Olivia bahkan menjawab dengan wajah datar.

"Halah kalau suka bilang aja kali" Anggie tetap ngotot, Ayana hanya memakan cemilan sambil mendengarkan mereka.

"Berapa kali sih harus gw bilang gak!?" Olivia mulai frustasi, ini sebenernya mereka kenapa sih.

"Denial banget, dari tatapan lu aja kelihatan lu suka"

"Gila pada nih bocah, iya gw suka emang kenapa njir!!" Olivia bahkan sampai mengebrak meja saking kesalnya.

"Yawes gas keun lah" kini Ayana buka suara, mereka bertiga malah tertawa terbahak-bahak melihat Olivia kesal, memang teman tidak berfaedah.

Saat pulang sekolah, Olivia melihat Bryan sedang bersama Cindy, dia jadi ragu untuk mendekat. Walaupun Bryan bilang mereka hanya sepupuan, tetap saja kelihatannya Cindy suka sekali dengan Bryan, mereka juga kelihatan cocok, cewek manis dan imut dengan cowok keren.

Olivia menggeleng pelan, apa sih yang dia pikirkan?! Olivia berjalan seperti biasa mendekati mereka, toh tadi kan Bryan sendiri yang bilang kalau dia akan menunggu Olivia.

"Hari ini gw gak bisa, ajak Dea aja" kata Bryan lalu menyuruh Olivia naik ke motornya, bahkan sebelum gadis itu mengatakan apapun, sebenarnya Olivia juga binggung mau bilang apa.

"Ih Bryan kok gitu? Kok sama dia bisa sama aku gak!?" Cindy mulai merengek, huh sulit sekali memberitahu gadis satu ini.

"Maaf ya gak bisa" Bryan langsung melajukan motornya meninggalkan Cindy yang sangat marah, dia bahkan melempar handphone yang sedari tadi di genggam.

Olivia jadi tidak enak, Bryan memang kasar banget sih seharusnya kan tidak perlu sampai segitunya. Ah pasti Cindy mikir Olivia yang rebut Bryan darinya, kenapa juga Olivia malah patuh gitu aja tadi?! Huh Olivia hanya tidak ingin pulang terlalu cepat.

Bryan menghentikan motornya nya di restoran sushi.

"Kok kita kesini?" Tanya Olivia sambil memberikan helm yang tadi dia pakai kepada Bryan.

"Pengen aja"

Setelah sushi yang mereka pesan sampai, mereka menikmatinya dengan tenang.

"Apa tadi itu gak terlalu kasar?!" Tanya Olivia setelah memakan satu sushi dengan telur ikan.

"Kita pacaran aja yuk" bukannya menjawab pertanyaan Olivia, Bryan malah mengatakan hal itu secara tiba-tiba.

"Huh..?!"

Setelah mengantar Olivia pulang, Bryan kembali ke rumah dengan wajah lesu. Gila, bagaimana ini? Tadi jelas sekali kalau Olivia sangat kaget, dia bahkan tidak mengatakan apa-apa sampai Bryan mengantarnya pulang juga dia tidak mengatakan apa-apa. Aaa... Kenapa juga harus spontan begitu? Pasti Olivia berpikir kalau dia aneh.

Ah Bryan bisa gila rasanya.

Bryan menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur dengan kasar, dia bahkan sangat malas untuk mengganti seragam sekolahnya. Apa dia ditolak? Bagaimana jika Olivia menjauhinya?

"BRYAN!" Suara teriakan ayahnya membuat Bryan berdecak kesal.

Apaan lagi sih? Timingnya gx pas banget\~

Dengan terpaksa, Bryan keluar dari kamarnya untuk menghampiri pria itu yang ada di lantai satu. Saat turun, Bryan melihat ayahnya yang tengah duduk di sofa sambil menghisap rokok, di tangan kirinya sudah ada tongkat bisbol. Bryan menghadap ayahnya masih dengan wajah kusut.

Bodoh amat pada apapun kesalahan dia kali ini, Bryan langsung berlutut dan menerima pukulan. Semua ocehan pria itu tidak ada sedikitpun yang didengarnya, pikiran Bryan berputar-putar dan melayang entah kemana, dia bahkan hanya merasakan hantaman di tubuhnya dengan samar-samar.

...🧁🧁🧁...

Aduh, gara-gara Bryan Olivia jadi tidak bisa tidur, dia kepikiran terus soal kemarin. Hari ini bahkan Olivia hampir tidak mendengarkan penjelasan guru, karena dia mengantuk. Baiklah, Olivia sudah bertekad untuk membicarakannya dengan adik kelasnya itu nanti.

Saat istirahat, Olivia tidak melihat Bryan di kantin, hanya ada teman-temannya saja. Tumben Bryan tidak bersama teman-temannya, apa dia tidak masuk sekolah ya?

Saat pulang Olivia juga tidak melihat motor Bryan di parkiran, dia pasti tidak datang. Apa karena kejadian kemarin ya? Apa dia malu? Apa dia tidak mau bertemu dengan Olivia lagi?

Aaaaa... Bryan bodoh!

Olivia menendang udara kosong dengan asal karena kesal. Sepulang sekolah, Olivia tidak melakukan apapun di rumah dan hanya menatap koi-koinya. Apa dia telepon saja ya? Ah Bryan benar-benar bikin stress.

Olivia berjalan ke dapur untuk mengambil susu cokelat dan keripik kentang, telepon tidak ya?! Olivia terus menatap layar handphonenya dan jari-jari mengetuk meja.

"Oliv" saat tengah berpikir, mamanya masuk ke rumah sambil menyeret koper.

"Mama" Olivia berlari mendekati mamanya yang sekarang berdiri di ruang tamu.

Karena mamanya pulang, Olivia jadi melupakan Bryan. Mereka mengobrol di ruang tamu, sebenarnya hubungan mereka tidak terlalu buruk, hanya saja ada ruang besar di tengah mereka, ruang yang di sebut *sibuk kerja* membuat mereka terasa berjarak. Olivia merindukan kehangatan mamanya tapi tak bisa berharap lebih.

Hari ini Bryan juga tidak datang, sebenarnya anak itu kenapa sih? Bikin Olivia ingin membantingnya saja.

Olivia duduk di kedai es krim yang tak jauh dari sekolah, tempat dulu Bryan membawanya saat menangis di pinggir jalan. Olivia menghubungi Bryan tapi tidak diangkat. Setelah berkali-kali menelepon, baru akhirnya diangkat.

"Kenapa?" Suara Bryan diseberang sana terdengar sedikit jauh, ada suara lain-lain juga yang Olivia tidak tau suara apa itu, dia sedang dimana sih?

"Datang ke kedai es krim xxx sekarang" kata Olivia. Tidak ada jawaban, hanya suara bising, ada suara pecahan kaca, ada suara ting, lalu sesuatu yang dibuka, berlanjut dengan suara aliran air di kran, Olivia bahkan sampai mengerutkan alisnya.

"Apa?" Kini suara Bryan sudah jelas dan tidak ada suara bising-bising lagi.

"Aishh.. kedai es krim xxx sekarang" Olivia mengulang dengan emosi.

"Eum.. 45 menit lagi kak" balas Bryan.

"Apa? Kena-"

Tuut...

“BRYAN KAMPRET EMANG" Olivia berteriak kesal, tidak peduli tatapan orang yang melihatnya aneh. Masa Bryan mematikan teleponnya begitu saja dan lagi kenapa juga Olivia harus menunggu setengah jam lebih disini.

Sudah lebih dari 30 menit Olivia duduk disini hanya dengan novel thillernya, bahkan Olivia sudah menghabiskan satu porsi jumbo es krim dan novelnya juga hampir selesai, tapi batang hidung Bryan belum juga terlihat.

40 menit.... Masih belum ada tanda-tanda kedatangan Bryan.

1 jam....

Olivia tertidur sambil menelungkupkan wajahnya di meja dengan novel yang dijadikan bantalan, pemilik kedai ingin membangunkannya tapi merasa tidak enak, mungkin dia sedang kelelahan atau menunggu seseorang, jadi wanita itu membiarkannya saja.

Olivia merasakan jaket mendarat pelan dipunggungnya, dan jari-jari seseorang yang merapikan rambut-rambut yang menghalangi wajahnya. Dengan berat dan perlahan Olivia membuka matanya dan kotak biru langit tepat berada di depan matanya. Dengan spontan Olivia menegakkan tubuhnya dan melihat Bryan sudah duduk manis di depannya.

Monyet banget\~

"Lama banget!" Keluh Olivia memukul kepala Bryan.

"Akgh.. ya buatnya kan butuh waktu, siapa juga yang suruh datang tiba-tiba" Bryan berkata kesal karena tidak terima kepalanya di pukul begitu, bisa benjol ini.

Setelah beberapa saat mereka sama-sama terdiam, binggung harus mengatakan apa. Padahal Olivia sudah memikirkannya tapi binggung harus memulainya dari mana.

"Ini cake buat kakak" Bryan menyodorkan kotak biru langit tadi mendekat pada Olivia.

"Ah iya makasih" Olivia menjawab dengan kikuk.

Tadi tidak begini atmosfernya, kenapa sekarang jadi menyesakan?!

"Ah itu.. eum.. soal di tempat sushi.." Olivia menunduk, binggung bagaimana harus mengatakannya.

Bryan menelan ludahnya dengan berat, apa dia akan ditolak? Ah harus menyiapkan hati ini, Bryan mengatur napasnya agar tenang, jantung Bryan saat ini sedang menggila.

"AH BIKIN STRESS BANGET.. ayo kita pacaran" Olivia mengebrak meja hingga beberapa orang melihat kearah mereka. Bryan terdiam beberapa saat dan hanya menatap Olivia, apa dia tidak salah dengar?

"Kenapa? Gak jadi?!" Tanya Olivia masih dengan nada emosi karena Bryan tidak mengatakan apapun.

"Ah gak.. bukan.. ah iya.. ayo" Bryan jadi salah tingkah sendiri.

Bryan mengajak Olivia ke pantai, dan mereka hanya berjalan santai di pinggir pantai, dan Bryan terus menggenggam tangan Olivia. Mereka membicarakan soal lelucon-lelucon aneh dan film-film paling mereka sukai ataupun film yang ingin di tonton. Tidak buruk juga bersama Bryan, tidak ada yang berubah, hanya saja Bryan berbicara lebih halus sekarang membuat Olivia gemas sendiri, kelihatan imut.

Karena sudah sore Bryan mengantar Olivia pulang.

"Besok pagi aku jemput aja ya kak" kata Bryan saat Olivia baru turun dari motornya.

"Eum" Olivia mengangguk sambil tersenyum manis.

Malamnya Olivia baru membuka kotak cake yang diberikan Bryan, saat pulang tadi dia hanya memasukannya kedalam lemari pendingin.

Wah rupanya pavlova, Bryan benar-benar sering membuat kue-kue eropa ya. Pavlova dengan krim tebal dan diatasnya dipenuhi dengan potongan buah jeruk, anggur dan apel. Saat memakannya, Olivia merasakan tekstur kue itu yang renyah di luar dan lembut di dalam. Eummm... Enak banget, Bryan itu memang tipe cowok idaman. Potongan buah diatasnya menambah kenikmatan kue itu.

Paginya Bryan sudah ada di depan rumah Olivia.

"Kamu siapa?" Tanya mama Olivia saat melihat Bryan dibalik pintu.

"Pagi tante, saya Bryan, pacarnya Oliv" jawab Bryan sopan.

"Pacar? Sejak kapan?"

"Baru-"

"Aduh ayo nanti telat" sebelum Bryan selesai menjawab, Olivia sudah menariknya terlebih dahulu.

"Eh tunggu" Bryan menolak, bahkan dia belum berpamitan.

"Udah ayo" Olivia malah menariknya lebih kuat mendekati motor Bryan.

"Kami berangkat dulu ya tante" kata Bryan sedikit canggung.

"Nah belajar yang rajin sana" kata Olivia saat mereka sudah berada di parkiran sekolah, Olivia bahkan mengacak pelan rambut Bryan yang baru melepaskan helm lalu Olivia ingin pergi tapi tangannya di tahan Bryan.

"Tunggu" Bryan turun dari motornya dan berdiri di depan Olivia.

"Barengan aja" Bryan menggandeng tangan Olivia, lalu berjalan menuju gedung kelas Xll, Olivia banya mengikutinya.

Bryan bahkan sampai mengantar Olivia kedepan kelasnya.

"Wah kalian udah jadian ya" kata Ayrin heboh saat Olivia masuk ke dalam kelas.

Ya ampun kenapa mereka selalu ada disini hanya untuk membicarakan masalah itu.

"Ya begitulah" Olivia menarik Anggie yang duduk di kursinya.

"Dari kapan?" Tanya Ayana yang kini benar-benar fokus pada Olivia.

"Kemarin".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!