Brandir Warriors At Erast Landow

Brandir Warriors At Erast Landow

Erast Landow 1

Hay Ka ^^ Ini karyaku yang pertama dengan ambil tema Fantasi Hunter X Dungeon. Mohon maaf jika kurang berkesan karena masih belajar menulis ditema ini. Selamat membaca ... jangan lupa subs, like, dan comment supportnya. Terima kasih, salam author Fidia K.R ^^

...***...

Pernahkah kalian melihat aurora diangkasa pada malam hari? Garis lurus mencekung tak berarah, penuh  goresan warna indah yang sulit untuk dijelaskan hingga membuatmu kagum melihatnya. Jangan pernah lupakan kilau cahaya bintang yang membantu membuatnya semakin terlihat indah.

Jika kau menatap itu sangat indah, bagi kami yang mengijakkan kaki ditanah dunia bernama Landow, aurora ini tidak seindah seperti yang kau bayangkan. Bagaikan kabut menelan cahaya, serta keelokan bunga yang langsung gugur layu kuning kecoklatan.

Halivara, Leadale, Mareen, bahkan Beckton, keempat daerah element penting dimana semua berpusat pada Erast, inti dari dunia Landow dimana ilmu pengetahuan dan sihir berkembang disana dengan batu suci Thindrel yang menjaga keseimbangan.

Disatu sisi dunia lainnya yang kusebut Bumi, tanah pun ikut berguncang hingga tidak ada tempat untuk bisa berpijak secara aman. Melihat pada mereka yang berlarian untuk bertahan hidup, apalah daya diri ini yang tertunduk merangkul dibawah sebuah pohon dengan batang kayu yang mendayu.

“ANORA PERGI DARI SANA!” teriakan kedua orang terkasih yang menatap sendu dari kejauhan. Mereka pun tidak dapat bergerak akibat tanah yang berguncang dengan hebatnya. Kemana aku harus menyelamatkan diri? berkata dalam batin dengan penuh ketakutan.

Angin berhembus kencang disertai butir pasir yang menusuk kedua bola mata. Terpaksa tertatih secara perlahan, kedua mata yang akhirnya tertutupi sebuah selendang pun begitu membantu untuk melihat kearah mana kaki ini untuk berlari.

Bumi yang murka akibat ulah tangan manusia yang selalu haus dan tidak pernah merasa puas. Rintihannya begitu menggema memecah langit berawan coklat yang sudah tidak lagi terlihat indah. Inilah yang terjadi disaat kau menggali dan terus menggali hingga melupakan pondasi hirarki dunia.

Disaat amukan Bumi terhenti, semua begitu luluh lantah. Anora pun mencoba untuk menenangkan dirinya. Sepertinya bangunan itu aman. Gumam Anora kembali dalam hatinya saat menatap pada sebuah ruko kecil yang menjual barang barang. Dengan perlahan Anora melangkah masuk dan begitu terkejut ketika ia membuka pintu tersebut.

Bagai tertarik grativitasi kuat, Anora tidak dapat menolak tarikan itu, sebuah ruang hampa hitam namun terlihat kilau cahaya kecil seperti bintang malam. Hingga akhirnya Anora menabrak sesuatu dengan sangat keras hingga membuatnya tidak sadarkan diri.

...***...

“Aaakkhh kepalaku sakit sekali ...,” ucap Anora yang kini tersadar dari tidurnya. Kejutan lainnya yang membuatnya tidak masuk akal saat membuka mata adalah, dimana ia berada saat ini serta penampilannya yang begitu berbeda. Entah siapa yang bersikap jahil padaku hingga memakaikan gaun renda ini padaku! berucap kesal kembali dalam hatinya.

“Tuan Putri ... sudah sadar?” seorang pria tiba tiba bertanya padanya. Melirik pada sosok seorang kesatria tampan disampingnya dengan baju zirah besi seperti jaman kerajaan. Aahhh ... aku pasti sudah gila! lirih Anora kembali dalam hatinya dengan terus mengusap kepalanya yang terasa sakit.

Disaat Anora mencoba untuk terbangun dari tempat tidurnya, tiba tiba terhuyung bagai terpukul besi tumpul pada kepalanya. Sebuah ingatan pun menghampirinya mengalir begitu saja tanpa ia inginkan. Anora menatap dirinya pada cermin dan meyakinkan bahwa itu adalah benar dirinya namun, ingatan siapakah itu? Kenapa seolah aku yang mengalami hal itu?.

“Putri Anora, kita harus segera pergi karena disini sangat tidak aman.” Ucap Ksatria itu dengan berdiri tegap menunduk penuh kesopanan. Ingatan Anora yang tiba tiba menyambarpun membuatnya merasa familiar akan kejadian yang saat ini sedang dialaminya.

“Raymond apa kau lupa? Aku bisa menggunakan sihir. Kemana perginya pasukan Lhatar?!” ucap Anora begitu lancar dalam berbicara. Dalam dirinya yang juga mempertanyakan hal ini pun merasa bingung, namun entah mengapa Anora tidak dapat membantahnya.

“Pasukan akademis sihir kerajaan masih membantu di bagian selatan dan timur. Banyak orang terluka dan jembatan penghubung pun runtuh. Kita kekurangan orang, Putri.” Raymond membalas dengan menundukkan tubuhnya penuh hormat pada Anora.

“Kalau begitu, kau tetaplah disampingku dan bantu aku menyelamatkan wargaku.” Anora melangkah keluar menuju balkon ruangannya dan menatap kearah bawah. Tiba tiba perasaan rumit pun hadir dalam dirinya yang merasa bimbang.

“Apa Putri bermaksud untuk ... tidak Putri!. Besok adalah hari penobatan. Mohon pertimbangkan kembali permintaan mendiang raja pada Putri.”

“Keadaan sedang seperti ini bagaimana bisa dilakukan acara penobatan?! Raymond percayalah padaku, kau lindungi aku dari belakang dan kita tolong dulu para warga itu,” Raymond pun terdiam sejenak mencoba untuk mempertimbangkan perkataan Anora. Pikirannya pun kini bercabang, entah apakah pilihan ini baik, atau justru menimbulkan masalah yang baru.

“Baiklah, tapi Putri harus berjanji untuk selalu dalam pengawasanku.”

Menganggukan seraya menyetujui, Anora berpindah tempat dihadapan Raymond, Letnan pasukan Lhatar kerajaan yang berbakat meski masih berusia muda itu. “VOLAREZ.” Ucap keduanya dengan bersamaan hingga tiba tiba dapat melayang meski hanya dalam hitungan menit.

Menuruni dinding kokoh kerajaan yang tinggi, tentu tidak akan sulit bagi seorang pasukan Lhatar yang sudah mendapatkan pendidikan sihir sejak usia belia. Bahkan tak urung bagi orang yang memang sudah memiliki kelebihan sejak dini seperti Raymond, meski baru berusia lima tahun kemampuan sihirnya terasa begitu kentara seolah memenuhi seisi ruangan dengan aura mendominan.

Anora dan Raymond pun langsung membantu para warga sebisa mereka. Dengan beberapa prajurit Lhatar yang tersisa, mereka pun menerima perintah Raymond dengan sangat teliti dan berhati hati dalam bertindak. Tak lepas Anora pun membantu menyembuhkan luka-luka ditubuh para warganya.

“PUTRI ANORA!” teriak Raymond seolah menemukan sesuatu yang tentunya dengan segera Anora pun berlari kearahnya dengan begitu tergesah.

Anora terkejut melihat tanah kediamannya bagai terkoyak oleh sesuatu yang tidak dia mengerti, berhati hati berjalan, Anora merasa ada yang aneh dengan lubang ini namun berusaha untuk bersikap biasa agar tidak menimbulkan keributan akan kekacauan lainnya.

“Apa ini akibat gempa barusan?” tanya Anora menelisik inti tanah Landow kembali yang terlihat bergeser begitu dalam terbelah hingga pekat hitam didalamnya. Raymond pun mengeluarkan jentikan api kecil dari tangan kanannya, lalu membuang kedalam lubang tersebut.

“11, 12, 13, 14. Ini sangat dalam. Putri, retakan akibat gempa kali ini sepertinya sangat dalam,” Raymond melaporkan setelah menghitung lamanya percikan api turun hingga menghentak pada tanah didasarnya yang terdengar rapuh.

Terdiam sejenak Anora pun akhirnya berkata, “ Apa kau sudah kirimkan Natarin?” tanya Anora pada Raymond, setelah mencoba mempertimbangkan hal apa yang harus dia lakukan saat ini.

“Akan aku kirimkan sekarang juga.”

Raymond seketika menundukkan sedikit tubuhnya mencoba untuk melepaskan ikatan Natarin, yaitu ikatan sihir yang dimiliki sesama penyihir senior atau biasa disebut Olgora. Kedua mata Raymond pun tertutup mencoba untuk berkonsentasi agar ikatan Natarin tak terputus. Menunggu beberapa saat, Raymond pun mendapatkan balasan dari para Olgora lainnya.

“Tuan Putri, mereka meminta kita untuk datang ke Nymeria.”

“APA?! Tapi untuk pergi kesana memerlukan waktu beberapa hari, keadaan disini pun sangat kacau. Aku tidak bisa pergi begitu saja .... ” Anora begitu panik akan keputusan dewan Olgora para penyihir senior yang begitu diagungkan di Landow.

“Putri, mereka merasa ada yang tidak benar dengan gempa saat ini. Tuan Putri harus benar-benar datang dalam pertemuan ini.” Ucap Raymond dengan masih menutup matanya mencoba untuk berkonsentrasi penuh.

“Putri, Alumir akan datang ke pertemuan itu,” Lanjut Raymond kembali.

Anora seketika terdiam mendengar perkataan Raymond. Kenangan dari ingatan lainnya yang menyadari akan status Alumir yang begitu dihormati sebagai penyihir suci atau pemerintahan tertinggi, Anora pun tidak memiliki alasan lain untuk tidak pergi meski berat hatinya menatap pada warganya yang kesulitan.

Raymond memutus ikatan Natarin dan kembali fokus pada Anora. Menunggu akan perintah seperti apa yang akan Anora berikan selanjutnya. Namun Raymond dikejutkan dengan dirinya yang diperintahkan untuk tetap berada di Halivara, dikerajaan Everez yang dia cintai.

Tentu bagi Raymond yang sudah mengikat sumpah untuk menjamin keselamatan Anora pun keberatan dengan perintah Anora saat ini. Berdalih tetap menghormati Anora, Raymond memanggil wakil Lhatarnya serta beberapa menteri pertahanan kerajaan untuk membereskan masalah ini hingga ia dan Anora kembali dari pertemuan di Nymeria.

“Putri, biarkan aku menggunakan portal itu saja agar lebih menghemat waktu.” Ucap Raymond saat menghampiri Anora yang selesai berganti pakaian dengan baju zirah besi khusus untuknya.

“Kau yakin? Karena portal ini akan sulit untuk digunakan. Bahkan kau bisa terlempar keruang lain jika salah mengucapkan mantra ...,” Anora menatap dengan penuh khawatir ada Raymond yang sejak kecil selalu menemani dan menjaganya.

“Percayakan padaku.” Raymond begitu serius dengan kembali menutup kedua matanya pada sebuah pintu berukir mantra yang melingkar dipanjang ruas ujung ke ujungnya. Pintu itu memang khusus digunakan untuk sebagai portal perpindahan.

Dalam hati dan benak Anora pun bertanya, apa aku ditemukan pingsan oleh Raymond saat didepan pintu ini? Anora menatap Raymond didepannya yang begitu terlihat sangat serius melakukan gerakan tangan yang tidak dia mengerti.

Yang Anora tahu bahwa untuk melakukan sihir portal ini, khusus Olgora tertentu yang bisa menggunakannya karena dapat membahayakan nyawa. “MOVERE EON.” Ucap Raymond lantang dengan salah satu tangan yang menjulur pada pintu seraya memberikan perintah.

Seketika kilatan cahaya muncul didalamnya seolah ruang dimensi yang berputar pada porosnya. Tanpa merasa ragu Anora dan Raymond pun masuk kedalam ruang hampa itu dan hanya dengan sekejap mata mereka pun sampai tepat waktu di Nymeria, tempat pertemuan khusus yang berada ditengah tengah dari empat element wilayah.

Terpopuler

Comments

dinda anissa

dinda anissa

wuiiihh!! keren banget author! walau pun imajinasi saya rendah tapi ini keren banget ceritanya😍👍🏻

2023-10-21

0

moon❣️

moon❣️

wow... aku baca novel Harry Potter... banyak bahasa dan kata kata asing, tapi rupanya disini pun sama, rapih sekali imajinasi anda thor 🤓

2023-10-21

1

Zee✨

Zee✨

jejak👣 ,baru mulai bc kak , semangat nulisnya😁

2023-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!