Sungguh Sinta tidak menyangka wajahnya kini terlihat berantakan, setelah Jesica memperlihatkannya, ia kemudian berlari menuju toilet untuk membenahi rambut dan wajahnya.
Rambut Sinta ia kuncir ekor kuda, dan ia sempat membersihkan wajahnya dengan tisu basah, Sinta pun mengaplikasikan bedak tipis dan sedikit bibirnya ia beri lipgloss berwarna pink.
" Sudah cantik " ucapnya sembari mematut dirinya dicermin toilet.
Sinta keluar dari toilet dan berpapasan dengan Jessica dan teman toxicnya Arum, dengan sengaja Sinta menyenggol bahu Jesicca cukup keras hingga gadis itu terjerembab jatuh.
" Upsss sory gue gak sengaja " Sinta tersenyum mengejek dan memasuki kelasnya.
" Sialan, awas aja nanti " umpatnya.
" Sudah Jes mending kita cepat masuk " titah arum teman dekat Jesica.
Didalam kelas Sinta mendudukan pantatnya dikursi samping Ambar temannya, gadis itu sedang membaca buku pelajaran.
" Rajin amat."
" Iya karena kita sebentar lagi ujian, kau tidak ingin mulai belajar ?? "
" Nanti aja gue masih pengen main-main "
" Ya mungkin bagi kamu bisa belajar nanti-nanti, tapi aku tidak mungkin bisa karena hanya pagi dan menjelang tidur saja aku bisa belajar sedikit-sedikit." Ambar menutup bukunya dan ia kini fokus menatap temannya.
" Mengapa bisa begitu ??" tanya Sinta tak mengerti.
" Kan aku sepulang sekolah pasti bekerja, malamnya bantuin ibu buat roti untuk besok ibu jualan dipasar." Jawab Ambar
" Jadi ibu elu jualan dipasar sekaligus jadi tukang pijat ??"
" Iya sin, tahu sendiri keadaan kami seperti itu, apalagi adikku Arya yang sering sakit-sakitan. "
" Sudah jangan terlalu bersedih, gue yakin adik elu suatu saat bisa sembuh, dan gue harap dia bisa dapetin donor ginjal yang pas, oiya usia adik lo berapa tahun ??" tanya Sinta.
" Baru 12 tahun sin, miris banget ya sekecil itu sudah dikasih penyakit seperti itu. "
Sinta memeluk tubuh Ambar dan menepuk punggung gadis itu berulang kali, seakan Sinta tahu kesedihan apa yang dirasakan oleh gadis itu.
Sejenak Andre mengawasi keduanya, ia jujur tak paham dengan Sinta, gadis itu begitu ketus dengan lainnya namun dengan Ambar seakan gadis itu memiliki hati yang tidak semua perempuan miliki.
Sepulang sekolah Andre biasa dia ada kegiatan sekolah, ia serah terima jabatan kepada ketua osis yang baru, sedangkan sinta ia kini pulang bersama Ambar dengan naik bus, mereka kini menunggu dihalte bus.
Sebuah mobil lewat dan berhenti dihadapan keduanya, begitu kaca dibuka ternyata orang itu musuh Sinta, si pelapor Sinta yang kemaren bolos sekolah.
" Iissh lihat deh si anak jakarta itu, sekarang hidupnya susah. " ucap Jessica sengaja menyaringkan suaranya.
" Sialan Lo, mau cari gara-gara lagi ya sama gue " tekan Sinta yang mulai terpancing dan emosi.
" Sudah jangan didengar, abaikan saja " bisik Ambar menahan tangan Sinta yang akan berdiri dari tempat duduknya.
" Udah dulu ya, selamat berpanas-panasan " ucap Jesica tertawa mengejek.
Mata Sinta menatap tajam Jesica, namun ia coba tahan emosinya, karena ada Ambar yang meredakan kemarahan gadis itu.
" Sudah biarkan saja, kalau kamu ikuti kemarahanmu yang ada kamu yang makin disalahkan orang tuamu, kamu gak mau kan itu ? Kamu juga gak mau kan fasilitas motormu dikembalikan ??"
" Iya elu bener Ambar, sebisa mungkin gue harus tahan emosi " ucap Sinta.
" Nah itu busnya, ayo kita masuk " ajak Ambar mengandeng Sinta memasuki bus yang telah berhenti dihalte yang tadi mereka tunggu.
Sinta tidak pulang kerumah ia akhirnya bermain kerumah Ambar, ia ingin mengenal teman barunya itu, Ambar tinggal di perumahan yang jauh dari keramaian, rumah yang sangat kecil itu peninggalan ayahnya.
Rumah yang hanya memiliki 2 kamar itu menurut Sinta tergolong rumah yang sangat kecil, jika dibandingkan dengan rumahnya yang ia tempati kini.
