Sinta kini sudah berada dalam kelasnya ia terpaksa menuruti perintah Andre karena ia tak mau nanti andre sampai menunjukan video dirinya yang sedang merokok.
Akan apa jadinya jika kedua orang tuanya sampai tahu, apalagi papanya yang dikenalnya tak kenal ampun menghukum dirinya, walau pun papa Sinta tidak pernah main tangan.
Walau Sinta terlahir sebagai perempuan namun didikan papanya keras, sehingga Sinta menjadi terbiasa namun walaupun seperti itu Sinta tak jera selalu membuat papanya naik darah.
Dengan terpaksa akhirnya Sinta masuk kelas kembali, gadis itu mengekori Andre yang berada didepannya, ia mengikuti keinginan Andre karena ancaman pemuda itu.
Sinta mendudukan pantatnya dengan kasar, Ambar yang melihatnya hanya mengamati wajah muram Sinta.
" Kamu kenapa ?? "
" Tuh..." tunjuk Sinta pada Andre yang kini sudah duduk ditempatnya dan mulai mengerjakan tugas dari pak Anton.
" Kan sudah pernah aku bilang jangan sekali-kali bolos, Andre pasti tak akan suka " ucap Ambar yang menasehati, ia paham dengan ketua osis sekolah yang terkenal tampan itu.
Selain tampan dan pintar, Andre juga dikenal galak dan dingin kayak kulkas.
" Sudah kamu sekarang kerjakan tugas dari pak Anton saja, buruan 30 menit lagi akan dikumpulkan. " imbuh ambar.
" Malas mikir " jawab Sinta.
Ambar hanya menggeleng saja, ia pun akhirnya memberikan buku hasil pekerjaannya ke Sinta.
" Apa ini ??" tanya Sinta bingung menatap buku yang milik Ambar
" Punyaku, buruan salin " ucap Ambar yang tersenyum pada Sinta.
Sinta terbelalak, tangannya terulur mengambil buku milik Ambar.
" Beneran boleh nih gue salin jawaban elo !!" mata Sinta mengernyit.
" Bolehlah, kamu kan temanku. "
" Really ??"
" Ya, kamu teman terbaik untukku. " Jawab Ambar.
Mata Sinta berbinar tanpa sadar ia pun memeluk Ambar dengan senang, Andre hanya menatap keduanya, dan Sinta yang melihat Andre menatapnya hanya mengejek pemuda itu dengan menjulurkan lidahnya.
Andre hanya memutar bola matanya dengan jengah, pemuda itu kini malah sibuk mengerjakan tugasnya kembali.
" Ayo buruan disalin Sinta !!"
" Ah iya hampir aja lupa, btw thanks ya. "
" Iya."
Sinta pun mengambil bukunya dari tas dan mulai menyalin jawaban dari hasil kerjaan Ambar, untungnya Ambar baik dan ia jadi tidak kesusahan untuk mikir disaat ia sedang badmood.
Tak lebih dari 15 menit akhirnya selesai sudah pekerjaan Sinta, ia pun langsung memberikannya pada Andre dimeja pemuda itu
" Nih udah selesai "
" mhhh ingat jangan sekali-kali bolos jika tidak ingin kau dikeluarkan dari sekolah " ucap Andre
" Dasar tukang ngancem " sinis Sinta meninggalkan meja Andre.
Sinta duduk kembali di kursinya bersama Ambar, pas Bella berbunyi semua siswa berhamburan keluar kelas, Sinta menatap Ambar yang mengeluarkan bekal makan siangnya dari dalam tas.
" Kau tiap hari membawa bekal ??"tanya Sinta
" Iya, karena aku harus banyak menabung dan berhemat " jawab Ambar.
" Maaf jika aku menyinggungmu, apakah kau tidak pernah diberikan uang saku orang tuamu ??"
" Tidak pernah, aku bahkan bekerja part time setelah pulang sekolah " jawab Ambar.
" Kau tidak lelah ?? Kau kerja dimana ??" tanya Sinta dengan rasa penasarannya
" Aku bekerja direstoran dekat rumahku, sebagai tukang cuci piring, jika ditanya lelah atau tidak, sudah pasti sangat lelah, apalagi sepulang bekerja aku harus membantu ibuku menyetrika pakaian karena ibuku buka laundry dirumah " Ambar menceritakan itu sembari sibuk memakan bekalnya.
" Kau mau ??" Tawar Ambar.
Sinta yang menatap bekal Ambar hanya menatap isi bekal temannya itu, nasi, telur dadar dan sayur asam. Sungguh makanan dengan menu yang sangat sederhana untuk Sinta yang memang terlahir kaya dan terbiasa makan enak.
Jujur Sinta merasa iba pada Ambar, gadis baik, pendiam, pintar namun sering di-bully oleh Jesica dan temannya yang lain.
" Sinta...kau mau ??" tanya Ambar kembali yang membuat Sinta terhenyak.
" Tidak usah, nanti aku akan jajan dikantin. " jawab Sinta seadanya.
Ambar pun melanjutkan makannya dengan begitu lahapnya.
" Ayahmu kerja apa ??" tanya Sinta penasaran.
" Ayahku sudah lama meninggal karena sakit, sekarang adikku yang sakit, jadi aku dan ibu harus bekerja keras mengumpulkan banyak uang untuk adik aku."
" Maaf gue turut bersedih, lalu adikmu sakit apa ?? "
Tanpa sadar air mata Ambar menetes dipipi pipi chubby gadis itu, Sinta pun memeluk Ambar dengan mengusap punggung teman bangkunya itu.
" Adikku sakit ginjal sin, sebulan dua kali adikku harus menjalani cuci darah dirumah sakit, dan itu biayanya tidak murah " ucap Ambar dengan menangis tersedu-sedu.
" Jangan menangis, bukankah sakit ginjal bisa melakukan transplantasi ginjal ya ??"
" Iya kau benar tapi sayangnya untuk mencari pendonornya yang susah, lagi pula biaya operasi donor ginjal sangat mahal " ucap Ambar.
Entah kenapa mendengar cerita kehidupan Ambar dan melihat Ambar menitikan air matanya seketika itu pula mata Sinta berkaca-kaca.
" Aku hanya bisa doakan semoga adikku segera sembuh dengan mendapatkan pendonornya "
" Iya terimakasih doanya, amin " Ambar kini melanjutkan makannya kembali setelah tadi ia sempat menghentikan makannya.
" Ayo Ambar semangat !!! Kau harus kuat demi adikmu, jika kau butuh sesuatu jangan sungkan, katakan padaku " senyum terbit diwajah cantik Sinta setelah mengatakan itu.
Ambar hanya mengangguk dan membalas senyuman temannya itu, ia beruntung memiliki teman macam sinta, walau gadis itu terbilang urakan, dan nakal namun buat Ambar Sinta memiliki hati yang baik.
Tanpa sadari oleh keduanya Andre menatap takjub akan sifat Sinta yang bertolak belakang dengan saat gadis itu menghadapi dirinya, beda sekali.
Andre menganggap Sinta hanya ketus dan tak menyukai dirinya, ia bisa melihat dari Sinta yang selalu mengomel jika Andre memberi nasehat atau arahan yang baik.
" Ada apa denganku ?? Aku merasa jika selalu berhadapan dengan Sinta jantungku selalu berdetak dengan cepat, apakah aku....?? Tidak, tidak mungkin aku tertarik pada gadis nakal dan urakan macam Sinta." Sangah Andre yang berusaha mengelak perasaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments