Bab 10. Buah Surga dan Aura Jahat

Kayana berdiri menunggu Ren yang sedang memarkirkan mobil mereka. Dalam perjalanan pulang ke rumah Kayana meminta kepada Ren untuk mampir sebentar di supermarket yang tidak jauh dari rumah mereka. Gadis itu kehabisan beberapa persediaan bahan makanan dan barang-barang lain. Awalnya Ren menolak karena ia ingin segera pulang dan membersihkan diri. Namun, bukan Kayana namanya jika gadis itu menurut begitu saja. Gadis itu malah meminta Ren untuk turun dari mobilnya dan menyuruhnya pulang sendiri menggunakan kendaraan umum yang sudah barang tentu juga ditolak oleh sang suami. Akhirnya dengan terpaksa laki-laki tersebut mengabulkan permintaan istri cantiknya.

"Ternyata parkirannya cukup penuh," ujar Ren.

Laki-laki itu berjalan sedikit berlari menghampiri gadis yang tengah berdiri di dekat deretan troli. Setelah bertemu, keduanya kemudian melangkahkan kaki memasuki supermarket. Kayana dengan santainya berjalan mendorong troli diikuti Ren yang berjalan malas di sampingnya. Gadis itu melihat-lihat barang yang tertata rapi dalam rak. Setelah puas melihat-lihat, Kayana kemudian mengeluarkan ponsel pintar miliknya bermaksud melihat daftar barang yang harus ia beli hari ini. Kayana kemudian berjalan ke bagian buah-buahan, di sana ia memilih beberapa buah kesukaannya dan memasukannya ke dalam plastik sebelum ditimbang.

"Apakah ada yang kamu mau Ren?" tanya Kayana yang sedang asyik memilih buah jeruk.

Tangannya begitu terampil memilih buah-buahan guna memastikan bahwa buah tersebut dalam kondisi yang bagus. Senyum dari gadis itu tidak hilang sejak tadi, Kayana memang sangat menyukai berbelanja seperti biasanya. Apalagi saat ini buah dan sayur yang ada masih segar dan lengkap. Untung saja dia tidak jadi membatalkan niatnya berbelanja hari ini, jika tidak bisa saja besok barang-barang tersebut sudah tidak segar atau bahkan habis.

"Aku ingin buah surga," ucapnya enteng.

Kayana mengendelik mendengar ucapan Ren yang begitu vulgar. Ditatapnya tajam lelaki di sampingnya. Kayana tidak paham lagi dengan jalan pikirannya, laki-laki itu meminta buah surga? Ren yang merasa di tatap oleh gadis di sebelahnya pun bingung. Dirinya tidak merasa ada yang salah dengan ucapannya, lantas mengapa gadis itu memberikan tatapan tajam padanya.

"Apa? Aku hanya bilang aku mau buah surga," tukasnya.

"Ren!" pekik Kayana. Ingin sekali Kayana membungkam mulut laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu.

"Apa kamu gila? Buah surga? Astaga," ucap Kayana mendekatkan diri pada laki-laki tampan tersebut.

Ren masih tidak paham dengan pikiran Kayana, apakah ada yang salah dengan ucapannya itu?. Ren terdiam mencoba mencerna kembali ucapan Kayana. Setelahnya, Ren menghembuskan napas sedikit tersenyum. Sepertinya kini ia paham dengan pikiran Kayana. Dengan jahilnya, laki-laki itu kemudian berbisik mesra tepat di telinga kiri Kayana.

"Apa yang kamu pikirkan dokter Kayana Daya Darmawan? Aku hanya ingin buah ara ini," bisiknya sembari mengambil sekotak buah Ara di depannya.

"Apakah kamu sedang memikirkan sesuatu yang panas?" lanjutnya menyeringai.

Kayana membeku mendengar penuturan tuan muda Ren Nugra Darmawan. Ternyata dirinya salah sangka. Kayana menutup matanya rapat hingga memunculkan kerutan di wajah cantiknya. Ingin sekali Kayana bersembunyi saat ini. Gadis itu sadar jika dirinya yang sudah berpikiran buruk pada suaminya. Kayana kemudian berdeham bermaksud menghilangkan rasa malu yang melandanya.

"Tidak, aku hanya... Ah sudahlah, makanya lain kali kalau bilang itu yang jelas, jangan ambigu," sungutnya sembari berjalan meninggalkan Ren yang tersenyum jahil.

Ren melihat Kayana yang pergi menjauh darinya, laki-laki itu tahu jika gadis yang menjadi istrinya itu malu bukan kepalang. Lihat saja telinganya yang memerah. Sungguh lucu bukan? Ren kemudian melangkahkan kaki jenjangnya mengikuti Kayana. Di sisi lain, Kayana mencoba menata kembali detak jantung dan raut wajahnya. Ia tidak tahu jika laki-laki itu dengan santai menggoda dirinya di tempat umum seperti ini. Tidak ingin berlarut memikirkan hal tersebut, Kayana pun kembali memfokuskan pikirannya pada barang-barang belanjaannya.

Kayana memilih ke bagian mie instan, dirinya ingin sekali makan mie malam ini. Sejak menikah dan menyandang status sebagai istri dari Ren Nugra Darmawan, Kayana belum mengkonsumsi makanan instan tersebut. Dipilihnya beberapa merk mie yang menurutnya enak.

"Mie instan?" tanya Ren.

Kayana pun mengangguk, gadis itu menjelaskan jika malam ini dirinya tidak ingin memasak. Sehingga ia memutuskan untuk membuat mie instan saja. Ren mengangguk tanda mengerti dan tersenyum penuh arti. Kemudian laki-laki berparas tampan itu ikut mengambil beberapa bungkus mie. Sebenarnya Ren sendiri juga sangat suka mengkonsumsi mie instan, terlebih di saat sibuk. Bagi seorang laki-laki yang tinggal sendiri, mie instan adalah penolongnya. Hanya saja semenjak dirinya sakit hingga masuk rumah sakit, sang kakek melarangnya untuk membeli barang tersebut.

"Kamu juga mau ini?" tanya Kayana saat melihat sang suami mengambil berbagai macam mie instan.

"Iya, sudah lama aku tidak memakannya," jawabnya singkat.

"Baiklah..." ucap Kayana memberi jeda, "Ren, bisakah kamu mengambilkan beberapa roti sandwich? Aku harus membeli sayuran." pinta Kayana sembari menunjuk lorong di depannya.

"Baiklah," tukas lelaki berambut hitam itu.

Cukup lama Ren melihat-lihat beberapa bungkus roti di depannya. Dirinya lupa bertanya pada Kayana roti apa yang biasanya gadis itu beli. Maklum saja, biasanya Ren hanya tinggal meminta pelayan dari rumah sang kakek untuk mengisi beberapa bahan makanan. Sehingga, laki-laki itu tidak begitu familier dengan merek-merek tersebut. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Ren memutuskan untuk mengambil dua jenis roti yang dirasa cocok dengan lidah Kayana.

Dirasa sudah cukup, Ren kemudian melangkahkan kakinya mencari keberadaan Kayana. Laki-laki tersebut berjalan cukup santai sembari menikmati suasana supermarket yang mulai ramai. Dengan celingukan ia mengelilingi setiap bagian supermarket. Laki-laki tersenyum membayangkan Kayana akan bangga dengan pilihannya. Namun, beberapa meter dari posisi Kayana berdiri, senyuman itu luntur. Ren menghentikan langkahnya saat mendapati Kayana berbincang dengan sosok gadis yang ia kenal. Dengan langkah cepat, Ren berjalan menghampiri sang istri.

"Sayang, ini roti yang kamu minta." Tangan kanan Ren memeluk pinggang ramping milik Kayana. Sedangkan Kayana hanya diam dan melongo menatap tingkah Ren yang tiba-tiba menjadi manis.

"Kak Ren apa-apaan sih?" tegur gadis di depannya.

Gadis itu adalah Jasmine, adik sepupu Ren. Kayana dan Jasmine tidak sengaja bertemu, sehingga dirinya menyapa adik ipar sebagai bentuk sopan santun. Hanya saja Kayana tidak mengira jika Ren akan bertindak sama seperti saat hari pernikahan mereka.

Ren yang mendengar itu pun menatap tidak suka pada gadis tersebut. Beraninya ia menegur di saat perempuan yang dalam pelukannya adalah istri sahnya. Ingin sekali laki-laki itu mengumpat jika dirinya tidak ingat ini adalah ruang publik. Melihat gelagat tak suka yang diberikan oleh sang kakak sepupu, Jasmine akhirnya memilih untuk pamit. Gadis itu tidak ingin membuat keributan yang tidak jelas hanya karena kakak sepupunya.

"Aku duluan kak, sepertinya ada aura jahat di sekitarmu. Lebih baik setibanya di rumah kakak langsung mandi saja," pesan Jasmine mengejek Ren.

Ren yang mendengar itu pun hanya diam, dirinya berpura-pura tidak mendengar ucapan saudaranya tersebut. Kayana yang sedari tadi diam pun hanya tersenyum dan melambaikan tangan sebagai bentuk perpisahan dengan sang adik ipar. Setelahnya Ren menatap Kayana tajam.

"Ayo pulang!" ajak Ren melepas pelukannya dan mendorong troli yang hampir penuh itu.

Kayana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, gadis itu tahu jika suaminya sedang dalam suasana yang buruk. Walaupun Kayana tahu jika hubungan kakak beradik itu kurang baik karena ambisi dari bibinya, tetapi ia masih tidak mengerti alasan apa yang mendasari Ren menutup segala bentuk komunikasi dengan sang adik. Padahal jika dilihat lebih dalam, Jasmine tidak pernah menunjukkan minat atau bahkan ancaman kepada Ren.

