Suara lengkingan Sinta membuat pergerakan Revan terhenti, ia menatap Sinta yang telah berada di kamarnya.
Jangan ditanya hari Sinta tercabik melihat tontonan dewasa yang seharusnya tidak ia lihat, bahkan Sinta memalingkan wajahnya melihat tubuh polos keduanya.
"Sinta, ini tidak seperti yang kamu sangka....." kilah Revan dan telah mencabut simbol kelakiannya.
Revan juga telah mengambil celana boxernya, ia mendekati Sinta yang malah memundurkan langkahnya. Namun tatapan Sinta menatap tajam Revan dan temannya sendiri yang tadi terdengar manja melengkuh saat kekasihnya sedang diatasnya.
"Tidak usah berdalih, gue sudah melihat semuanya kak. Kamu begitu menikmatinya."
"Tapi sayang aku digoda oleh teman kamu ini." Dalihnya yang seakan rasanya Sinta ingin menampar bahkan muak melihatnya.
"Cukup kak, padahal tadinya gue kesini ingin curhat dan bersama Lo, tapi sepertinya sia-sia kedatangan gue."
Sinta menitikan air matanya, ia pun sempat menatap nyalang pada teman dekatnya.
"Lo kejam banget dah nusuk gue, ambil sana pacar gue."
"Sinta tunggu......" Revan berusaha mengejar Sinta, dan gadis itu sempat menoleh pada Revan saat pria itu memegang bahunya.
Kak, kita putus."
Satu kata dan ucapan yang membuat Revan akhirnya kelimpungan, ia berusaha mengejar Sinta namun kondisinya tak memungkinkan untuk keluar dengan tubuh polosnya.
"kak....."
"Keluar Lo, gue dah gak mood main sama Lo lagi." Titah Revan.
"tapi kak...!!"
"Gue bilang keluar!!" Teriak Revan.
Akhirnya gadis yang dulu sempat akrab dengan Sinta itu memilih keluar dari kamar Revan, kakak kelasnya.
Sedangkan Revan hanya bisa meratapi kebodohannya, ia terjebak dalam rayuan teman dari kekasihnya.
Sinta pulang dengan taxi onlene, ia pun hanya bisa menangisi kekecewaannya. Sesampainya di rumah Sinta memantapkan dirinya untuk mengikuti orang tuanya untuk pindah ke kota lain.
***
Semenjak pindah ke kota kelahiran papanya sinta, ia hanya disibukan dengan bermain ponsel saja dan menonton televisi, karena papa dan mama Sinta baru mendaftarkan anak gadisnya itu ke sekolah baru.
Hari ke 2 semenjak pindah ia menunggu dihalaman rumahnya, ia bolak balik gak jelas yang membuat mamanya yang melihat merasa jengah.
"Sayang...duduklah, mama pusing lihat kamu mondar mandir gitu ah..." keluh Linda ibu kandung Sinta.
"Mah koq belum datang juga sihh...?" tanya Sinta khawatir.
"Apanya yang belum datang sinta...??" tanya Linda.
"Motor sinta mah, kemaren kata papa hari ini motornya datang, tapi mana?? oohh....jangan-jangan papa bohongin Sinta ya??" monolog Sinta yang beragumen tidak baik pada papanya.
"Siapa yang bohongin kamu...??" papa Sinta datang dan mendekati puterinya yang terlihat jutek.
"Tuh motornya dah dibawa pake mobil " papanya menunjukan mobil box besar yang telah terparkir dibelakang mobil papanya.
" Yeee......asikkk..." tawa Sinta riang dengan sedikit melompat-lompat layaknya anak kecil.
Yes...yesss
"Makasih ya papa ku sayang." Rayu Sinta menghampiri papanya dan memeluk bahu papanya.
" Tapi ingat jangan sekali-kali bolos sekolah, kalau sampai bolos sekolah, terpaksa motor akan papa sita." Ancam putera, papa kandung Sinta.
" Siyap pah...." seru Sinta dengan tangan menghormat pada papanya.
"Lebih parah lagi bakar saja pah..." seru mamanya yang sengaja mengancam dan memperingati puterinya.
"Ihh mama sadisnya..." timpal Sinta mengelengkan kepalanya dengan bibir yang ia kuncir kedepan.
Mamanya hanya memutar bola matanya jengah, ia berharap di kota barunya ini Sinta dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Besar harapan kedua orang tua Sinta membuat anaknya tidak nakal lagi seperti saat mereka tinggal di ibu kota jakarta.
*** Sore harinya ***
Kedua orang tua Sinta mulai berkenalan dengan tetangga samping kanan kirinya, sebagai bentuk mempererat tali silaturahmi kepada para tetangga.
Hingga mereka telah sampai pada rumah tetangga samping persis. Saat itu yang membukakan pintu asisten rumah tangga.
"Iya ada apa ya?? Maaf kalian siapa??" Tanya asisten rumah tangga dirumah itu.
"Maaf jika mengganggu saya tetangga baru yang tinggal di samping rumah, bisa kami bertemu dengan pemilik rumah ini??" tanya papa cinta ramah.
"Tunggu sebentar ya, akan saya panggilkan nyonya dan tuan besar dulu." jawab pelayan itu.
Setelah mempersilahkan tamunya duduk, pelayan keluarga itu masuk kedalam untuk menemui majikannya, tidak menunggu lama lagi sepasang suami datang dan menemui tamunya.
"Maaf dengan siapa ya??"ucap kepala rumah tangga keluarga itu.
"Aah maaf jika kamu mengganggu waktu santai kalian, perkenalkan kami adalah tetangga baru disamping rumah kalian nama saya putera dan ini isteri saya linda" ucap papa kandung Sinta ramah.
"Ohh begitu, saya terima perkenalan kalian, nama saya Bagus dan ini isteri saya Nina " ucap pemilik rumah itu.
Mereka pun akhirnya saling berjabat tangan dan berkenalan, hingga seorang laki tampan remaja berusia 18 tahun sayang menghampiri ibunya.
Namun sebelumnya lelaki remaja itu tersenyum ramah kepada tamu kedua orang tuanya.
"Bunda...aku pergi ngajar anak-anak dulu ya..." remaja itu berpamitan dan mencium tangan kedua orang tuanya.
Sungguh pemandangan yang jarang ditemui oleh, anak muda yang ramah dan menghormati kedua orang tuanya, berbanding dengan anak mereka yang super cuek.
Mamanya Sinta bahkan saling memandang satu sama lain dengan suaminya.
"Ohh itu anak kalian..??" tanya mama Linda memberanikan diri
" Iya jeng....kenalkan anak kamu, namanya Andre dia masih sekolah " timpal mama Nina memperkenalkan anaknya.
" Tante ..om nama saya Andre " Andre mencium punggung tangan suami isteri itu.
"Wah anakmu tampan sekali....kelas berapa ??" tanya putera ikut angkat bicara.
" Baru naik kelas 12...." jawab papa kandung Andre.
" Ohhh begitu, anak kami juga sama baru naik kelas 12, kami pindahan dari jakarta".ujar papa putera
" Begitu ya, terus mana anaknya?" tanya bunda nya Andre.
" Puteri saya memang agak susah jeng untuk sosialisasi, dia cenderung cuek, maklum bu terbiasa di kota besar" timpal mama Sinta.
" Tidak apa-apa buw, namanya juga anak muda"
" Oiya bunda...Andre berangkat sekarang ya??"
Setelah Andre berpamitan pada kedua orang tua dan tamunya, ia pun mengemudikan motornya keluar dari halaman rumahnya.
" Anaknya jeng Nina ngajar dimana memang?" tanya Linda.
"Andre itu mengajar anak-anak jalanan Bu...yah seperti itulah kegiatannya, dia cenderung selalu peka terhadap anak-anak yang terlahir tidak beruntung".
" Wah saya salut, jarang lho anak zaman sekarang peduli....biasanya mereka cenderung lebih Selfish" timpal putera papa Sinta.
"Berarti Andre disekolah pinter ya ??
"Biasa saja jeng...dia disekolah jadi ketua osis" ucap bundanya.
"Ayo diminum dulu " titah ibunda Andre yang seketika di angguki oleh tamunya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidup sinta dan Andre ya ....?? Baca terus lanjutannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
2024-04-13
1