Luluh

Andre melajukan motornya menuju rumah Sinta, yang kebetulan letaknya hanya berjarak bersebelahan saja dengan rumah Andre, saat diperjalanan gerimis menemani kedua insan yang selalu tidak pernah akur.

Sejujurnya saat ini Andre berusaha menormalkan degupan jantungnya atas apa yang Sinta lakukan, sebenarnya hal wajar bagi seorang yang membonceng akan berpegangan dengan sang pengemudi motor, namun karena ia sendiri jarang menyentuh gadis lain apalagi membocengi gadis lain tentunya akan berbeda.

Tak lama motor berhenti dirumah Sinta, gadis itu turun dan melepaskan helmnya dan sinta berikan pada Andre.

" Thanks ya, salam buat Tante dan om " tutur Sinta

" Ok, jangan lupa langsung keramas biar gak pusing. "

" Heemm, gue masuk dulu " cicitnya dan Sinta mulai berlari meninggalkan Andre untuk memasuki rumahnya.

Sinta memasuki rumah dan mulai menghempaskan tubuhnya diatas sofa dengan, gadis itu menghela nafasnya dengan begitu berat. Linda sang mama mendekatinya yang baru saja menyelesaikan masakannya.

" Ada apa ? kenapa kelihatan lelah sekali ??" tanya Linda

" Mau sampai kapan sih papa menghukum Sinta ?? "

" Memang kenapa ??"

" yaa ampun mom, aku tuh hampir sering terlambat. "

" Ya kamu berarti harus bangunnya lebih pagi lagi donk sayang." Jawab Linda dengan entengnya.

" Mom, tau sendiri naik bus itu lama sekali, belum tentu bus yang akan Sinta naiki itu sepi, kalau ramai ya Sinta harus menunggu lagi yang kloter selanjutnya." Keluh Sinta yang kini kesal dengan menghentakkan kedua kakinya.

" Sudahlah jangan manja, namanya hukuman seperti itu, lagi pula kamunya juga sih udah mama bilangin sebelum sampai di kota Semarang ini jangan sekali-kali cari masalah disekolah barumu nanti, tapi apa nyatanya .....sama saja !! Kamu pikir wajar tidak papa marah dan menghukum kamu !!" omel Linda yang kini sudah berdiri dihadapan Sinta dengan berkacak pinggang.

" Ya...ya....aku yang salah, lihat tuh pulangnya aku jadi terpaksa nebeng Andre. "

" Ya bagus donk, kan biar makin dekat dan akrab, lagian kamu harus dekat dengan anak itu, Andre itu udah pinter, ganteng, baik pula." Ujar Linda yang selalu saja memuji Andre.

Sinta hanya memutar bola matanya malas, gadis itu ngerasa mama nya lebay selalu menyanjung Andre yang notabene anak tetangga sebelah rumah mereka ketimbang memuji anaknya sendiri.

" Sinta mau ke kamar dulu, capek."

" Ya sudah sana bersih-bersih dulu, nanti kita makan malam bareng." Sahut Linda menatap punggung Sinta yang sedang menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Malam harinya setelah makan bersama keluarganya Sinta langsung naik ke kamarnya, ia membaca majalah motor sport kesukaannya.

" Nah kalo motor gue dibikin gini keren nih." Ucapnya sembari matanya tak lepas dari majalah yang menampilkan design motor terbaru.

Namun senyumannya menjadi redup kala ia mengingat motornya sedang disita papa nya.

" Aah si4lan harusnya kemaren gue nurut yang diomongan mama, nyesek gue." Ucapnya frustasi.

Satu kebiasaan jelek Sinta, setiap malam ia malas sekali mengerjakan tugas sekolah padahal tugas yang diberikan gurunya sangat banyak, hingga ia ketiduran diranjang dengan memegang majalah sport ditangannya.

Pagi harinya dering alarm Sinta berbunyi pada pukul 5 pagi, dengan berat hati Sinta membuka matanya walau rasanya ia masih malas untuk beranjak dari ranjangnya, belum lagi ia harus naik bus yang pasti akan sangat lama dan melelahkan.

Berulang kali Sinta mengerjapkan matanya, ia turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi dengan mengucek matanya karena matanya masih mengantuk.

