Erast Landow 12

Tanah Landow tidak sedikit jauh berbeda dengan bumi. Ada perairan, salju, bukit, bebatuan, dan lautan biru membentang. Yang membedakan adalah hewan, tumbuhan, penghuni, dan juga musim atau cuaca. Seperti halnya saat ini, ketika bukit salju begitu bertabrakan dengan lahan berbatu terjal dengan hanya ada sedikit tanaman disekitarnya.

“Raymond, turunan ini tidak akan bisa kalian lalui ... Valor, bisakah kau dan Viliris terbang keseberang untuk mencari semak belukar?” tanya Dolrak sembari memperlihatkan semak belukar seperti apa yang harus Valor dan Viliris temukan.

“Baik, tunggu kami.”

Tentunya dengan sayap penghuni Leadale yang berada diatas awan, hal seperti ini akan mudah bagi mereka untuk melewati berbeda dengan penghuni tanah datar sepertiku, Raymond, terlebih Hezekiah yang hidup di kerajaan laut.

Tanah landow seperti ini tentunya sangat tidak asing bagi penghuni Beckton yang begitu menyatu dengan alam sehingga bagi Dolrak, ia berada dirumahnya bersama dengan penghuni Beckton lainnya yang membuat kami tersenyum saat melihat raut wajah senang Dolrak.

Hezekiah sejak tadi hanya bisa terdiam karena baru kali ini dia berlama-lama berada keluar dari lautan luas. Baginya pengalaman ini sungguh tidak terlupakan dengan senjata masa depan yang terus menempel dibelakang punggungnya agar merasa tenang.

“Dolrak, ikatan ini tidak akan kuat jika kau mengikatnya seperti itu!” Hezekiah menarik semak belukar dari tangan Dolrak dan membuka kembali ikatannya.

“Hezekiah, kau pikir aku baru pertama kali melakukan ini? penghuni Beckton sudah ribuan tahun mengikat seperti ini!” Dolrak mengambil paksa kembali dan justru semakin mengikat kuat.

“Itu karena kau satu persatu melewati pohon-pohon itu saat di Beckton ... ini kita bersama-sama!” Hezekiah mulai menunjukkan kemampuan keras kepalanya pada Dolrak yang terkenal bebal.

“Kenapa? Kau meragukan kemampuanku? Apa penghuni Mareen pernah bergelantungan dipohon atau berburu dihutan hujan lebat melawan hewan buas dengan TIDAK menggunakan senjata seperti itu?” Dolrak menyilangkan kedua tangannya penuh angkuh.

“Maaf, pikirmu di Mareen kami tidak memiliki hewan buas dan hidup damai setiap waktu?!” Hezekiah yang akhirnya mulai terpancing.

“Susah sekali memberi pemaham akan berkembangnya ilmu pengetahuan pada penghuni primitif!” lanjut Hezekiah saat memalingkan tubuhnya enggan menatap Dolrak.

“Apa kau bilang?!” Dolrak pun semakin terlihat marah akan harga dirinya yang terasa terinjak.

“Itu ... apa ... kalian merasa lapar?” ucap Anora mencoba untuk menengahi sembari menyodorkan buah-buahan segar hasil dari pencarian Virilis dan Valor.

“ANORA, KENAPA KITA TIDAK MENGGUNAKAN PORTAL SAJA!” teriak Dolrak dan Hezekiah berbarengan dengan raut wajah murka.

Anora pun harus dihadapkan pada kedua penghuni yang terkenal sejak dulu selalu beradu argumen akan pemikiran mereka yang berbeda.

Tidak ada yang salah dengan perkembangan ilmu teknologi dan pelestarian lingkungan jika mereka sama-sama saling melengkapi. Namun bagi Hezekiah dan Dolrak, kedua titik ini seolah tidak akan bertemu pada satu tujuan khusus.

“Terakhir kali saat aku atau Raymond menggunakan sihir selalu mengundang makhluk sihir hitam berdatangan karena itu seperti medan magnet bagi mereka ... bukankah kita ingin bergerak senyap agar Balthazar dan Lilith tidak tahu kemana arah tujuan kita? Jadin saling bekerja samalah .... ”

Perkataan Anora pun membuat mereka terdiam dan akhirnya menunduk merasa malu akan egois masing-masing yang terlihat sedikit kelewatan, mencoba untuk bersikap biasa kembali mereka pun melanjutkan perjalanan kembali selepas rehat untuk beberapa saat.

“Dolrak, apa kau yakin?” tanya Raymond yang merasa berbahaya atas saran yang diberikannya.

“Ya ... aku akan mencoba berlari dan melompat kearah sana. Dorong aku dengan kuat!” perintah Dolrak pada semua pasukan Brandir.

“Bagaimana jika aku terbang kembali dan mengikatkan pada salah satu pohon yang me---“

“Tidak akan bisa. Kalian lihat serabut dari belukar ini? Jika kau mengikat kearah yang salah, mereka tidak akan kuat terikat dan akan terputus ditengah-tengah, serta aku berat dan besar kau tidak akan mampu membawaku kesana,” Dolrak terpaksa memotong pembicaraan Valor untuk menjelaskan.

Kembali saling menatap mereka pun akhirnya mengukuti perintah Dolrak. Anora dan Viliris berada pada tumpuan kayu agar dapat mencengkram erat saat Raymond dan Valor berpegangan saat mendorong Dolrak berlari kencang hingga menjuntai kebawah bukit batu.

Lompatan Dolrak terlihat begitu ringan dengan tubuhnya yang besar itu sungguh diluar pemahaman jika kau melihatnya. Namun entah bagaimana, itulah keunikan penghuni Beckton yang menjadi misteri hingga saat ini karena tidak akan ada yang bisa menduganya.

“OKE, KALIAN BISA MULAI BERJALAN PERLAHAN KEMARI!” perintah Dolrak saat selesai mengikat kuat belukar itu pada sebuah batu tinggi didepannya.

“Baiklah, kalian duluan kami akan menyusul dari belakang ...” ucap Raymond saat mempersilahkan Anora dan Viliris untuk maju lebih dulu.

Tidak ada yang menyangka bahwa hal ini akan mereka alami dimana mereka harus membiasakan diri dengan kebiasaan penghuni Beckton. Bagi mereka apa sulitnya untuk melakukan itu, namun ternyata seletal mereka sendiri mengalami, ini adalah hal sulit bahkan dapat membahayakan nyawa.

“Jangan lihat kebawah ... fokuskan pada apa yang ada didepanmu ... maju perlahan ....” ucap Dolrak bernada pelan mencoba untuk menenangkan.

“Baabagaimana ini ... DOLRAK AKU MELIHAT KEBAWAH!!” Viliris mulai terlihat panik dan bergetar saat berjalan diketinggian gunung batu yang terjal.

Terlupa bahwa saat ini dia mempunyai sayap, Viliris yang polos seperti membuang tenaga percuma akan tingkah konyol dengan mengikuti Anora dari belakang seolah latah. Kepolosan penghuni Leadale memang tidak ada yang bisa menandingi sejauh ini.

“Viliris ... bukankah kau bisa terbang?” Anora menyentil dengan pertanyaan disaat harus menyeimbangkan tubuhnya karena Viliris selalu bergetar saat berjalan.

“Aaahh, kau benar ...” balas Viliris polos dengan langsung terbang melayang.

Semua pun menggelengkan kepalanya melihat perilaku Virilis kini hingga Valor pun tidak dapat berkata melihat tingkah istri tercintanya karena merasa sedikit malu.

Namun meski dapat terbang, tidak sedikit pun Viliris meninggalkan Anora yang mencoba menyembrang dengan terus terbang disamping Anora hingga sampai pada Dolrak yang langsung meraihnya.

“Baiklah ... giliran kita.” Raymond tersenyum pada Hezekiah dengan menepuk pundaknya seraya memberikan semangat saat wajahnya terlihat begitu pucat pasi.

Sama seperti Viliris, Valor pun terbang disamping Raymond dan Hezekiah saat menyebrang berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Tentu bagi Raymond sebagai pasukan Lhatar, hal seperti ini mudah ia lalui hingga sampai tanpa memerlukan waktu lama dan bantuan Dolrak, namun bagaimana dengan Hezekiah?.

Entah karena ada alasan apa dan bagaimana bisa terjadi, kepergian pasukan Brandir mulai tercium oleh kumpulan Durog karena dapat merasakan aura kalung yang dibawa oleh Anora.

Mereka mencoba keluar dari dalam tanah sehingga goncangan kembali terjadi untuk kesekian kalinya pada saat Hezekiah sudah berada pada pertengahan jalan untuk menyebrang.

“HEZEKIAH ... !!” teriak mereka semua saat melihat Hezekiah hilang keseimbangan dan terjatuh menuju bawah gunung batu.

Valor dengan cepat terbang meraih Hezekiah yang terlihat meluncur dengan cepatnya. Kepanikan mereka pun semakin terlihat disaat melihat Durog dari kejauhan yang berlari kearah mereka dengan cepatnya dengan mulut mereka yang terbuka terlihat begitu menyeramkan.

“POTONG BELUKAR ITU!” teriak Dolrak pada Raymond yang langsung melayangkan pedangnya hingga jembatan itu terputus sebelum Durog berhasil menyebrang.

Puluhan Durog pun mengaum dengan suara mereka yang melengking begitu sakit saat terdengar. Seolah saling menyalahkan satu sama lain, Durog itu saling menyerang bahkan ada yang terjatuh kebawah jurang gunung batu sama sepertti Hezekiah.

Terlupa sesaat karena teriakan suara Durog yang melengking, pasukan Lhatar kembali menelisik dengan serius kearah bawah mencari sosok Hezekiah dan Valor yang hingga kini masih belum terlihat.

Raymond mencoba mengeluarkan sihirnya untuk membantu, namun Viliris menghentikannya.

“Jangan Raymond, kalau tidak percuma perjuangan kita sejauh ini,” ucapnya dengan nada sedih.

“Lalu bagaimana dengan mereka? apa aku diam saja?” tanya Raymond sedikit meninggikan suaranya.

Raymond berjalan memutar mencoab memikirkan sebuah cara yang dengan cepat meminta Dolrak untuk merangkai kembali tali merambat dari semak belukar dan mengikatkan pada dirinya untuk turun kebawah.

Beruntung masih dapat terselamatkan, Valor ternyata menarik Hezekiah untuk bergelantung pada sebuah batu yang menonjol keluar tidak jauh dari pertengahan bukit gunung batu. Namun ternyata tangan Hezekiah terluka dan tidak sanggup untuk memanjat keatas.

“Hezekiah berpegang padaku! Valor terbanglah keatas dan beritahu mereka untuk menarik kami!” Raymond langsung meraih Hezekiah agar Valor dapat langsung terbang keatas bukit.

“Tenanglah, kau akan baik baik saja .... ” lanjut Raymond mencoba menenangkan Hezekiah yang meringis menahan sakit.

"Maaf, karenaku kalian tersendat." Hezekiah meringis menahan sakit dipundaknya.

"Kita adalah pasukan Brandir yang saling terikat satu sama lain, jadi hilangkan pikiran sempit yang mulia saat ini," ucap Raymond pada Hezekiah.

Senyuman yang terlihat begitu sakit akhirnya dapat terlihat meski dipaksakan. Saling menggenggam erat, ikatan pasukan Brandir pun terjalin dengan sangat baik.

Terpopuler

Comments

dinda anissa

dinda anissa

seruuuu!😍

2023-10-31

0

cerry

cerry

Seketika lupa siapa dirinya.

2023-10-21

0

Nendz Kzuma Dewz

Nendz Kzuma Dewz

mantaapo

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!