Episodes
1 Bab 1 : Menikah?
2 Bab 2 : Adik sepupu Ren.
3 Bab 3. Malam pertama?
4 Bab 4. CEO Muda
5 Bab 5. Seenaknya sendiri
6 Bab 6. Permintaan Tak Terduga
7 Bab 7. Kisah Secangkir Kopi.
8 Bab 8. Makan Siang Bersama.
9 Bab 9. Aneh.
10 Bab 10. Buah Surga dan Aura Jahat
11 Bab 11. Makan malam.
12 Bab 12. Martin dan Marta.
13 Bab 13. Pertolongan Pertama.
14 Bab 14. Attaraka Yudha.
15 Bab. 15. Si Pengganggu.
16 Bab 16. Suasana IGD.
17 Bab 17. Berubah dan tidak berubah.
18 Bab 18. Jasmine Sakit?
19 Bab 19. Makan Malam Bersama Jasmine
20 Bab 20. Peresmian Gedung Galeri.
21 Bab 21. Pertemuan Dua Lelaki Tampan.
22 Bab 22. Perebutan Gambar Kayana.
23 Bab 23. Suami Kayana?
24 Bab 24. Kue Brownis dan Sorbet
25 Bab 25. Rencana Jahat Melisa
26 Bab 26. Peperangan Dua Gadis Cantik
27 Bab 27. Ciuman Pertama
28 Bab 28. Menunggu Ren Pulang.
29 Bab 29. Jasmine diusir(?)
30 Bab 30. Jasmine dan Ren
31 Bab 31. Perempuan Gila.
32 Bab 32. Ciuman Singkat.
33 Bab 33. Kayana dan Jasmine
34 Bab 34. Pertemuan Jasmine dan Raka
35 Bab 35. Ren Kecelakaan?!
36 Bab 36. Ramuan Raka.
37 Bab 37. Ciuman Ketiga.
38 Bab 38. Eleena Si Gadis Gila.
39 Pengumuman!
40 Bab 39. Pasangan yang cocok?
41 Bab 40. Semakin dekat.
42 Bab 41. Ren Cemburu?
43 Bab. 42. Melisa berulah lagi.
44 Bab 44. Ren Cemburu Lagi.
45 Pengumuman Libur.
46 Bab 44. Membaiknya Hubungan Kakak Adik.
47 Bab 45. Api Cemburu Semakin Berkorbar.
48 Bab 46. Mulai membaik
49 Bab 47. White Wine
50 Bab 48. Titik terang pertama
51 Bab 49. Sadar akan perasaan masing-masing?
52 Bab 50. Jasmine semakin menjadi.
53 Bab 51. Pengakuan.
54 Bab 52. Tamat
55 Karya Baru
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 : Menikah?
2
Bab 2 : Adik sepupu Ren.
3
Bab 3. Malam pertama?
4
Bab 4. CEO Muda
5
Bab 5. Seenaknya sendiri
6
Bab 6. Permintaan Tak Terduga
7
Bab 7. Kisah Secangkir Kopi.
8
Bab 8. Makan Siang Bersama.
9
Bab 9. Aneh.
10
Bab 10. Buah Surga dan Aura Jahat
11
Bab 11. Makan malam.
12
Bab 12. Martin dan Marta.
13
Bab 13. Pertolongan Pertama.
14
Bab 14. Attaraka Yudha.
15
Bab. 15. Si Pengganggu.
16
Bab 16. Suasana IGD.
17
Bab 17. Berubah dan tidak berubah.
18
Bab 18. Jasmine Sakit?
19
Bab 19. Makan Malam Bersama Jasmine
20
Bab 20. Peresmian Gedung Galeri.
21
Bab 21. Pertemuan Dua Lelaki Tampan.
22
Bab 22. Perebutan Gambar Kayana.
23
Bab 23. Suami Kayana?
24
Bab 24. Kue Brownis dan Sorbet
25
Bab 25. Rencana Jahat Melisa
26
Bab 26. Peperangan Dua Gadis Cantik
27
Bab 27. Ciuman Pertama
28
Bab 28. Menunggu Ren Pulang.
29
Bab 29. Jasmine diusir(?)
30
Bab 30. Jasmine dan Ren
31
Bab 31. Perempuan Gila.
32
Bab 32. Ciuman Singkat.
33
Bab 33. Kayana dan Jasmine
34
Bab 34. Pertemuan Jasmine dan Raka
35
Bab 35. Ren Kecelakaan?!
36
Bab 36. Ramuan Raka.
37
Bab 37. Ciuman Ketiga.
38
Bab 38. Eleena Si Gadis Gila.
39
Pengumuman!
40
Bab 39. Pasangan yang cocok?
41
Bab 40. Semakin dekat.
42
Bab 41. Ren Cemburu?
43
Bab. 42. Melisa berulah lagi.
44
Bab 44. Ren Cemburu Lagi.
45
Pengumuman Libur.
46
Bab 44. Membaiknya Hubungan Kakak Adik.
47
Bab 45. Api Cemburu Semakin Berkorbar.
48
Bab 46. Mulai membaik
49
Bab 47. White Wine
50
Bab 48. Titik terang pertama
51
Bab 49. Sadar akan perasaan masing-masing?
52
Bab 50. Jasmine semakin menjadi.
53
Bab 51. Pengakuan.
54
Bab 52. Tamat
55
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!