Tok Tok Tok

" Sinta, bangun nak nanti terlambat sampai sekolah." Mamanya berulang kali mengetuk pintu.

" Iya mom, ini mau mandi." Teriak Sinta dari dalam.

" Ya sudah mama mau bantu si mbok masak dulu. "

Sinta segera membuka air keran shower dan membasahi tubuhnya dengan aroma sabun cair bunga Lily bercampur Citrus orange yang sangat harum nan menyegarkan.

Setelah dirasa bersih Sinta segera memakai pakaian seragam sekolahnya, ia juga sempat mengeringkan rambutnya sebentar, sedikit memakai make up tipis dan Sinta mengerai rambutnya.

Begitu sudah dirasa oke, Sinta menuruni anak tangga dan mendekati mamanya yang sedang berjibaku dengan pekerjaannya didapur membantu asisten rumah tangganya.

" Mom...aku sudah siap, terus mana sarapannya, Sinta lapar. "

" Ok good girl, sebentar mama ambilkan nasi gorengnya." Sahut Linda yang tangannya sibuk menyendokan nasi goreng dari panci ke piring kosong untuk puterinya.

" Ini makan dulu. " Ucap Linda menyerahkan nasi goreng dengan telur mata sapi kesukaan Sinta.

" Thanks." Cicitnya dengan segera ia menyendokan nasi goreng yang berada dipiring.

" Mana papa ? kenapa belum turun ?" Tanya Sinta yang sibuk mengunyah nasi gorengnya.

" Papa kamu masih tidur, semalam papa pulang malam." Ucap mama Linda.

" Papa lembur dikantor ??" Tanya Sinta kembali.

" Bukan, semalam papa sama om bagus main catur sampai tengah malam." Jawab mama Linda.

" Apa !!! Sejak kapan sih papa dekat banget sama om bagus ??" kening Sinta berkerut.

" Mama lupa kasih tau sama kamu, ternyata om bagus itu yang punya usaha properti terbesar di Indonesia."

" Terus apa hubungannya dengan kita ??"

" Ya kan sekarang papanya Andre membukakan usaha Tante Nina untuk membuka butiq didaerah sini, jadi om bagus menyuntikan dana yang besar juga untuk pengembangan usaha bisnis kita." Penjelasan dari mama Linda membuat bibir Sinta hanya mengeluarkan kata " oh...saja."

" Sudah sana berangkat."

" Iya ." Sahut Sinta yang langsung meneguk air juice jeruk hingga tandas.

Sebelum keluar dari rumah menuju haltenya, Sinta mencium punggung tangan mamanya dan itu membuat hati Linda terenyuh, karena biasanya Sinta hanya mencium mamanya sebelum berangkat kesekolah.

" Sejak kapan anak itu mencium tangan mamanya." Ucap Linda lirih sambil memperhatikan puterinya keluar dari ruang meja makan.

Tentu saja perilaku Sinta itu karena ia sering melihat Andre mencium tangan kedua orang tuanya, belum lagi ia sering melihat Ambar juga mencium tangan ibunya, entah karena apa hari ini seakan Sinta melakukan hal yang sama seperti yang Andre dan Ambar lakukan.

Sinta berjalan hendak ke halte bus namun sebuah motor sport berhenti disampingnya, gadis itu menghentikan langkahnya dan terpana dengan motor yang terlihat keren oleh Sinta, ia menatap lelaki yang berbaju sekolah yang kini sudah membuka helmnya.

" Lho....Andre, ini motor kamu ?"

" Heem, kenapa memangnya ??"

" Bagus sekali." Puji Sinta yang mengamati motor Andre, bahkan tangannya mengelus body motor pemuda itu

" Kamu suka ?? Kalo begitu ayo berangkat kesekolah bareng." Ajak Andre dan itu membuat Sinta langsung menganguk secepat kilat.

" Nih....pake helmnya dulu." Titah Andre dan Sinta segera memakainya.

Dengan wajah sumringah Sinta menaiki motor sport milik Andre, setidaknya rasa sukanya pada motor sport melupakan dengan siapa dirinya sekarang berboncengan.

Apakah hati Sinta akan luluh ?? Baca terus lanjutannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!