Satu tahun sudah berlalu sejak pertemuan Delisha dengan Danish.
Lebih tepatnya kini adalah ramadhan berikutnya setelah setahun silam. Suasana ramadhan kali ini di Paris berbeda dengan suasana tahun kemarin.
Apa lagi di kawasan masjid besar di Paris yang notabene mayoritas kebanyakan warga Negara Indonesia yang memadatinya. Mereka berbagi takjil, menjalani awal ramadhan dengan kemeriahan anak- anak kecil.
Tahun lalu, masjid itu tidak begitu ramai. Posisi masjid tidak jauh dari kediaman Delisha, suara adzan saat berkumandang pun kedengaran saat ia berada di rumah. Meski adzan hanya menggunakan speaker kecil dan suaranya tidak terlalu keras, namun cukup terdengar sayup-sayup sampai ke telinga Delisha.
Di Paris, bangunan masjid hanya sedikit, dan itu pun hanya dibangun di wilayah mayoritas muslim saja.
Tidak seperti di tanah air yang dalam jarak beberapa kilo meter saja, sudah ditemukan masjid hingga suara adzan pun akan terdengar bersahut- sahutan.
Delisha tengah duduk di depan laptop. Ia sedang mengerjakan kegiatan paling penting dalam dunia perkuliahan, mengunggah file skripsi di repository kampus perpustakaan. Beberapajam ia duduk di sana untuk tugas penting ini. Sebentar lagi ia akan menyelesaikan kuliah dan berencana untuk kembali ke tanah air.
Namun sebelum pulang ke tanah air, ia berjanji pada dirinya sendiri akan menjalankan umrah ke Mekkah. Ia ingin merasakan bagaimana kebahagiaan umat muslim di kota suci. Momen itu akan ia rasakan beberapa minggu lagi karena ia sudah mendaftar dan mendapatkan jadwal untuk diberangkatkan umrah.
Senyum Delisha mengembang mengenang hal itu. Sebelumnya, tidak pernah ia terpikir untuk umrah, namun Danish telah mengubah pandangannya.
Delisha berada di kota itu karena satu alasan, yaitu menuntut ilmu. Sedangkan Danish? Entah apa alasan pria itu tinggal di Paris? Siapa Danish yang sebenarnya?
Apakah Danish di kota itu sedang bekerja? Apakah dia sudah beristri? Apakah sudah punya anak? Ataukah masih lajang? Sosok Danish meninggalkan kesan penasaran yang membuat Delisha diserang dengan sejuta pertanyaan.
Delisha menetap di Paris sejak beberapa tahun silam, tanpa persetujuan orang tua, namun juga tanpa penolakan orang tuanya. Mereka tak peduli akan keberadaan Delisha. Jangankan pada Delisha yang terlahir sebagai anak sulung, pada dua adik Delisha pun, kedua orang tuanya tak peduli. Mereka sibuk dengan urusan masing- masing.
Sebagai pemilik perusahaan besar di tanah air, kedua orang tua Delisha lebih asik dengan kegiatan yang menghasilkan cuan besar. Mereka sibuk berbisnis, liburan, dan hal- hal yang tak pernah lepas dari urusan pekerjaan. Mama dan papa Delisha jarang bersama-sama, keduanya memiliki kesibukan masing-masing.
Tangan kanan Delisha menyambar smartphone saat benda itu berdering.
“Mama?” gumam Delisha menatap nama yang meneleponnya. Tesa.
Ini adalah pertama kalinya Tesa menelepon setelah setahun mereka tidak berkomunikasi. Bukan karena ada masalah diantara keduanya, tapi memang hubungannya dengan kedua orang tuanya sangat jauh. Jika bukan Delisha yang menelepon mamanya, maka wanita yang melahirkannya itu tak akan pernah menghubunginya.
Terlahir dari keluarga kaya, tak lantas membuat kebahagiaan dan pendidikan Delisha terjamin. Saat ia pernah merasa putus asa menuntut ilmu karena lelah, kedua orang taunya pun tak peduli.
Sepersekian detik bayangan hubungan di keluarganya pun terkilas balik di ingatan Delisha. Gadis bermata Barbie itu bukanlah gadis lemah lembut, sopan dan baik seperti yang dikira. Dia seorang pembangkang, pemarah dan tidak jarang membuat kegaduhan.
Di rumah, Delisha sering kali bertengkar dengan adik-adiknya. Delisha memaki dan menghujat adiknya ketika emosinya sudah berada di puncak.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
inggrid LARUSITA Nganjuk
orang tua pada sibuk sendiri gk mikir nasib anaknya
2024-01-06
1
Umine LulubagirAwi
Ksian Delisha dan adik2nya. kurg prhtian ortu, ga da pnddkn agmnya jg
2024-01-03
0
renita gunawan
hal seperti ini yang sering terjadi di kehidupan nyata.orang tua berpikir bahwa kebutuhan anak mereka hanya bisa dipenuhi dengan uang.tanpa mereka sadari bahwa anak mereka juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang mereka
2023-10-28
1