Keesokan paginya lafiza demam yang membuat jeremy khawatir, ia berniat membawa istrinya kerumah sakit tetapi istrinya tak mau dengan alasan gak suka bau rumah sakit.
"Gue gak mau makan."tolak lemah lafiza yang membuatnya jeremy menghela nafasnya sabar.
"Cuma sedikit, kamu harus minum obat dan setidaknya makan lah sedikit, apa kamu tak mau sembuh?."tanya jeremy yang membuat lafiza menggelengkan kepalanya.
Tentu saja dia mau sembuh tapi kan mulutnya pahit makanya dia tak mau makan.
"Dua suap saja, jangan membantah."ucap jeremy menatap tajam lafiza dan gadis itu langsung menganggukkan kepalanya.
Selesai makan lafiza langsung meminum obat dan berbaring kembali, dia ingin tidur tetapi matanya sedari tadi tak mau di tutup
"Om gak ke kantor?."tanya lafiza menaikkan sebelah alisnya dan Jeremy menggelengkan kepalanya, Lafiza hanya menganggukkan kepalanya saja tak perlu repot-repot bertanya alasan pria itu kenapa gak masuk kantor.
"Gue pengen di peluk sama Lo."lirih lafiza, saat sakit ia biasanya di peluk sama mami nya tetapi sekarang tidak ada sosok tersebut di dunia novel ini Untuk di minta memeluk nya.
Sementara jeremy terkejut mendengar ucapan lafiza.
"Gue biasanya di peluk kalo lagi sakit."ucap lafiza dengan suara pelan nya tetapi karena Jeremy mempunyai pendengaran yang sangat tajam mendengar ucapan lafiza.
Tanpa sepatah kata pun dia langsung naik ke atas kasur dan masuk ke dalam selimut, jeremy duduk dan bersandar di sandaran kasur, lalu ia langsung menarik lafiza dengan lembut ke dalam pelukannya.
Sementara lafiza juga terkejut karena jeremy mau menuruti ucapannya tetapi sedetik kemudian ia mengedikkan bahunya acuh.
Lafiza menaruh kepalanya di atas parut jeremy Karna posisi pria itu duduk sambil bersandar di sandaran kasur.
"Tidur."ucap jeremy yang tahu kalo istrinya mengantuk, ia mengelus lembut Surai indah istrinya dan sesekali mengecup nya.
"Om."panggil lafiza pelan dan Jeremy hanya menjawabnya dengan deheman saja, ia sekarang sibuk mengelus rambut istrinya yang sangat lembut.
"Gak ada."ucap lafiza yang membuat Jeremy mendengus kesal lalu ia sekarang ikut berbaring dengan masih memeluk istrinya.
Lama kelamaan lafiza tertidur karena usapan Jeremy pada rambutnya, ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya karena posisi tersebut sangatlah nyaman.
Jeremy menunduk ke bawah untuk melihat wajah istrinya lalu ia tersenyum kecil melihat wajah polos istrinya saat tertidur.
"Semoga saja kita akan terus seperti ini istriku."gumamnya.
Cup
.....
Terlihat dua orang pemuda berdiri di lapangan sambil hormat dengan kaki kanan yang di angkat sebelah.
Wajahnya senantiasa datar sedari tadi, tidak ada ekspresi selain itu yang dia keluarkan.
Rintik-rintik hujan mulai turun dan mengguyur tubuh keduanya, wajah nya sudah pucat tetapi mereka berdua mencoba untuk tidak tumbang, kalo itu terjadi yang ada keduanya kembali di hukum dengan berat.
Tatapan kasihan dari siswi maupun siswa membuat kedua pemuda itu mengernyit tak suka, dia tak suka di kasihani sama mereka.
Edgar melihat ke arah kembarannya, badan edrick terlihat bergetar dengan bibir yang pucat.
"Masih kuat?."tanya Edgar dan edrick menganggukkan kepalanya walaupun dia mati-matian menahan tubuhnya agar tidak ambruk.
"Lo istirahat aja biar gue aja yang jalanin hukuman ini."ucap Edgar yang sangat kasihan melihat kembarannya.
Edrick menggelengkan kepalanya yang membuat Edgar menghembus nafasnya pelan. Kembarannya ini sangat keras kepala.
Mereka berdua di hukum karena terlambat tiga menit dan di hukum dari pagi sampai pulang sekolah, keterlaluan bukan?.
Memang ini peraturan sekolahnya tanpa orang luar mengetahuinya.
Bruk
Edgar terkejut melihat kembarannya pingsan, ia langsung duduk dan mengguncang badan kembarannya.
"Rik."panggil nya tetapi tak ada jawaban, tanpa pikir panjang Edgar langsung saja menggendong kembarannya ala bridal style, persetan dengan hukuman karena keadaan kembaran nya jauh lebih penting.
Edgar yakin pasti besok keduanya akan mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi dan itu membuat Edgar muak.
.....
Terlihat dua pasangan suami istri sedang tidur sambil berpelukan, hujan deras mengguyur kota tersebut pun hawa yang sangat dingin mendominasi kamar bernuansa gold tersebut membuat keduanya Saling mengerat kan pelukan.
Salah satu dari mereka terbangun karena mendengar dering ponsel yang sangat memekakkan telinga karena posisi ponsel tersebut tepat di samping bantal nya, lafiza menyingkirkan tangan jeremy dari pinggang nya lalu mengangkat telpon tersebut yang menampilkan nomor tidak di kenal.
Sementara jeremy yang merasakan tak memeluk istrinya pun langsung terbangun, ia mengucek matanya sendiri agar penglihatan nya jelas.
Menoleh ke arah ke samping terlihat istrinya yang lagi menelpon dengan raut wajah terkejut sekaligus khawatir terpampang jelas pada wajah bantal istrinya.
"OM!."
Pria itu terkejut mendengar pekikan istrinya, lalu ia menaikkan sebelah alisnya pertanda bertanya.
"Si kembar masuk rumah sakit!."jawabnya sambil mengigit kuku jarinya cemas, sementara Jeremy terkejut mendengar ucapan istrinya.
Setelah itu keduanya langsung pergi kerumah sakit dengan keadaan yang sangat cemas bukan main.
Setelah sampai di rumah sakit, lafiza menarik tangan jeremy yang sudah pasrah di tarik sama istrinya padahal istrinya sedang demam tapi sekarang ia terlihat seperti tidak sakit.
"Dok gimana keadaan anak saya?"tanya lafiza tiba-tiba yang membuat dokter yang baru saja keluar dari ruangan si kembar terkejut karena lafiza yang tidak ada permisi dan langsung bertanya.
"Keadaan kedua anak ibu dan bapak baik-baik saja, mereka hanya demam biasa dan juga kelelahan serta perut nya juga kosong yang membuatnya pingsan."jawab dokter tersebut yang membuat lafiza mendelik tak terima di panggil 'ibu' sama dokter tersebut.
Saat sampai di rumah sakit Edgar juga ikutan pingsan karena kelelahan dan perutnya juga kosong.
Keduanya tak sempat sarapan pada saat itu karena bangun agak telat, tak tau kenapa karena biasanya juga keduanya bangun sangat pagi untuk pergi ke sekolah.
Lafiza menerobos masuk yang membuat dokter tersebut mengelus dadanya sabar melihat itu.
"Untung cantik."gumam dokter tersebut yang membuat jeremy menatapnya setajam silet.
"Jangan memuji istri saya!."ucapnya dingin kemudian masuk ke dalam menyusul istrinya meninggalkan dokter yang tersenyum paksa.
Sedangkan di dalam lafiza sedang mengecek keadaan kedua anaknya yang masih belum sadar.
Dia curiga sama kedua anaknya, kalaupun mereka pingsan kan bisa di bawa ke UKS apalagi UKS di sekolahan tersebut fasilitas nya sama seperti yang di rumah sakit karena sekolahan tempat kedua nya sekolah sangatlah elit.
Tapi kenapa Edgar membawa edrick ke rumah sakit dan kalaupun mereka berdua belum sarapan di rumah pasti saat sampai di sekolahan keduanya langsung di kasih sarapan.
Memang di sekolahan tempat keduanya bersekolah setiap pagi selalu di bagikan makanan gratis untuk mereka semua sarapan walaupun mereka yang sudah sarapan di rumah tapi tetap mereka akan di berikan makanan.
Tapi kata dokter perut anaknya kosong dan kelelahan, apa coba yang membuat keduanya kelelahan, apakah karena belajar pikirnya, ah nanti dia akan tanyakan kepada kedua anaknya.
Hari juga sudah siang masa kedua anaknya belum sarapan, kan bisa juga ke kantin, apa keduanya lupa membawa uang pikirnya ah sudahlah ia pusing.
Lafiza melihat edrick yang membuka matanya perlahan sambil memegang kepalanya yang pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments