Erast Landow 14

Sinar matahari dunia Landow tidak semenyengat saat berada dibumi. Disini saat matahari berada dipuncak atas singgasananya, hawa terasa hangat dengan sedikit aura panas yang tidak kentara sama sekali seolah bagai membakar lapisan kulit. Tak heran jika penghuni tanah Landow memiliki kulit yang bersinar dan bersih.

“Anora, kau sudah bangun?” Viliris langsung bergerak membantu Anora untuk duduk.

“Berapa lama aku tertidur?” Anora mencoba bertanya dengan masih berada diangan-angan mimpinya mencoba untuk tersadar dari rasa pusing dikepalanya.

“Sudah kubilang itu berbahaya! kenapa kau lakukan itu?!” ucap Valor penuh kesal.

“Maafkan aku .... ” Anora tertunduk merasa bersalah.

“Jangan terlalu menyalahkannya ... jika Anora tidak melakukan itu, entah apa yang terjadi pada kita, atau mungkin saat ini kita masih terkunci oleh Anurag itu.” Balas Hezekiah dengan pendapatnya yang rasional memberikan air minum pada Anora.

“Dimana Raymond? Kenapa aku tidak melihatnya?” tanya Anora melihat mengitari sekitarnya.

“Jika sudah baikkan sebaiknya kau keluar dan lihatlah sendiri, Raymond sedang bersama anak itu.” Dolrak membuka pintu untuk mempersilahkan Anora berjalan keluar.

Anak? Tunggu ... apa aku melewatkan sesuatu disini? sejak kapan kami bersama anak kecil?! gumam hati Anora yang mencoba untuk berdiri dan berjalan keluar gubuk tersebut.

Semua terdiam seolah tak berani untuk berbicara. Bagai kebisuaan yang menyerap kebahagiaan hingga terasa hampa meski terdapat beberapa senyuman didalamnya.

Anora berjalan keluar dengan masih merasa pelik, semua seakan masih berputar pelan tak kala bibir dan tangannya pun terasa dingin. Namun, Anora seketika terdiam saat melihat Raymond sedang menggendong seorang anak kecil.

Baru semalam tapi bayi itu tumbuh dengan sangat cepat? Gumam Anora dalam hatinya merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Anora menelisik dengan penuh keseriusan walau masih merasa pusing, terlihat jelas senyuman diwajah anak kecil itu yang terlihat baru berusia 6 tahun. Tubuh dan semua gerak-gerik tubuhnya persis seperti penghuni Halivara, jelas sudah keraguan didalam diri Anora saat ini.

Dalam wilayah Halivara, jika lahir satu sosok Olgora baru maka lahir pula sebuah bayi yang diberikan tanah suci Erast. Bayi disebut Carran, itu seperti berkah bagi semua Olgora karena akan mendampinginya saat dewasa nanti. Namun sosok Carran yang lahir ini mempunyai dua takdir, yang pertama apakah ia akan berusia lama atau sebaliknya.

Anora berjalan mendekati anak itu yang jelas terlihat begitu mirip dengannya. Bagai seorang ibu dan anak, ikatan itu lahir begitu mereka saling menatap dan bersentuh tangan. Raymond hanya tersenyum dan membiarkan ikatan itu terjadi begitu saja dengan sangat alamiah.

Kedua bola mata Anora berbinar, seolah memperlihatkan bagaimana anak kecil ini terpilih dan yang nantinya akan selalu menemani dan menjaga Anora. Namun, air mata Anora menitik tak kala sebuah bayangan dirinya yang akan segera berakhir karena ternyata Carran dihadapannya ini tidak akan berusia lama sama seperti Carran milik Raymond dahulu.

Entah karena alasan apa Anora menangis begitu terseguk, bagai lilitan tali erat yang terpaksa terputus tanpa ia mengerti. Bagi Anora yang jiwanya bukan dari dunia ini, tentu akan sangat aneh untuknya merasakan hal ini, namun kenangan akan ingatannya yang lain membuat Anora semakin terikat bagai jiwa dan raga yang tak terpisah.

“Bagaimana bisa kau kemari dan tidak ke Halivara langsung? Tahukah kau kondisi tanah suci Erast saat ini bagaimana?” tanya Anora pada Carran miliknya.

Anak itu mengangguk seraya mengerti akan pertanyaan Anora. Bagi Carran, meski memiliki tubuh yang sama seperti penghuni Halivara, namun mulutnya tidak akan pernah terbuka. Ia hanya dapat tersenyum atau mengerutkan wajah disaat marah, atau tertunduk saat menangis tanpa bersuara.

Namun Carran memiliki kelebihan lain yang tidak kalah hebat seperti Profesor Oswold yang dapat meramal masa depan dan masa lalu, Carran dapat membaca pikiran orang bahkan bisa mengetahui apa yang akan terjadi atau sudah terjadi dalam kehidupan seseorang.

Carran itu menyentuh wajah Anora dengan lembut dan memberikan gambaran kejadian bagaimana kisahnya hingga harus terdampar kemari. Puluhan Durog yang tiba tiba menyerang mereka saat dalam perjalanan karena tertarik akan aura runa sihir Carran membuat mereka memutar arah dan terdampar disini.

Selesai menjelaskan pada Anora, Carran menjentikkan tangannya dan hanya dengan seketika merubah lahan hijau dengan gubuk bercerobong asap itu menghilang. Pegunungan batu kembali terlihat dengan sedikit tumbuhan yang seharusnya pasukan Brandir lihat sejak awal.

“Jadi ... ini juga termasuk salah satu kemampuanmu?” tanya Anora dengan raut wajah bangga.

Pasukan Brandir pun seketika terkejut dengan kemampuan yang dimiliki anak kecil dengan sebutan Carran itu. Dari luar anak ini begitu polos menggemaskan, tapi ternyata memiliki kekuatan yang tidak disangka.

Menanggapi pertanyaan Anora, anak itu pun mengangguk dan kembali mengarahkan tangannya pada Anora. Terlihat beberapa gambaran sebuah tempat yang tidak jauh dari mereka pijakkan kaki, sebuah tempat yang harus mereka datangi.

“Raymond, apa kau melihatnya juga?” tanya Anora saat Carran melakukan ikatan Natarin.

“Ya, aku dapat melihatnya dengan jelas,” sahut Raymond sembari tersenyum kecil.

Tanpa berlama-lama Anora pun bangkit dan menggenggam tangan anak itu untuk ikut bersamanya. Seketika berbagai pertanyaan pun timbul dari beberapa pasukan Brandir yang merasa akan terbebani dan menghambat mereka jika membawa anak kecil karena akan sangat berbahaya.

Carran yang mendengar itu pun merasa tersinggung akan perkataan mereka, terkhusus Dolrak dan Hezekiah yang selalu memberikan argumen mereka yang pedas untuk didengar. Anora melepaskan genggaman tangannya dengan tersenyum bersama Raymond membiarkan pasukan Brandir melihat kemampuan seperti apa yang dimiliki oleh seorang Carran.

Anak kecil menutup kedua matanya sejenak seolah mencoba untuk berkonsentrasi. Tiba-tiba cuaca menjadi gelap dengan burung-burung Landow yang berterbangan diatas mereka. Carran membuka kedua matanya dan denagn seketika kedua tangannya menyemburkan api yang sangat besar bahkan dapat membakar yang berada disekitarnya.

Saat tatapan dan raut wajah Carran seperti semula, api itu pun seketika menghilang dan burung-burung yang mengitari mereka pun kembali terbang melayang. Raymond dan Anora hanya dapat tersenyum menatap pada Carran layaknya orang tua yang bangga kepada anaknya.

Pasukan Brandir yang baru tahu akan kemampuannya pun terdiam dengan langsung mencoba menjaga jarak dengannya yang tentunya membuat Raymond dan Anora dibuat tertawa merasa lucu akan pasukan Brandir yang perkasa merasa takut pada seorang anak kecil.

"Sudah cukup bercandanya, kita pergi sekarang .... ” Raymond berbalik mencoba berjalan dengan masih menyisakan tawa diwajahnya.

Tentu membawa anak kecil saat sedang melakukan misi adalah hal yang berbahaya dan hanya memperlambat, namun dalam kasus ini pasukan Brandir tersadar bahwa anak kecil yang disebut Carran ini mempunyai kekuatan yang sangat menakutkan.

***

“Kenapa harus ditempat seperti ini .... ” sindir Hezekiah yang merasa begitu tidak berguna.

“Tenang, aku akan membantumu asal sifat keras kepala dan sempurnamu itu tidak terlalu menyebalkan .... “ Dolrak menepuk pundak Hezekiah yang terluka dengan pelan seraya bercanda dengannya.

“Ada apa ditempat ini? Kenapa kita harus kemari?” tanya Hezekiah sembari menatap pada Carran yang bersembunyi dibelakang Anora.

Raymond mencoba maju untuk merasakan ada apa yang sebenarnya tersembunyi dari balik gunung bebatuan ini. Bagi Raymond dan Anora, saat Carran memberikan gambaran akan tempat yang harus mereka lalui sebenarnya mereka pun tidak tahu akan apa saja yang berada ditempat itu.

“Aku merasakan ada getaran didalam gunung batu ini, seperti ada yang sedang bergerak.” Ucap Raymond dengan mengambil langkah mundur kebelakang.

“Aku mendengar ada suara gaduh ... seperti mesin atau .... ” Valor pun terdiam tidak dapat menggambarkan apa yang saat ini didengar olehnya.

Perjalanan yang harus ditempuh sebelumnnya oleh pasukan Brandir untuk sampai ketempat ini ternyata begitu menyita waktu hingga sinar malam terlihat begitu indah. Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak dan sedikit mencoba membicarakan rencana mereka pada besok hari.

Raymond berjaga semalam karena ada sesuatu yang begitu mengganjal pikirannya, tak urung Anora menghampiri dengan membawa sedikit makanan hasil dari buruan Dolrak dan Valor saat menyusuri gunung batu dibelakang mereka.

Belum Anora bertanya, tiba-tiba tanah bergetar dengan hebatnya dengan suara dentuman hebat dari dalam tanah Landow begitu nyaring terdengar. Semua pasukan Brandir bersembunyi tak kala bagai pintu besar yang terbuka, sosok besar makhluk purbakala keluar dengan wujud menyeramkan.

“Apa itu?” tanya Hezekiah yang selalu berada didalam lautan.

“Itu Bulzo, hewan yang ditunggangi Ragor saat berperang,” Jelas Raymond.

“APA?! bagaimana bisa makhluk itu hidup kembali? ... Bukankah yang seperti itu seharusnya sudah tidak ada pada masa ini?” tanya Hezekiah kembali dengan masih meringis menahan sakit pada pundaknya.

“Apa lagi selain ilmu sihir hitam yang membangkitkannya, Raymond apa menurutmu ini ulah Balthazar?” Viliris mencoba menjelaskan dengan berbalik bertanya.

Semua pun terdiam, kini mereka tahu akan maksud dari Carran yang membawa mereka kemari. Jika tidak, maka pasukan Brandir tidak akan tahu apa rencana sebenarnya yang ingin Balthazar dan Lilith rencanakan untuk menuntut balas dendam pada mereka selama ini.

“Bukan hanya Durog, Ragor, Anurag, kini Balthazar pun membangkitkan Bulzo? ... Apa menurutmu akan terjadi perang sebentar lagi?” tanya Anora pada Raymond.

“Jika memang harus terjadi, maka kita harus lebih bersiap karena kita tidak pernah tahu setelah ini apa yang Balthazar dan Lilith rencanakan.”

Saling menatap dengan tegas, satu persatu pasukan Brandir menutup kedua matanya seraya berdoa pada tanah suci Erast untuk meminta perlindungan. Pasukan Brandir pun melangkah dengan penuh berani bagai sulut api yang mulai berkobar berwarna merah kebiruan yang membara terang.

Terpopuler

Comments

dinda anissa

dinda anissa

seruuuuu!😍

2023-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!