Erast Landow 20

Kebencian selalu menjadi pemenang dalam proses penguasaan hati saat sedang terluka. Semua gelap, hanya tersisa sedikit cahaya dan itu pun menandakan ketidaksanggupan diri untuk membuat celah baru agar cahaya semakin nampak terlihat.

Penyangkalan diri disaat titik terendah dalam hidup bagai berada diambang pemusnahan akan suatu masa dengan waktu yang tidak dapat diputar kembali. Menyesali saat mengambil pilihan pun tidak akan menjadi terjadi.

Terdiam tak berkata dengan tatapan sayu itu, entah apa yang harus dilakukan disaat semua yang dilakukan bermaksud untuk menolong raga yang menjerit, justru berbalik melukainya hingga sulut api masalah berkobar memenuhi inti pemikiran akal logika.

"Lepaskan penghuni itu ... Carran, lepaskan dia." Perintah Anora dengan menatap tajam pada Carrannya.

Carran itu pun seolah membiarkan Anora untuk membawa penghuni itu darinya namun bagai mendirikan tembok tebal yang tinggi, Anora tidak dapat mendekatinya pun akhirnya tidak memiliki pilhan selain terpaksa melakukan hal yang ia coba hindari.

Mengarahkan salah satu tangannya, kembali sebuah mantra penarik diucapkan oleh Anora yang terpaksa melakukan sihir. “MOVERE EON!” ucap Anora dengan lantang hingga sebuah portal kecil terbuka dan menarik penguni perbatasan yang terluka.

“IGNIS EXEAT!” sebuah mantra kembali yang diucapkan dengan lantang oleh Anora yang saat ini mengarahkan tangannya kearah Carran.

Seketika kobaran api dalam tubuh Carran menghilang dengan langsung tertunduk lemas. Dengan cepat Anora memberikan pertolongan pada penghuni perbatasan yang terbakar oleh api yang dibuat Carran, namun memerlukan waktu untuk menyembuhkannya.

Sisa pasukan Brandir berlari masuk kedalam saat melihat kobaran api dari dalam penginapan yang dapat langsung diketahui bahwa itu adalah perbuatan Carran yang sedang marah, terganggung, atau berada dalam bahaya.

Raymond menatap pada Anora yang kini melepaskan aura runa sihirnya. Tatapan Anora begitu tersiksa seakan dirinya berkata tidak memiliki pilihan lain selain melakukan hal ini yang tentu akan berakibat fatal bagi pasukan Brandir.

“Anora .... “ Raymond menundukkan tubuhnya, mengusap kepala Anora dengan lembut mencoba untuk menenangkan bahwa pilihan yang diambilnya adalah tepat.

“Maafkan aku ... Maaf.” Anora menundukkan kepalanya dihadapan semua pasukan Brandir yang hanya dapat tersenyum karena mereka pun mengerti akan tindakan yang dilakukan Anora.

Belum selesai berbicara dan mengobati seorang penghuni yang terluka, tiba-tiba tanah Landow kembali bergetar dengan hebatnya hingga membuat semua penghuni perbatasan berlarian kesana kemari. Suara Durog yang melengking pun kembali terdengar.

Bagi mereka yang tidak mengetahui bahwa itu adalah tanda dari kehadiran Durog yang mencoba keluar dari dalam tanah, pasukan Brandir dengan gagah berlari keluar dan menyebar. Saling memberikan tatapan tangguh, pedang suci pun sudah siap mereka ayunkan.

“CALIDUM IGNEMRA.” Kembali Raymond mengeluarkan runa sihir kuning kemerahan dengan pedangnya yang terbalut oleh panas api.

Raymond mengambil posisi depan sebagai pemimpin dari Pasukan Brandir saat beberapa Durog melompat keluar dengan cairan racun hijau dari lidahnya yang menjulur keluar. Seketika lubang menjadi besar dan banyak Durog berlarian keluar dari dalam tanah.

Heseziah dan Dolrak yang sudah berada ditempatnya dengan posisi saling menyilang, pasukan Brandir dengan cepat berlari menuju kearah retakan tanah Landow. Bukan hanya satu retakan, namun ada dua retakan yang sengaja dilakukan Durog saat ini.

Carran Anora begitu terlihat panik karena baru pertama kali melihat Durog yang keluar dari dalam tanah, bergerak cepat seperti angin membuat kerusakan dimana pun tempat yang dilewati. Bahkan Carran itu menutup kedua matanya tidak sanggup menatap saat Durog melahap dengan mudah para penghuni perbatasan masuk kedalam mulutnya.

“Tidak ... Carran, jangan! dengarkan aku!” ucap Anora mencoba memberikan peringatan kembali pada Carran yang mulai terlihat marah.

Kali ini Carran benar-benar tidak mendengarkan Anora disaat Durog semakin terlihat buas dan mengerikan. Dengan mudah melayang diudara, Carran keluar untuk berdiri dengan tegap ditengah-tengah para pasukan Brandir.

Anora berhasil menyembuhkan luka pada tubuh penghuni yang terbakar. Namun seketika saja tiga Durog melompat masuk melalui jendela dan mencoba menyerang Anora. “CALIDUM IGNEMRA!” pedang Anora yang terbalut api pun menyerang dan menebas mereka.

Semakin Anora berhasil melenyapkan satu Durog, yang lainnya datang dengan terus melompat tinggi mencoba masuk kedalam penginapan hingga Anora tidak mempunyai pilihan lain selain tetap didalam dan melindungi penghuni didalam penginapan.

“RAYMOND! HENTIKAN CARRAN!” teriak Anora dari dalam penginapan.

Raymond terhentak disaat mendengar teriakan Anora. Tersadar akan kemampuan Carran yang belum bisa dikendalikan, kejadian terakhir kali mungkin akan berubah menjadi bencana besar jika Carran tidak langsung dihentikan.

Raymond berlari secepat yang ia bisa bahkan melayang mencoba menghampiri Carran yang mulai menyemburkan api dari dalam dirinya. Namun Raymond terpaksa terhenti disaat beberapa Durog melompat kearahnya secara tiba-tiba dan melukai salah satu tangan Raymond.

“HEZEKIAH!” teriak Raymond yang meminta bantuan.

Tangan Raymond yang terkena racun Durog pun menjadi tidak dapat digerakkan, dan salah satu cara adalah membersihkan dengan air suci yang dimiliki penghuni Mareen. Hezekiah berlari dan dengan cepat menyiramkan sedikit air pada tangan Raymond sembari melafalkan sebuah perkataan.

Disaat Raymond dan Hezekiah sedang sibuk, Dolrak mulai terlihat kewalahan melawan Durog seorang diri. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak nyawa penghuni perbatasan yang menjadi korban akibar keganasan Durog saat ini yang akhirnya semakin membuat Carran merasa marah.

“RAYMOND! CARRAN ANORA!” teriak Dolrak saat melihat api semakin berkobar dari dalam tubuh Carran yang berjalan menuju lubang retakan.

Bagai burung phoenix merah kuning yang membara, Carran pun akhirnya terbang melesat dengan cepat menebas para Durog yang dilewatinya hingga sampailah pada salah satu lubang tempat para Durog itu berlarian keluar.

“TIDAK! JANGAN CARRAN!” teriak Raymond mencoba melayang secepat mungkin kearah Carran.

Namun semua usaha Raymond terlambat dengan Carran yang langsung menyemburkan api emas kemerahan. Dengan mudah para Durog itu berubah menjadi tulang belulang hitam, yang tidak sedikit pun tersisa tubuh mereka yang terbalut daging segar.

Selesai membereskan lubang dengan menutupnya kembali, Carran pun mengalihkan perhatiannya pada lubang satunya yang masih terbuka dan inilah yang menjadi ketakutan dan kekahwatiran Anora dan Raymond disaat Carran masih menyemburkan api itu saat terbang melayang.

Tidak melihat dengan apa yang ada dibawahnya, semua terbakar dengan hanya sekejap mata. Jelas Carran saat ini lebih berbahaya dari pada Durog yang mencoba melakukan penyerangan. Raymond mencoba mengejar dari belakang, namun Carran mendirikan perisai pelindung untuk tubuhnya.

“Anora, aku tidak dapat mendekati Carran.” Ucap Raymond melalui ikatan Natarin yang akhirnya menyerah pada Anora.

“Kemari dan tukar posisi denganku ... banyak penghuni disini yang terjebak karena Durog menyerang tidak ada habisnya!” balas Anora melalui ikatan Natarin.

Raymond segera melayang dan mengambil tempat Anora untuk melawan para Durog tersebut, sedangkan Anora langsung terbang melayang menuju kearah Carran saat ini yang sudah siap menyemburkan api pada lubang satunya ditanah Landow.

“HENTIKAN CARRAN!” teriak Anora dari kejauhan.

Namun teriakan Anora yang terlambat membuat Carran kembali menyemburkan api dan langsung menutup kembali lubang tersebut dengan kekuatannya hingga kekuatan Carran menghilang bersama aura runa sihirnya yang melemah.

“Tidak, tidak ... CARRANNN!” teriak Anora kembali dengan langsung memeluk erat Carrannya.

Tak sadar menitikkan air matanya, Anora begitu sendu melihat Carran miliknya terbujur lemas bagai tak bernyaw. Bahkan senyuman darinya begitu menyayat hati Anora yang sudah tidak dapat lagi berkata apa pun akan rintihan hati yang bertanya-tanya akan apa yang harus dilakukan untuk menolongnya.

Dengan kekuatan runa sihir terakhir miliknya, Carran itu menyentuh lembut wajah Anora dan memperlihatkan sebuah gambaran dimana lokasi tempat dua pecahan permata Thindrel yang terpecah serta arah jalan yang harus mereka lalui dengan bantuan tongkat kayu permata Thindrel.

Selesai memberitahukan informasi ini, Carran kembali tersenyum dengan bahagianya seolah sesuatu sedang menunggunya. Anora menundukkan kepalanya menahan sedih, namun tak kunjung dapat menghentikan isak tangisnnya.

“Tidak, kumohon ... jangan pergi .... ” isak tangis Anora yang pilu.

“Anora .... ” ucap Raymond yang mencoba menenangkan Anora.

Ikatan yang baru terhubung itu pun harus terputus tak kala Carran itu melayang menuju Raymond yang saat ini memeluknya bagai seorang Ayah dan dengan sekejap mata Carran itu berubah menjadi cahaya indah yang bertebrangan diangkasa Landow.

Raymon menatap pada Anora yang masih terisak tangis yang tidak dia mengerti. Kenapa anak itu terasa begitu berharga baginya? Sungguh tragis sekali anak itu yang hanya dapat hidup dalam beberapa hari saja.

“Anora ... tidak apa-apa, saat ini Carran milikmu sudah berada ditempat yang lebih baik.” Raymond memeluk Anora dengan erat dengan terus mengusap lembut dari balik rambut merahnya.

“Akan aku bunuh semua Durog itu! Raymond, dengar janjiku ini ... aku bersumpah akan mengumpulkan pecahan permata Thindrel dan dengan kedua tanganku ini, aku akan menghabisi Durog dan Ragor.” Ucap Anora tegas menatap pada Raymond.

“Aku tahu, tapi ingatlah ... Balthazar adalah lawanku. Jangan pernah melawannya seorang diri, kau mengerti?” tanya Raymond mencoba memastikan apakah Anora mengerti perkataannya.

Dengan saling menatap dan menggenggam erat, jejak langkah pasukan Brandir pun akan mengukir sejarah diangkasa Landow menuju tanah suci utara Erast.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

dinda anissa

dinda anissa

seruuuuu👍🏻

2023-10-31

0

Dhifa Fauzia

Dhifa Fauzia

Ga sabar cerita selanjutnyaaa 😍

2023-10-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!