Andre Baper

Sinta buru-buru mendekati Bara yang sudah melepaskan kaca mata hitamnya, wajah tampan, kulit kuning langsatnya terlihat jelas.

" Elo...benaran Bara kan ??"

" Iyalah kak, masa Lo lupa sama gue sepupu mantan pacar elo itu ' cerocos Bara kencang

" Husst diem " tangan Sinta membekap mulut Bara.

Sejenak Sinta menoleh pada Andre yang tadi mendengar itu, pemuda tampan itu turun dari motornya.

" Ayo kita pulang " titah Andre mengajak Sinta pulang barengan.

" Tapi...ini gue masih pengen ngobrol sama Bara, lagian gue naik bus aja deh bareng Ambar, iya kan !!" Sintae menoleh pada Ambar

" Aah iya Andre " jawab Ambar.

Namun tatapan elang Andre membuat Ambar menelan ludahnya dengan susah payah, ia seakan memberi kode pada Ambar untuk angkat kaki.

" Sorry sin aku pulang dulu ya " ucap Ambar pamit.

" Lho nanti dulu, kita bisa pulang bareng " sergah Sinta.

" Sudah bairin aku naik bus sendiri, besok kita pulang bersama lagi, lagi pula kamu kan sejalan dengan Andre " jawab Ambar.

" Ya sudahlah, hati-hati ya " ucap Sinta

Kepergian Ambar dari hadapan ketiganya membuat hening, terutama tatapan Andre yang terlihat gak suka Bara dekat dengan Sinta.

" Kak Andre, kakak siapanya kak Sinta ??" tanya Bara ramah dan sopan.

" Aku teman sekelasnya dan rumahku berdekatan dengan sinta, memang kenapa ??" ketus Andre menatap dalam Bara.

" Ah tidak kak, aku kira kalian pacaran "

Sinta tertawa ngakak terpingkal-pingkal saat ucapan itu terluncur begitu saja dari mulut sepupu mantan pacarnya dulu, Andre pun menatap Sinta dengan tatapan datarnya nan dingin seperti biasa.

" Kenapa ketawa kak ??" tanya Bara bingung

" Gak lucu aja sama elo, gue gak mungkin suka atau pacaran sama manusia kulkas macam dia " jawab Sinta disertai kekehannya yang tak kunjung berhenti.

Tangan Andre mengepal, ia kesal dengan ucapan sombong Sinta, dan bara pun terlihat senang dengan jawaban Sinta.

" Bagus deh kak kalau kak Sinta belum punya pacar." Ucap Bara sumringah.

Dengan luapan kekesalannya Andre menari Sinta dan membawanya menuju motornya

" Lho kak Andre biar saya antar Sinta saja, sekalian aku ingin ketemu Tante Linda. " Tuturnya.

Lagi-lagi wajah Andre makin kesal dengan kenyataan bahwa keduanya akrab bahkan adik kelasnya itu sampai kenal dengan orang tua Sinta.

" Tidak perlu Bara, biar Sinta pulang bareng saya saja, karena orang tua Sinta sendiri yang menyuruh saya untuk mengantar jemput Sinta.." Jawab Andre yang tak kalah sombongnya dihadapan Bara.

" Benarkah ?? Koq gue gak tau ya ??" Sinta menyipitkan matanya kearah Andre.

" Ya baru aja mau aku kasih tau." Jawab Andre datar.

" Really...??" Tanya Sinta tak percaya.

" Terserah mau percaya atau gak, tanya sendiri saja sama om dan Tante." Jawab Andre.

" Ya sudah kak, kamu ikut kak Andre saja kalau begitu, besok kita kan bisa ketemu lagi..." cetus Bara

" Oke kalau begitu, ya sudah gue pulang dulu ya Bara, take care. !!" ucap Sinta.

Setelah berpamitan pada Bara Sinta mengekori Andre yang berjalan dengan cepat, langkah lelaki jangkung itu begitu cepat hingga sinta harus sedikit ekstra berlari kecil.

" Aaww sakit." Ringis Sinta mengusap keningnya yang bertubrukan dengan punggung Andre.

" Makanya kalo jalan lihat-lihat " ujar Andre mengomeli Sinta.

" Elo juga jalannya cepet banget kan jadinya gue harus lari ngejer Lo."

" Makanya badannya tinggi donk biar kakinya gak pendek kayak gitu." Ujar Andre menatap dari atas hingga bawah kaki Sinta.

" Sialan lu, bukan salah postur tubuh gue tapi elo nya sendiri aja yang kayak jelangkung. " Sungut Sinta tak kalah ketus dari pemuda itu.

" Naik sekarang atau aku tinggal disini. " ancam Andre.

Sinta kesal dengan ucapan Andre, seharusnya Andre meminta maaf padanya bukan malah menghina fisiknya, tentu saja Sinta meradang, mentang-mentang Andre klien papanya sehingga ia kini malas untuk cari masalah pada lelaki itu.

Gadis cantik itu memalingkan wajahnya dan ia membalikan badannya meninggalkan Andre yang sudah menaiki motor. Netra elang Andre membola saat sinta malah meninggalkannya.

" Sinta Anindita puteri....berhenti mau kemana kamu." Teriak Andre memanggil nama lengkap gadis itu.

Sinta menoleh ke arah Andre dan menatapnya, gadis itu berkacak pinggang sembari tersenyum menyeringai pada Andre.

" Mencari Bara, gue mau nebeng dia aja. " Timpal sinta

" Bara....Bara elo di mana ?? " seru Sinta meninggalkan Andre yang makin kesal.

Dengan terpaksa Andre turun dari motornya, ia menyugar rambutnya dan berjalan mencari keberadaan Sinta. sedangkan gadis itu yang melihat Bara akan keluar dengan mobilnya berteriak memanggil Bara namun mulutnya dibekap seseorang.

" Bara...mmhhh "

Tentu saja pelaku yang membekap mulut Sinta dengan tangannya adalah Andre, Sinta menoleh kearah belakang dan matanya terbelalak menatap Andre yang memberi kode pada matanya.

" Diam !!" bisik Andre ditelinga Sinta.

Begitu pergerakan Sinta tenang, Andre melepaskan tangannya pada mulut Sinta, gadis itu menghela nafasnya, ia mulai menatap tajam Andre dan memukuli bahu pemuda itu berulang kali.

" Hentikan Sinta, kenapa kamu mukulin aku " omel Andre

terpaksa Andre mencekal kedua pergelangan tangan Sinta.

" Lepas gak ??"

" Gak, sebelum kamu berhenti mukulin aku "

" Iya oke, sekarang lepas gak " titah Sinta menaikan intonasinya.

Andre akhirnya melepaskan pergelangan tangan Sinta, dan gadis itu pun tak memukuli Andre.

" Ayo kita pulang " ucap Andre lembut.

" Gak mau !!"

" Oke aku yang salah, maaf ya." Tutur Andre sedikit mengalah.

Sinta memicingkan matanya, namun ia senang akhirnya Andre mau meminta maaf padanya, hingga pemuda dingin itu mau mengalah padanya.

Kini Sinta tersenyum pada Andre, ia tanpa sadar memeluk bahu Andre.

" Karena Lo dah minta maaf, gue maafin, ya udah ayo kita pulang !!" ujar Sinta

Seperti biasa Andre tak bisa menormalkan jantungnya semenjak Sinta selalu sering kontak fisik padanya, entah timbul gelenyar aneh pada diri pemuda itu.

keduanya berjalan masih dengan tangan Sinta memeluk bahu Andre, bagi Sinta dikotanya dulu ia sering banget melakukan itu pada teman lelakinya yang notabene kebanyakan teman Sinta adalah laki-laki, karena itu Andre yang jarang kontak fisik pada gadis lain jadi baper pada Sinta.

sepeninggal keduanya yang sudah berlalu meninggalkan sekolah, seorang gadis putih tinggi terlihat tidak senang dengan kedekatan keduanya, siapa lagi kalau bukan Jesica yang melihatnya dari kejauhan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!