Kondisi rumah Ambar juga sudah tidak memungkinkan lagi, apakah ini salah satu alasan Ambar dijauhi temannya ?? Rumah yang memiliki kayu yang sudah lapuk dan mungkin saja jika terkena angin kencang akan ambruk.
Miris sekali hidup Ambar, sungguh ia sangat bersyukur dilahirkan dari pasangan pengusaha yang sedari kecil tergolong memiliki darah biru atau ningrat.
" Mbak Ambar...mbak sudah pulang ??"
" Sudah baru saja, kamu sudah makan ?" tanya Ambar mengacak rambut Arya adiknya.
" Belum mbak, itu teman mbak ya ?? Cantik ya " puji Arya menatap Sinta.
Sinta yang mendengar itu menyungingkan senyumannya, Sinta berjalan mendekati Arya dan mengulurkan tangannya.
" Hai kamu Arya ya ?? kenalin gue Sinta " ucap Sinta.
Arya mengulurkan tangannya dan menjabat Sinta ia pun tersenyum
" Iya mbak Sinta, namaku Arya " jawabnya.
" Kenapa Arya belum makan ??" tanya kakaknya cemas.
" Aku bosen menu makannya itu muluk " keluh Arya dengan mode ngambeknya yang pasti Ambar paham.
" Memang arya mau makan apa ?? Kan makanan yang ibuk masak sehat, lagian sayuran bagus buat kesehatan kamu " jawab Ambar menasehati adiknya
Sinta duduk disamping Arya dan ia menyenggol pelan bahu adiknya Ambar.
" Katakan sama mbak sinta, Arya maunya makan apa ??"
Sejenak Arya berpikir dengan telunjuknya ia taruh di samping kepalanya.
" Arya mau makan nasi Padang sama ayam, juga udang dipedas " celoteh Arya dengan suara lantang.
" Arya jangan macam-macam, disyukuri makanan yang ada " sargah Ambar
Raut wajah Arya terlihat muram, bibirnya ia majukan karena jengkel, Sinta hanya terkekeh melihat Arya yang makin lucu kalau ngambek.
" Sudah, biar gue pesenin lewat ponsel, bentar ya "
" Sinta jangan, aku gak mau repotin kamu " tolak gadis itu yang merasa tidak enak.
" Kan gue juga laper, jadi kita makan bareng ya nanti " timpal sinta.
" Asiikkk, hore " seru Arya bertepuk tangan dan melompat-lompat.
Hanya 15 menit saja pesenan sudah sampai, dan Sinta memberikan uang kepada pengantar makanan beserta tipsnya.
" Ayo kita makan " titah Sinta
Arya terlihat senang, ia langsung membuka nasi bungkus pasang yang ia inginkan beserta lauk yang ia mau, Sinta dan Ambar pun menyantap makanan itu.
" Pelan-pelan makannya Arya " ucap Ambar saat melihat Arya makan dengan begitu lahapnya.
" Iya mbak, makasih ya mbak Sinta " cetus Arya senang dan kembali meraup lauk dan ia kunyah kedalam mulutnya.
Sungguh hanya permintaan sederhana yang tidak bisa Ambar berikan karena faktor ekonomi keluarganya, namun Sinta bisa memberikannya.
Hati Sinta terenyuh dengan Arya yang tak henti menyungingkan senyumannya karena keinginannya terwujud. Hari ini Sinta kembali merasakan indahnya berbagi, dan ia bersyukur bahwa ia lebih beruntung dari pada hidup temannya itu.
" Sudah sore mbak pulang dulu ya ??" Sinta berpamitan pada Arya dan melakukan hal yang Ambar lakukan tadi, yaitu mengacak rambut arya.
" Iya mbak, hati-hati ya !! Jangan lupa sering main kesini " ucap arya.
" Iya Arya, Ambar gue pulang dulu ya. "
" Oke hati-hati, dan thanks juga kamu dah senengin adekku." timpal Ambar.
" Iya Ambar, santai aja " jawab Sinta.
Begitu ia keluar dan berjalan hendak ke halte untuk mencari bus, tiba-tiba cuaca mendung dan gerimis. Sinta berteduh dan Andre yang akan menuju pulang melihat Sinta menunggu dihalte sendirian.
Andre menghentikan motornya dan pandangan sinta menatap Andre yang berada diatas motor.
" Ayo ikut aku, ini sudah sore " ucap Andre memberikan helm pada Sinta.
Sinta awalnya akan menolak tapi cuaca tak memungkinkannya, akhirnya ia menerima ajakan Andre dan mengambil helm dari tangan Andre dan ia pakai.
Tanpa aba-aba Sinta naik kemotor Andre dan memeluk pinggang pemuda itu.
" Ayo jalan nanti ke keburu hujan " ucap Sinta yang membuyarkan lamunan Andre yang tak fokus karena Sinta tanpa sadar memeluk pinggang Andre.
Jangan lupa like ya readersku
semoga suka karyaku
terima kasih ❤️🤗❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments