Delisha membuka mata, ia berada di rumah sakit. Tangannya dalam keadaan diinfus. Tidak ada siapa-siapa di sekelilingnya.
"Ya Tuhan, sejak kapan aku di sini?" Delisha panik. Seharusnya ia bersiap untuk pergi umrah, apakah ia sudah melewatkan waktu itu?
Delisha melepas infus di tangannya hendak pergi. Secarik kertas di atas perutnya membuat fokus matanya tertuju ke arah kertas itu. Sederet tulisan tampil di sana.
'Delisha, maaf aku meninggalkanmu sendirian di rumah sakit. Sebab aku ada urusan yang tidak bisa ditunda. Semoga kau lekas sembuh. Danish'
Delisha tersenyum simpul. Kata-kata itu sama sekali tidak memiliki makna apa pun, hanya sebatas informasi. Namun Delisha merasakan getaran hebat yang menguasai jiwanya dalam setiap kalimat itu.
"Terima kasih, Danish." Delisha menghambur meninggalkan bed. Ia memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit. Jika ia masih memiliki waktu, maka ia akan bersiap berangkat umrah seperti yang sudah dia harapkan selama ini.
"Anda belum diperkenankan pulang, Nona!" ucap perawat yang ditemui di meja administrasi.
"Tidak. Aku harus pulang. Aku baik-baik saja. Oh ya, ini hari apa?" tanya Delisha.
"Sudah hampir pagi, hari sabtu," jawab perawat.
Oh... syukurlah. Delisha belum terlambat. Artinya Delisha masih memiliki waktu beberapa jam lagi untuk berangkat umrah.
"Berapa tagihan perawatanku di rumah sakit ini?" tanya Delisha.
"Untuk perawatan yang sudah berjalan, sudah dibayar, Nona."
Ya Allah... Danish telah membiayai semuanya. Delisha semakin kagum. Atas dasar apa Danish melakukan semua itu? Delisha bukan siapa-siapa bagi Danish, tapi lelaki itu melakukan kebaikan pada siapa saja. Sungguh dia lelaki yang baik, berniat hanya untuk menolong saja.
***
Delisha langsung membawa koper keluar rumah, ia tidak memiliki banyak waktu untuk bersantai ria.
Mobil jemputan sudah menunggu di depan rumah.
Daniel berdiri di depan rumahnya, menatap Delisha yang tengah mengunci pintu.
Manik mata Delisha melirik singkat ke arah Daniel, kemudian menuruni teras menuju ke mobil.
Supir membantu Delisha memasukkan koper ke bagasi.
"Delisha!"
Suara yang memanggil itu terdengar sangat dekat, tepat dari arah belakang.
Delisha menoleh. Tampak Daniel berdiri di belakangnya. Mereka bertukar pandang.
"Kematian ayah tirimu sudah diungkap. Ibumu pun sudah ditangkap. Kurasa tidak ada lagi yang perlu kujelaskan," kata Delisha datar.
"Aku minta maaf."
Delisha melipat tangan di dada. "Baguslah jika kau bia memahami hal ini. Dan ini akan menjadi pelajaran berharga bagimu, supaya tidak melakukan tindakan gegabah dan hanya mengandalkan emosi. Sesuatu yang fatal itu akan berakibat buruk."
"Aku menyesal. Dan... Mengenai kaca jendela rumahmu yang pecah, atap rumahmu yang bocor, semua itu akan aku perbaiki."
Sebelumnya Delisha juga yakin bahwa pelaku teror terhadap rumahnya adalah Daniel, dan ternyata dugaannya benar.
"Baguslah kalau kau mau bertanggung jawab." Akhirnya kata-kata itu yang terucap oleh Delisha.
"Awalnya aku mengira kau adalah psikopat. Itulah yang pertama terpikir olehku saat melihat kondisi ayahku terkapar, aku berpikir bahwa kau adalah seorang penjahat. Tapi ternyata aku salah."
"Bukankah aku sudah menjelaskannya waktu itu?" Alis Delisha terangkat.
"Maaf, aku tidak mempercayaimu.”
Delisha menghela napas saja.
“Aku sedih sudah kehilangan sosok ayah, tapi juga sedih kehilangan ibu. Ibuku sudah di dalam penjara. Tapi biarlah jika itu adalah yang terbaik untuk ibu." Daniel tampak sangat menyesal. Ada kesedihan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata di wajahnya. "Terima kasih, Delisha. Kau sudah memberikan aku banyak pelajaran berharga. Ini benar-benar akan menjadi sejarah besar bagiku."
Delisha mengangguk. Hatinya lega.
Daniel tampak puas setelah mengungkapkan apa yang mengganjal dalam benaknya, ia kemudian balik badan dan pergi.
"Common, Nona Delisha!" supir membukakan pintu untuk Delisha.
"Okey, thanks." Delisha masuk ke mobil. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Mekah. Senyumnya mengembang di sepanjang jalan.
Kenapa sebahagia ini saat ingin menginjak Mekah?
Welcome Mekah!
***
Bersambung ...
Klik like dulu yah 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
inggrid LARUSITA Nganjuk
skenario tuhan memang indah
2024-01-06
1
Umine LulubagirAwi
Alhamdulillh, msh rjekimu untk umrooh delisha dan mslhmu slesai
2024-01-03
0
renita gunawan
Alhamdulillah.akhirnya masalah delisha terselesaikan dengan baik.dan delisha jadi pergi umroh.hmm..tapi sepertinya delisha ketemu dengan jodohnya danish disana
2023-10-29
0