Sekolah baru

Pada malam harinya atensi Sinta tertuju pada ponselnya yang terus berdering tanpa henti, karena penasaran ia pun mengambil ponselnya yang berada diatas meja belajarnya.

Ketika ia melihat nomer yang paling ia benci dan tak harapkan, Sinta langsung menolak panggilan dari mantan pacarnya itu.

Semua pesan yang pemuda itu kirimkan pun tak ia gubris, dan lagi telepon pun berdering kembali.

Karena kesal dan tak ingin diganggu oleh masa lalunya, Sinta memilih untuk memblokir nomer mantannya itu. Bagi Sinta penghianatan yang dilakukan Revan tidak bisa termaafkan, dan ia memilih untuk melepaskan masa lalunya yang menyakitkan itu.

Sinta menghela nafasnya, ia pun memutuskan tidur awal karena besok pagi adalah hari pertamanya masuk ke sekolah yang baru. Berharap di sekolah barunya nanti ia bisa dengan mudah beradaptasi dan betah.

Dan pada pagi harinya.....

Hari ini adalah hari pertama Sinta masuk kesekolah, ia sudah bersiap bangun karena jam alarm memaksanya untuk bangun lebih pagi.

Saat ini ia mengenakan pakaian seragam putih abu-abu, tak lupa ia telah bersiap dengan tas ransel yang di dalamnya terdapat alat sekolah.

"Sayang rambutnya dirapikan donk..." cetus Linda, mamanya.

"Ini kan sudah rapi mah....liat nih, Sinta dah cantik kan??" gadis itu sampai memutarkan badannya dihadapan mama papa nya.

"Maksud mama rambut panjangnya di kuncir napa, biar rapi....." protes Linda yang ingin hari pertama Sinta masuk sekolah barunya mendapat perhatian lebih.

Bukan karena supaya semua orang memuji dan terpesona pada puteri yang memang memiliki wajah cantik. Namun Linda ingin Sinta tampil rapi.

"Nih Sinta dah bawa kuncirnya, ntar deh aku kuncir kalo dah disekolah." jawab gadis itu yang hendak bergegas mengambil kunci motornya.

Namun setelah ia cari tidak juga ketemu, akhirnya Sinta menyerah juga, ia pun mulai menanyakan kepada orang tuanya.

"Pah...liat kunci motor sinta gak..??"

"Papa simpan, hari ini kamu akan kami antar ke sekolah baru."

"Lho pah gak bisa gitu donk, masa pake acara antar segala kayak anak TK aja." gadis cantik itu begitu tidak terima harus sekolah pakai mobil. Apalagi sampai kedua orang tuanya ikut dan mengawalnya masuk ke dalam sekolah.

"Untuk hari ini nurut papa, lagian kamu belum tahu rute jalan sekolahmu kan??"

"Baiklah, tapi besok Sinta gak mau pake acara diantar segala".

" Ya sudah ayo sarapan dulu sayang." mamanya pun mengambilkan piring yang telah terisi nasi goreng kesukaan puterinya.

"Mhh enak mah, masakan mama emang paling top " Sinta pun mengacungkan jempolnya ke arah mamanya.

"Mhhh pasti ngerayu gini ada maunya ya..." selidik sang mama yang curiga pada Sinta.

"Isshh mama ini sukanya curigaan sama anak sendiri.'

"Sinta buruan habiskan sarapannya, papa tunggu didepan ya...?" papa Sinta yang telah selesai sarapannya bergegas menuju depan untuk menyuruh sopirnya memanaskan mobil.

" Siyap pah"

10 menit setelah menghabiskan sarapannya, Sinta menemui ayahnya yang telah siap didepan, akhirnya mereka bertiga memasuki mobil bersama ditemani supir ayahnya.

" Haahh kenapa gw jadi kayak anak kecil gini ya?? Sekolah aja diantar segala, hadeechhh" ucapnya dalam hati.

"Tuh macet kan...enakan tadi bawa motor sendiri...masih lama gak sih pah??" omel Sinta yang tak ada hentinya di dalam mobil.

"Sabar sayang, perempuan itu harus banyak sabar..." mamanya memberi nasehat kepada sinta yang selalu tidak sabaran.

"Mhhh yang ada terlalu sabar bisa makan hati deh?" ucapnya lirih dengan memutar bola matanya malas.

Dan kini mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di SMA swasta favorit dikota atlas itu.

"Ayo Sinta kita keluar, ini sekarang sekolahmu sayang...belajar yang rajin ya disekolah baru ini...??"

"Heem,"

Hanya itu yang ia ucapkan oleh Sinta, saat mereka hendak ke ruang kepala sekolah

Mama dan papa Sinta melihat sosok lelaki muda yang ia kenal. Yupzz mereka melihat Andre anak tetangga sebelah rumahnya.

"Lho kamu Andre kan, sekolah disini juga ternyata..??" tanya papa Sinta.

" Ooh om dan Tante disini...??" Andre mencium punggung tangan kedua orang tua Sinta.

" Iya ini om dan Tante lagi mengantar anak om sekolah disini, lho sinta mana mah..??"

" Lho mana ya, aah mungkin dia ketoilet" kilah mama Linda.

"Ya sudah om Tante saya masuk kelas dulu ya..??"

Setelah kepergian Andre menuju kelasnya, Sinta datang menghampiri orang tuanya.

" Dari mana saja kamu...??" tanya mamanya

" Maaf mah pah....tadi Sinta ke toilet bentar, kebelet hehe." kekeh Sinta cengir cengir.

"Ya sudah ayo kita keruang kepala sekolah" Titah putera, papa kandung Sinta.

"Papa mama gak perlu ikut masuk juga kan?? Lagian aneh mana ada udah SMA gini masih di antar masuk kelas.....huh." kini wajah Sinta terlihat jutek dengan bibir yang mengerucut.

" Nurut papa atau motor papa kirim balik ke Jakarta..??"

Mata sinta membola mendengar papanya mengatakan hal yang paling tidak ia sukai.

" Oke...oke Mr ngaceman, Sinta nurut papa saja." Geram Sinta.

"Gitu donk itu baru anak papa." cetus putera.

kriingg.... Kring.....

Suara bel berbunyi tanda murid-murid harus masuk kelas, setelah menemui kepala sekolah yang ternyata teman dari papa Sinta sewaktu kuliah, membuatnya mau tidak mau menitipkan anaknya yang bandel pada teman baiknya itu.

"Mari Sinta masuk kelas kamu...akan bapak antar ke ruanganmu, disana kebetulan sudah ada wali kelasmu yang sedang mengajar". kepala sekolah temen papa Sinta itu bernama Alex.

" Baik pak" sahut sinta yang kini mengekori langkah kepala sekolah itu

Tok tok tok tok

Pintu dibuka oleh kepala sekolah, anak-anak yang melihat pun tersenyum ramah kepada bapak kepala sekolah.

" Bu Agnesia ..bisa minta waktunya sebentar ..??" ucap bapak kepala sekolah itu

" Silahkan pak...." Bu Agnes wali kelas kelas 12C itu mempersilahkan

"Anak...anak dikelas kita ada kedatangan murid baru yang datang dari Jakarta, jadi bapak harap kalian bisa berteman dengan baik dengannya...mengerti ??"

" Mengerti pak" ucap mereka serempak

"Sinta masuk..." Titah bapak kepala sekolah yang merupakan teman baik papanya.

Dari arah pintu gadis cantik berambut panjang dengan seragam sekolah terlihat cantik, kulitnya putih dan rok pendek yang biasa ia kenakan di jakarta ia kenakan di kota baru itu yang membuat mereka yang melihat tertegun, bahkan ada yang bersiul menggoda.

Sinta tersenyum cantik ke arah teman,-teman baru nya, begitu juga Andre, ia akhirnya tahu bahwa murid baru yang baru memasuki kelasnya adalah anak dari tetangga barunya.

" Hai friend perkenalkan namaku Sinta Anindya Putri. Dan saya pindahan dari SMA di jakarta. Semoga kalian bisa menerimaku sebagai teman baru di kelas ini." ucap Sinta dengan perkenalannya.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!