Pengorbanan akan sesuatu hal yang belum dapat terlihat akan apa sebenarnya yang sedang diperjuangkan. Seolah menjadi pertanyaan yang besar, rintih hati pun tentu melakukan perlawanan atas kesanggupan diri yang tidak masuk akal.
Belenggu hirarki dunia yang berbeda tentu membutuhkan penyesuaian. Langkah kaki menjadi berat walau jelas terlihat akan apa yang ada didepan mata. Tahukah bahwa segala sesuatu memerlukan pengorbanan? Terlepas dari keputusanmu benar atau tidak.
Semua menjadi buram, kabut asap ini begitu menyelimuti pikiran yang semu. Apakah sifat rasional milikku mulai menghilang berganti keputusasaan dengan logika yang tidak masuk akal? Semua yang berada disekitarku kini memang berbeda jauh, lalu alasan apa yang sebenarnya aku butuhkan?.
“Ratuku ... anda perlu datang ke aula penyembuhan istana,” Ucap salah satu menteri istana saat menghadap. Anora yang terlihat kebingungan pun bertanya, “Apa terjadi sesuatu disana?.”
Mengangguk penuh hormat, Menteri itu pun mempersilahkan untuk Anora berjalan lebih dulu darinya. Derap langkah Anora semakin cepat meski gaun yang dikenakannya saat ini terlihat begitu menyulitkannya, belum lagi tiara diatas kepalanya yang berkilau megah.
Tatapan Anora seketika membisu bagai senja diufuk malam kelam. Mulutnya kelut tak dapat berucap disaat melihat Raja dari kerajaan Leadale tertidur lemas dengan tubuhnya yang dipenuhi luka. Bahkan sayap putihnya yang terlihat suci ternoda oleh cairan hitam dengan bau menyengat.
“Yang mulia ... apa yang terjadi padamu?” tanya Anora begitu tertatih mencoba mengambil apa pun obat untuk menolongnya.
“Anggap saja aku sedang bernasib sial saat menuju kemari .... ” balas Valor dengan terus menutupi luka ditubuhnya yang terbuka dan meneteskan noda dari dalam tubuhnya.
“Yang mulia ada apa kembali kemari? Apa yang mulia meninggalkan ratu Viliris sendirian disana?” Anora bertanya dengan terlihat seidiki gugup dan panik saat mengobati luka Valor.
“Kita sekarang adalah pasukan Brandir. Panggil aku dengan namaku langsung .... ” Valor tersenyum sembari menyeringai menahan sakit disaat Anora memberi kain yang sudah dilumuri obat.
“Lalu apa yang terjadi? Kenapa kau kemari? Dimana sisa pasukan Brandir?” tanya Anora kembali untuk kesekian kalinya yang meminta penjelasan jelas dari Valor.
Valor pun menjelaskan kejadian pertama mereka saat baru menginjakkan kaki dan menumpuh beberapa jauh jarak ditanah Erast tersebut.
Kedatangan Durog dengan Ragor bagai kilat pembawa bencana dengan Alumir yang terluka. Valor pun berkata jika dalam keadaan tersebut, Alumir akan mudah dikendalikan akibat sihir aura runanya melemah.
Tersadar akan sosok bayangan hitam yang mencoba menyerang Halivara, saat dalam perjalanan Valorlah yang harus berhadapan dengan para Anurag tersebut hingga mendapat luka serius saat melakukan perlawanan seorang diri melawan mereka.
“Tidak bisa, luka bagian pundaknya tergores akibat cakara Anurag dan hanya sihir putih yang bisa menyembuhkannya.” Ucap Oswold saat melangkah masuk kedalam aula penyembuhan istana.
“Baiklah, aku akan mencoba ikatan Natarin.” Anora seketika berdiri mencoba melakukan ikatan Natarin pada salah satu Olgora yang berada dikerajaan Leadale.
“Tunggu Ratuku ... kau sekarang adalah Olgora, benar? Lalu untuk apa meminta Olgora lain untuk menyembuhkannya?” Oswold tersenyum selagi bertanya pada Anora yang terlihat kebingungan.
“Lagipula jika Olgora itu kemari, maka kerajaanku bisa dalam bahaya karena tidak ada yang bisa melakukan sihir dikerajaanku, ” Valor pun ikut memberikan tanggapannya.
Anora seketika terdiam merasa benar akan apa yang dikatakan Valor dan Oswold saat ini. Tersadar akan kekuatan baru yang dia miliki, kepercayaan diri Anora pun timbul dengan aura runa bersinar keluar dari dalam dirinya. Anora memejamkan kedua matanya hingga sebuah Mantra kembali terucap.
“SURSUM.” Seketika luka pada pundak Valor sedikit demi sedikit menutup. Tetesan yang mengalir dari kakinya yang terluka pun terhenti dengan kulitnya yang menutup seperti tidak pernah terluka sedikit pun. Valor akhirnya dapat tersenyum hingga Anora pun merasa lega.
“Bagaimana dengan sayapmu? Apa tidak apa apa?” tanya Anora sembari memberikan sebuah kain yang sudah dibasahi oleh air yang bersih.
“Hanya terkena percikan noda hitam saat aku menebas leher mereka .... ” balas Valor berwajah jahil. Mendengar itu Anora pun ikut tersenyum seolah kepuasan dalam hatinya pun ikut menyertai Valor saat ini yang merasa bangga atas tindakannya.
Percakapan seketika berubah menjadi serius disaat kalung yang diberikan oleh Alumir menyala secara tiba-tiba. Semua yang berada didalam ruangan seolah terhentak karena silau cahaya yang tidak dapat diterima oleh kedua mata mereka, tapi bagi Anora dan Valor silau cahaya itu seperti menunjukkan sebuah tempat yang harus mereka datangi.
“Alumir yang memberikannya padamu?” tanya Valor pada Anora ketika sinar itu meredup.
“Ya, bahkan Alumir menyuruhku untuk mempelajari sihir Mist .... ” balas Anora dengan memperlihatkan api biru ditangan kirinya sedangkan cahaya kuning keemasan ditangan kanannya.
Valor pun menjadi begitu terkejut karena sihir Mist adalah sihir hitam yang tidak mudah dipelajari bahkan bisa membahayakan bagi penggunanya jika salah digunakan. Tapi saat menatap pada Anora, kenapa seolah dia begitu tenang dan terkendali disaat sihir Mist memenuhi aura runa sihirnya?.
Pertanyaan dalam hati Valor pun terjawabkan oleh Oswold yang memberikan penjelasan akan sebuah bayangan masa depan yang sempat Oswold terawang beberapa hari lalu. Valor tertegun tidak menyangka bahwa akan ada dua Alumir pada masa ini yang begitu berpengaruh.
“Tidak mungkin, jika Raymond aku mungkin setuju karena kemampuan sihirnya sudah tidak diragukan lagi ... tapi aku?” Anora merendahkan dirinya merasa tidak akan sanggup untuk menerima berkah yang akan menjadi beban besar dipundaknya kelak.
Percakapan pun kembali berlanjut dengan Valor yang mempertanyakan bagaimana bisa Anurag muncul setelah Durog dan Ragor kembali. Menurutnya hanya kemampuan tertentu yang bisa memanggil Anurag untuk keluar, terlebih Anurag dikatakan sebagai pengikut setia pada tuannya.
“Apa kalian ingat, Baltazar dan ... Lilith?” tanya Oswold dengan mengerutkan alisnya.
Anora dan Valor pun kini menyambar ingatan akan kabar terakhir dari dua nama yang begitu melegenda jauh sebelum mereka dilahirkan. Selain mengajari sihir hitam dan putih, Oswold dikenal bisa melihat masa depan atau kejadian sebelumnya yang tidak dapat diketahui banyak orang.
Kemampuan Oswold menjadi ancaman baginya disaat semua element begitu sangat menginginkannya atau hanya sekedar untuk mengambil kemampuan sihirnya seperti dua nama yang baru saja Oswold katakan.
Belum selesai mengatasi masalah dengan Durog dan Ragor, kekhawatiran kini semakin memuncak disaat pangeran penerus kerajaan Beckton yang membangkang dan terbuang kembali bersama istrinya yang begitu menginginkan tahta kerajaan.
Bagi Baltazar dan Lilith istrinya yang berusaha menuntut balas pada kerajaan Halivara karena dendamnya terdahulu, Oswold menjelaskan bahwa Halivara berjuang melawan Balthazar dan Lilith karena melanggar aturan tanah suci Erast ditiap wilayah berbeda.
Kerajaan Beckton adalah kerajaan alam dimana unsur peradaban mereka berada pada sebuah pohon suci. Tidak ada peralatan modern atau mewah seperti yang dimiliki kerajaan Leadale dan Mareen, karena mereka begitu terikat akan alam disekitarnya dan hidup secara harmoni.
Sampailah pada pewaris tahta kerajaan yang kala itu bernama pangeran Balthazar yang menikahi Lilith seorang penghuni Beckton biasa atau dikatakan bukan dari kelas bangsawan Beckton.
Karena Lilith seorang penghuni biasa ia pun sering bepergian, dan begitu senang mengunjungi kerajaan Halivara yang terlihat indah baginya dengan sihir yang mengagumkan.
Keduanya mulai menyukai sihir yang merupakan perlawanan aturan kerajaan Beckton yang menyukai unsur murni dan selaras dengan alam. Pemberontakan dilakukan keduanya dengan alasan untuk memperkuat kerajaan Beckton yang justru menjadi bumerang bagi mereka berdua.
“Raja Beckton kala itu memanggil Alumir untuk menghukum mereka bukan?” sahut Anora bertanya pada Oswold yang terlihat lelah untuk menjelaskan. Oswold pun mengangguk karena pada saat itu, ia dan Alumir adalah teman baik sejak semasa mereka kecil.
“Alumir mengubah mereka menjadi salah satu hewan penghuni Beckton dan mengunci kemampuan sihir mereka karena terlanjur pernah mempelajarinya ... namun Alumir tidak tahu bahwa sebenarnya diam diam mereka mempelajari sihir Mist.”
Oswold tiba tiba terduduk lemas membayangkan Balthazar dan Lilith dalam benaknya. Ia pun terlihat begitu kelelahan karena sebelumnya membantu Anora untuk memperkuat dinding perisai saat melawan Anurag yang mencoba menyerang Halivara. Anora dengan sigap memberikan aura runanya untuk menolong Oswold.
“Hentikan, aku tidak apa apa simpan saja tenagamu ... Ratuku, saat ini kau sudah berhasil mempelajari sihir Mist, aku yakin Alumir memintamu mempelajari sihir ini pasti karena suatu hal ... pergilah bersama pasukan Brandir."
"Aku dan pasukan Lhatar akan berusaha semampu kami untuk mempertahankan kerajaan ini jika terjadi penyerangan kembali.” Lanjut Oswold dengan tersenyum pasa Anora.
Anora seketika terdiam mendengar perkataan Oswold sang guru besar di akademis sihir kerajaan. Pandangannya kini tertuju pada Valor yang juga memperlihatkan bahwa saat ini kehadiran Anora begitu sangat dibutuhkan oleh pasukan Brandir.
Anora mencoba berpikir sejenak untuk mempertimbangkan karena terakhir kali Raymond memintanya untuk melindungi kerajaan Halivara. Melihat keraguan dalam diri Anora, Valor pun akhirnya berkata, ” Aura runa sihir Raymond melemah karena terus memberikannya pada Alumir.”
“APA?! “ Anora yang terkejut pun akhirnya mengerutkan alisnya penuh keseriusan. Tak urung akan Oswold yang menepuk pelan tangannya pun seolah terus berkata, pergilah ... percayakan pada kami.
Senyuman Oswold dan anggukan beberapa pasukan Lhatar saat ini menjadi penguat bagi Anora yang kini memiliki kepercayaan diri setelah sebelumnya terkunci jauh didalam lubuk hatinya.
Anora berdiri dengan tidak ada keputusasaan dengan kembali berjalan dan menjentikkan tangannya, baju zirah besi pun akan menemani perjuangannya bersama pasukan Brandir yang menunggunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
dinda anissa
😍😍😍
2023-10-27
0
Nendz Kzuma Dewz
🔥🔥🔥
2023-10-18
0
Dhifa Fauzia
Semangat thor! ✨
2023-10-18
0