Hukuman Sinta

Akhirnya Sinta memohon kepada guru BK juga wali kelasnya untuk tidak melaporkannya pada orang tuanya hanya sia-sia saja, kini papa Sinta telah dihubungi dan sebentar lagi papanya meluncur kesekolah Sinta.

Tidak lebih dari setengah jam putera papanya Sinta memasuki ruang BK, hawa panas mulai terasa oleh Sinta, pikirannya kemana-mana karena sudah pasti papanya itu akan menghukumnya setelah sampai rumah.

" Saya putera orang tua wali dari Sinta " putera menyalami kedua guru Sinta.

" Saya wali kelas Sinta dan disamping saya guru BK disekolah ini " wali kelas Sinta memperkenalkannya.

" Jadi apa yang terjadi dengan Sinta pak ??" tanya putera yang matanya tak lepas dari menatap nyalang puterinya.

Sedangkan Jesica malah dengan senang hati menikmati penderitaan Sinta rivalnya.

" Jadi begini pak putera silahkan duduk dulu "

Papa Sinta duduk disofa berdampingan dengan wali kelas Sinta, dan Bu guru BK itu mulai membuka suaranya.

" Begini pak, anak anda Sinta sudah beberapa kali ini tidak mengikuti pelajaran karena membolos, terutama pelajaran matematika, dan saksinya Jesica temannya, dan baru saja saya menegurnya tidak lama terjadi perkelahian, ternyata Sinta dan Jesica sedang berantem hingga keduanya saling memukul satu sama lain." Guru BK itu menceritakan kronologisnya.

" Jadi begitu ya Bu, Sinta....benar apa yang dikatakan Bu guru ??" tanya putera menelisik wajah Sinta yang nampak datar.

" Iya papa, maafkan Sinta ya ??" ucap cinta pada akhirnya mengaku.

" Kau ini tidak dijakarta, sekarang disemarang pun sama saja, kelakuanmu tidak berubah, kurang apa papa selama ini keras padamu ??" kemarahan putera tak bisa ia bendung lagi walau Sinta anak tunggal dan perempuan namun putera mendidiknya cukup keras, maklumlah kakek Sinta dulu adalah seorang TNI.

" Sekarang saya serahkan hukuman Sinta pada bapak dan ibu guru saja, saya akan setuju apapun hukumannya."

Dari sudut yang tak jauh nampak Jesica merasa senang Sinta dimarahi papanya habis-habisan, bahkan ia tersenyum mengejek kearah Sinta, dan Sinta yang melihat itu hanya mengepalkan kedua tangannya.

" Awas aja Lo Jesica !! gue kerjain besok " gerutu Sinta yang hanya bisa ia keluhkan dalam hati saja.

" Baik untuk masalah hukuman kami hanya akan memberikan hukuman ringan pada Sinta, anda tidak perlu khawatir bapak putera " wali kelas Sinta mulai angkat bicara.

" Baiklah karena saya harus kembali kekantor jadi saya pamit undur diri."

" Terima kasih atas waktu luangnya." Wali kelas Sinta bersalaman kembali dengan papa Sinta.

Sepeninggal papa Sinta, guru BK menghukum Sinta untuk membersihkan kamar mandi kelas puteri, sedangkan Jesica hanya disuruh membersihkan kelas hingga bersih.

Sinta hanya mengoceh selama pulang kerumah karena ia merasa pinggangnya pegal harus jongkok terus menerus menyikat kamar mandi sekolah puteri yang lumayan banyak.

Motor Sinta ia parkiran dihalaman rumahnya yang besar, sebenarnya tadi jika Ambar tidak membantunya sudah pasti Sinta akan pulang hingga sore hari, untungnya Sinta memiliki teman baik disekolah barunya.

Jalan Sinta mulai membungkuk karena terlalu lelah, mama Sinta yang bernama Linda mendekati puterinya.

" Kamu kenapa sayang ??"

" Aku dihukum ma gara-gara berantem, lihat nih badanku kotor semua, dari siang dihukum membersihkan kamar mandi, bau pula " keluh Sinta yang merebahkan tubuhnya di sofa.

" Eetzz berdiri, nanti sofa mama kotor, sudah buruan sana mandi, lagian salah kamu sendiri bolos muluk " Linda mulai mengomeli puterinya yang selalu saja bikin masalah.

" Iya iya, aku mandii dulu, nanti panggilin tukang pijet ya mah, capek banget nih..."

" Iya...!! Dah sana " Linda mengkode Sinta untuk naik ke atas, kamar Sinta yang letaknya diatas.

Dengan langkah tak bersemangat Sintaemaiki anak tangga hingga ia sampai pada kamarnya, hal pertama yang ia lakukan adalah berendam, Sinta menyalakan air dibath up, selama air belum penuh Sinta melepaskan pakaiannya hingga polos, setelah air dirasa cukup Sinta memberikan aroma sabun Jasmine kesukaannya.

Sinta menenggelamkan tubuhnya di bath up hingga ia mulai membersihkan tubuhnya dan menikmati ritual mandinya.

" Sinta kamu masih didalam ?? Tanya Linda dengan ketukan pintu yang membangunkan Sinta yang tertidur kolam mandinya.

" Iya mah Sinta mau selesai, ada apa ??" jawab Sinta dari dalam.

" Buruan mandinya tukang pijatnya sudah datang. " ucap Linda.

" Iya ma, suruh masuk kekamar aja " perintah Sinta pada mamanya.

Dan Sinta pun segera menuang bisa sabun dikolam mandinya dan mulai membilas tubuhnya dengan air shower hangat, tak lama Sinta keluar dengan mengenakan bathrobe.

Seorang wanita berkulit kuning Langsat telah berdiri dihadapan Sinta dengan tersenyum mama disamping mama Linda.

" Ini anak saya buk? Namanya ibu siapa ya ??" tanya Linda pada wanita yang seusianya sepantar dengan dirinya.

" Saya Lila nyonya " jawab ibu itu ramah

" Oiya Bu Lila, saya Linda dan ini anak saya Sinta, saya ingin ibu Lila memijat anak saya, tadi pulang sekolah katanya capek semua badannya." Urai Linda

" Non Sinta silahkan naik ke atas kasur, saya akan memijat sekarang. " Ucap ibu Lila.

" Oh iya Bu. " sahut Sinta.

Tak lama Sinta dipijat dan tanpa terasa gadis itu tertidur entah karena kelelahan atau pijatan enak yang diberikan ibu Lila pada dirinya, Sinta dipijat selama 1 jam hingga ketika selesai Bu Lila membangunkan Sinta.

" Non Sinta, sudah selesai pijatnya...dipakai lagi bajunya nanti masuk angin lho "

"Aah iya buk, maaf saya ketiduran, pijetan ibu enak sih " puji Sinta yang mengacungkan jempolnya dihadapan Bu Lila yang malah terkekeh melihat tingkah Sinta.

" Bagaimana rasanya enak ??' tanya Linda pada Sinta yang kini terlihat lebih segar.

" Top banget mom, boleh coba tuh. " Timpal Sinta.

" Kamu ini bikin Mama pingin aja, ya sudah kapan- kapan mama juga mau nyobain pijet juga aaah. " seru mama Linda.

" Boleh Bu, saya malah senang sekali." sahut Bu Lila.

" Ini Bu uangnya, sekali lagi terima kasih. " Linda memberikan amplop berisi uang pada tukang pijat itu dan diterimanya dengan senang hati.

" Sama-sama Bu Linda, non Sinta, saya pamit dulu ya."

" Lho ibu naik apa ?? Saya pesankan ojek ya ??" Linda menawari kebaikannya.

" Tidak perlu buk, saya akan dijemput oleh anak saya." sahut Bu Lila kembali.

Begitu Bu Lila keluar dari rumah dan diikuti Sinta dan Linda mamanya sudah ada anaknya yang menjemputnya dengan motor butut. Mata Sinta terbelalak menatap anak perempuan yang diyakini anaknya Bu Lila.

" Lho Ambar kamu disini ??" tanya Sinta terkejut.

Ambar menoleh dan sama terkejutnya menatap Sinta.

" Sinta...ini rumah kamu ??" tanya Ambar balik

" Ini anak saya non Sinta, non kenal ??" tanya bu Lila yang kini penasaran.

" Iya Bu, ini teman sebangku Sinta " jawab Sinta.

Ambar turun dari motornya dan menghampiri ibunya dan Sinta, Ambar mencium tangan ibu Sinta dengan sopannya.

" Saya Ambar Bu, teman sekelasnya Sinta " Ambar pun memperkenalkan dirinya.

" Wah senang sekali Sinta sudah punya teman dekat, sering- sering main sini ya ??"

" Aah iya Bu, kalo ada waktu luang saya akan main, Sinta saya pamit dulu ya sudah menjelang malam. "

" Ya sudah kalian hati-hati ya, jangan ngebut Ambar !!" pesan Linda dengan matanya menatap tajam Sinta yang kerap sekali mengebut dijalan.

Pelepas keduanya pergi mobil papa Sinta datang dan Linda yang berada didepan menyambutnya.

" Papa sudah pulang, gak jadi lembur ??" tanya istrinya yang sudah mengambil alih tas kerja suaminya

" Tidak jadi, ini semua karena anakmu yang membuat papa tidak konsen bekerja " timpal putera.

" Lho koq bisa begitu, kenapa jadi nyalah-nyalahin Sinta ??"

" Kamu itu bantah aja, anakmu ini dihukum disekolah karena membolos terus selama 3 hari dan juga berantem dengan temannya. " omel putera.

Mata Linda terbelalak dan sekarang menatap nyalang Sinta.

" Membolos ?? Kata kamu hanya berantem ?? kenapa papa bilang sama bolos sekolah juga??"

" Maaf ma."

" Mana kunci motor kamu ??" bentak papa putra.

" Buat apa pa ??"tanya Sinta mulai ketakutan

" Papa bilang mana kunci motor kamu "

" Iya iya Sinta ambilkan, bentar " Sinta berlari cepat mengambil kunci motornya dan ia berikan pada papanya.

Putera merebut paksa kunci itu dari tangan Sinta. " papa minta mulai besok kamu berangkat sekolah naik bus, tidak ada tawar-menawar."

" Lho tapi pa, nanti aku terlambat bagaimana ?? setidaknya nebeng papa lah !!" ucap Sinta.

Putera hanya menggeleng saja dan menghela nafasnya.

" Tidak akan karena itu hukuman untuk kamu, paham !!" seru putera yang kini berlalu meninggalkan Sinta yang terbengong ria.

Linda mendekati Sinta dengan wajah kecewanya.

" Makan tuh hukuman. " Omel mamanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!