Erast Landow 9

Semilir angin berhembus dengan kencang ditemani dedaunan kering. Begitu sunyi tempat ini bagai tidak ada satu pun yang menghirup udara yang jelas menjadi kehampaan tiada batas sepanjang mata memandang. Lahan tandus ini begitu menyedihkan.

Derap langkah kaki yang tak terbendung akan rasa penyesalan, selalu menatap dengan penuh ratapan hati akan tangisan yang tak terdengar. Tanah suci Erast kini berubah sudah, semua yang dilindungi sejak dulu menjadi tiada arti hanya dalam sekejap mata.

“Valor ... kearah mana lagi kita harus pergi?” tanya Anora selepas melakukan portal sihir untuk mempersingkat waktu dan jarak.

“Ikuti arah arus sungai ini ... kami berjalan hampir seharian penuh dan terhenti di sebuah lahan perbatasan hutan tengah.” Valor menjelaskan dengan menunjuk pada arah mata arus sungai.

“Ada yang menghalangi sihirku disini sehingga portal yang bisa kulakukan terbatas, apa kau juga merasakannya?” tanya Anora kembali dengan terus berjalan bersama Valor menyusuri arus sungai.

“Tidak, baru kali ini aku merasakan aura sihir kuat ini ... aku terbang dan tidak sedikit pun beristirahat saat menuju Halivara, jadi aku pun tidak tahu.” Valor menjelaskan dengan memeriksa tanah Landow dengan tangannya mencoba merasakan element didalamnya.

Anora dan Valor kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan derap langkah yang cepat. Valor merasa tidak aman jika ia memilih terbang saat ini karena entah firasat ataukah imajinasi mereka, saat ini seperti ada sepasang mata yang sedang mengawasi dan siap menyerang mereka jika sedikit merasa lengah.

Ditengah-tengah kabut asap datang menyelimuti bahkan arus sungai tidak lagi terlihat dalam pandangan mereka meski seberapa jauh mata memandang. Kesunyian semakin hampa dengan hawa dingin yang begitu menusuk sampai pada relung jiwa terdalam.

Aura runa sihir Anoralah yang membuat para penghuni Landow seolah tertarik menuju kearahnya. Kekuasaan sihir gelap yang kini mulai ingin menguasai tanah Landow semakin terlihat dengan berkeliaran para Anurag yang hanya bisa ditebas menggunakan pedang yang terbuat dari campuran debu suci seperti yang dimiliki para raja dan ratu kerajaan Landow.

Semakin Anora dan Valor melangkah semakin jauh, terasa sihir didepan mereka begitu mengikat kuat terlebih pada Anora yang kini menguasai sihir Mist. Terlupa akan Anora yang saat ini membawa kunci berupa kalung yang diberikan Alumir, Durog pun dilepaskan untuk bisa mengendusnya.

“Anora,” ucap Valor berbisik merasa ada pergerakan disekitarnya.

Sihir hitam hanya bisa dilawan menggunakan sihir putih. Tapi entah mengapa semenjak Anora menguasai sihir Mist, hatinya terpanggil untuk menggunakan sihir itu yang tentunya untuk melawan Durog atau Anurag yang mencoba menyerang mereka.

Tapi menggunakan api biru hanya akan semakin membuat mereka merasa tertarik olehku, apa yang harus aku lakukan? gumam Anora didalam hati sembari terus berjalan berpura-pura tidak ada satupun yang terjadi disekitarnya.

Valor mendekatkan dirinya pada Anora dengan memberikan kode untuk berjalan secara terpisah pada dua cabang melintang yang berlawanan arah. Keduanya pun memberikan isyarat untuk kembali menunggu sampai salah satu datang memberikan bantuan.

Seperti memasang perangkap, suatu ide bagus isyarat lirik mata Anora yang diberikan pada Valor. Menganggukkan kepalanya keduanya pun langsung berlari cepat dengan dua arah yang berlainan. Tak menunggu waktu lama, benar akan firasat Valor saat ini terlihat beberapa Durog langsung mengejar Anora dengan cepatnya.

“CALIDUM IGNEMRA!” seketika pedang Anora diselimuti bara api yang langsung dia hunuskan kembali kearah Durog yang melompat mencoba menyerangnya. Anora kembali bergerak cepat dengan melompat pada sebuah pohon dan dengan cepatnya Valor pun terbang melesat dari arah belakang menembus beberapa Durog tersebut dan menebas mereka dengan mudahnya.

Anora melompat dari atas pohon dan mendapati sebuah Durog yang tersisa mencoba untuk bertahan hidup. Jujur bagi Anora yang baru melihat mahkluk buas menyeramkan ini pun menjadi pengalaman luar biasa disaat melihat bagian tubuh mereka yang sudah terbelah tetap mencoba meraih kalung yang tergantung pada leher Anora.

Namun bagi Raja Leadale yang sudah muak terhadap Durog, tanpa menunggu apa pun dengan pedang sucinya Valor menusuk Durog tersebut hingga kini tidak bernyawa. Valor menatap serius kepada Anora akan sebuah benda yang terlihat sedikit bersinar tertutup baju zirah besinya.

“Anora, katakan padaku apa itu,” tanya Valor bernada rendah namun menyentak.

"Ini? Jujur aku pun tidak tahu karena sebelum Alumir pergi ia yang memberikan kalung ini padaku dan memintaku mempelajari sihir Mist.” Balas Anora sembari memperlihatkan kalung tersebuh pada Valor yang saat ini begitu terkejut.

“Benda berharga ini ... Alumir berikan padamu?” Valor tercengang saat memberikan pertanyaan.

“Ya ... apa ini? Aku hanya berpikir bahwa kalung ini seperti berbentuk kunci dengan permata indah ditengahnya.” Anora berkata dengan menyentuh permata ditengahnya.

“Anora ... permata itu adalah ... pecahan Thindrel.”

Anora seketika terdiam dengan raut wajah terkejutnya. Anora tidak pernah tahu bagaimana bentuk batu permata tanah Landow yang suci itu karena saat itu mendiang ayah dan ibunyalah yang bertahta saat Alumir datang untuk penobatan dan pengikatan janji sumpah.

Anora yang masih kecil dan belum begitu mengerti hanya melihat permata yang mengeluarkan cahaya indah dengan aura runa yang kuat. Tidak ada satu mata yang tidak terpukau saat memandangnya meski permata Thindrel berada dalam pengawasan Alumir.

Valor tiba tiba berjalan mundur dengan menundukkan tubuhnya penuh hormat kepada Anora yang saat ini tertegun bagai sebuah patung tak bernyawa. Anora bahkan benar benar tidak menyangka bahwa permata kunci dari kalung yang dibawanya adalah pecahan permata Thindrel.

“Valor ... apa yang harus aku lakukan?” tanya Anora begitu kebingungan.

“Permata Thindrel biasanya memiliki kemauan tersendiri ... apa kau tidak merasa getaran atau apa pun dalam dirimu sejak datang kemari?” Valor balas bertanya.

“Ya, entah mengapa aku begitu ingin mengeluarkan sihir Mist disini, tapi aku tahu itu hanya akan membuat para Durog atau Anurag semakin tertarik padaku.”

“Tidak, tidak Anora ... sebaiknya kau keluarkan sihir Mist itu.” Valor menepuk pelan pundak Anora untuk meyakinkan dirinya agar lebih percaya pada dirinya sendiri.

Meski masih tidak mengerti dan mencoba mempercayai perkataan Valor saat ini, Anora menutup kedua matanya untuk berkonsentrasi melepaskan aura runa sihir miliknya dimana api biru kembali mulai terlihat dari dalam dirinya.

Valor mencoba menjaga jarak dengannya untuk memberikan ruang pada Anora untuk lebih fokus merasakan element disekitarnya. Secara tiba tiba api biru pun berubah menjadi cahaya putih keemasaan dimana sihir Mist terhubung dengan ikatan runa milik Anora.

Anora membuka kedua matanya dan mengarahkan salah satu tangannya kearah kedepan. Tatapan Anora begitu lurus fokus mencari titik yang tepat baginya untuk merapal sebuah mantra yang ternyata dapat membantunya dan Valor untuk mencari jalan keluar.

“OSTENDE THEE.” Kabut asap seketika menghilang dengan sinar matahari yang terlihat menyilaukan. Sihir hitam yang ternyata sejak tadi menutup mereka, kini terbuka dengan portal yang dapat kembali terbuka saat Anora selesai merapalkan sebuah mantra.

Tak perlu merasa ragu untuk melangkah maju, baik Anora dan Valor pun langsung sampai menuju pada tempat dimana para pasukan Brandir berada. Bagai rimbun pohon yang tak berbentuk, akar belukar yang kokoh mengikat mereka seolah mencoba melahap habis jiwa dan raganya.

Melihat pasukan Brandir tak dapat melakukan apa pun, Anora menatap pada Raymod yang terikat dengan mulut terbungkam pada inti pohon yang tinggi diatasnya. Merasa tidak mungkin Alumir menyerang mereka, berbagai pertanyaan pun kini melintas dalam pikiran Anora dan Valor.

“MUTACIO.” Kembali semua mantra yang dirapalkan oleh Anora hingga membuat pohon-pohon itu kembali seperti semula. Mereka semua tampak begitu kelelahan dan lemas terlebih Raymond setelah memberikan aura runa sihir miliknya pada Alumir.

Anora pun memberikan sekantung makanan dan minuman yang sebelumnya dia bawa dari Halivara untuk membantu memulihkan kondisi para pasukan Brandir dan beristirahat sejenak untuk mengembalikan tenaga mereka.

“Jadi bukan hanya Durog dan Ragor, tapi Anurag pun kembali?” tanya Dolrak dengan begitu lemas merasa tidak percaya.

“Ini bukanlah salahmu ... kau pun tidak tahu bahwa Balthazar dan Lilith akan kembali.” Viliris menepuk pundaknya pelan dengan memberikan senyum ketenangan.

“Seperti saat Leadale yang diserang Durog, saat itu kerajaan Beckton pun hancur karena mereka ... seharusnya saat itu ayahku membunuhnya,” Penyesalan yang begitu dalam saat Dolrak mencoba mengenang kenangan masa kecilnya.

“Menurutmu Anurag sulit untuk dikalahkan? Lalu, bagaimana kalian dulu menghadapi Anurag?” tanya Hezekiah dengan masih menyantap beberapa makanan yang dibawa Anora.

“Anurag berbeda dengan Durog. Durog sama seperti hewan yang memiliki insting, sedangkan Anurag memiliki tuan. Makhluk itu sangat setia kepada tuannya, bahkan Anurag yang diberi kekuatan khusus dapat menjadi mahkluk yang mengerikan .... ” Dolrak pun mencoba menjelaskan.

“ Maafkan aku menyela, tapi ... apa yang yang terjadi pada Alumir?” tanya Anora pada mereka semua.

Viliris berjalan maju mencoba menjelaskan pada Anora tentang apa yang terjadi pada Alumir saat ini. Sihir hitam akibat tusukan dari Ragor kala itu meninggalkan jejak dengan Alumir yang kini berada dalam bayangan sihir hitam dan pergi entah kemana melalui sebuah portal.

Semua terdiam sejenak mencoba untuk menelaah dan memikirkan sebuah cara yang terbaik. Namun, ditengah itu semua Anora terpaksa memberi berita kejutan lainnya kepada pasukan Brandir dimana saat ini ia sedang membawa pecahan permata Thindrel dari kalung yang diberikan Alumir padanya.

Terpopuler

Comments

dinda anissa

dinda anissa

kereen😍

2023-10-27

0

Nendz Kzuma Dewz

Nendz Kzuma Dewz

🔥 wadaaawww

2023-10-18

0

Dhifa Fauzia

Dhifa Fauzia

😍😍😍

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!