Mereka saling menatap satu sama lain, walau Andre memberanikan diri untuk mengukung tubuh Sinta ditembok namun jangan ditanya jantungnya berdegup kencang.
"Lepasin gue " Sinta memberontak dan mendorong tubuh Andre untuk menyingkir darinya.
Sayangnya niat untuk menghindari Andre dan hendak melangkah pergi didepan jalan Sinta melihat kecoa yang membuat gadis cantik itu berteriak yang akhirnya ia mundur beberapa melangkah hingga tubuhnya terpental pada badan Andre hingga ia hendak terjatuh , untungnya Andre menahan tubuh Sinta.
"Akkhhh ada kecoa hiii..."
Lagi- lagi Andre menatap tajam Sinta yang berada dalam pelukannya, tidak ingin kontak dengan fisik kembali dengan Andre, Sinta pun meronta Kembali.
"Lepaskan gue gak...??" sungut Sinta ketika tangan kanan Andre melingkar di pinggang ramping Sinta dengan erat.
"Yakin...??" tanya Andre dengan senyum tipisnya yang dingin.
"Menurut Lo, lepas..." Titah Sinta dan kembali berontak.
Brukkkk (suara tubuh Sinta yang terjatuh dilantai)
"Aaww sakit brengsek " omel Sinta yang tubuhnya terjatuh dilantai.
"Kenapa Lo lepasin gitu aja, sakit tau pantat gue" Geram Sinta dengan tangan terkepal.
"Bukannya kamu sendiri yang pingin di lepaskan...??" jawab Andre menyengir.
"Ya tapi gak Lo banting juga gue nya kalee..." Sinta masih terduduk di bawah lantai dan meringis pada pantatnya yang ia pegang terus.
"Perlu aku bantu ...??" tangan Andre terulur kedepan telat di wajah cantik Sinta.
"Gak perlu gue bisa jalan berdiri sendiri, awas tangan Lo" Sinta mengenyahkan tangan Andre tepat dihadapannya.
"Ya udah kalo gak mau aku bantu, aku ke kelas dulu ya....byeeee" Ejek Andre yang kini telah menjauh dari Sinta menuju kelasnya.
Tepat saat itu bell berbunyi kembali, tanda semua murid masuk ke kelas masing- masing, begitu pun dengan sinta yang berjalan tertatih-tatih karena rasa sakit pada badannya.
Andre yang sudah masuk kelas dan duduk paling belakang melihat kedatangan Sinta yang masuk dengan memegangi pantatnya, mata menatap ke arah Andra dan mulai mengkode pakai tangan dengan membentuk Bogeman untuk Andre.
"Awas Lo ya...shit" ucap Sinta lirih yang hanya bisa di baca gerak bibirnya oleh Andre.
Lelaki itu hanya menipiskan senyumannya, tapi pandangannya tidak lepas dari Sinta yang kini sudah kembali ke tempat duduknya bersama Ambar.
"Sin ...kamu kenapa...?" Ambar terlihat khawatir melihat Sinta yang berjalan sedikit tertatih-tatih.
"Gue gak kenapa napa koq, tadi gue cuma kepeleset" ucap Sinta beralasan.
"Tadi Andre kenapa narik-narik kamu?? Kamu tidak disakiti sama dia kan...??"
"Gak sih, mang kenapa...??" tanya Sinta mengerutkan alisnya.
"Soalnya Andre paling gak suka kalo ada temen kelasnya berselisih atau cari gara-gara pasti ia akan turun tangan." jawab Ambar
"Huu dasar tukang ikut campur urusan orang." Dengus Sinta sedikit menekankan suaranya hingga sedikit nyaring.
Kontan saja semua kelas jadi terdiam dan menatap Sinta yang sibuk ngomel-ngomel, Andre yang melihatnya hanya memutar bola matanya malas.
"Huss jangan keras-keras, dia itu galak banget juga dingin, aku aja takut kalo melihat kemarahan dia." ucap Ambar memperingati temannya.
"Udah gak perlu bahas manusia aneh itu, bikin gue enek liat kecaperannya " Sinta tak sengaja menyengol tangan Ambar.
"Aawwhh sakit" teriak Ambar namun hanya terdengar oleh Sinta.
"Kenapa Lo?? Oiya tangan lo gimana masih merah?? Melepuh gak tadi kena kuah bakso??gue minta maaf ya gak sengaja nyengol tangan Lo." ucap Sinta yang memang tadi gak sengaja menyenggol Ambar.
"Gak apa Sinta, aku tadi cuma kaget aja dan sedikit nyeri"
" Udah di kasih salep belum ??"
"Tadi udah aku kasih lidah buaya yang aku ambil dari halaman dibelakang sekolah " papar Ambar dan menunjukan lukanya ke hadapan Sinta.
Sinta mengambil sesuatu dari dalam tasnya, Ambar hanya melihat apa yang dilakukan teman barunya itu.
"Nih gue punya salep.... gue pakein yaa ??"
Tanpa meminta jawaban dari temannya itu Sinta sudah mengolesi kulit Ambar yang tadi terkena kuah bakso saat makan di kantin.
"Makasih ya Sinta" ucap Ambar.
"Ok no problem " jawab Sinta dengan senyuman manisnya.
"Oiya kenapa kamu bawa salep segala ke sekolah..??" tanya Ambar penasaran.
Pertanyaan Ambar membuat Sinta mengaruk kepalanya yang tidak gatal dengan tersenyum-senyum.
"Karena gue sering luka bakar gitu kalau naik motor gede dan tren-trekan "
"Haaahhhh" hanya itu yang Ambar katakan sambil mulut menganga mendengar jawaban Sinta.
"Hey, kenapa bengong? Kamu ngelamun ya?" Sinta menepuk pundak temannya yang masih tergangga.
Guru pelajaran bahasa inggris pun datang dan semua siswa diam, dan mengikuti pelajaran dengan suara hening.
Selama pelajaran itulah, netra Andre sesekali mencuri pandang pada Sinta yang malah asik memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments