BAB 18

Di malam hari nya, kini Naura sedang berada di ranjang, dan ia melihat ke arah Reno yang sedari tadi sibuk sendiri.

"Om marah ya sama saya?" tanya Naura yang membuat Reno melihat ke arah gadis itu.

"Kenapa saya harus marah?" tanya balik Reno.

"Ya karena saya udah jadi istri Om, tapi saya punya pacar," ujar Naura, dan Reno tidak lagi menyauti nya.

"Om, kalau kita pisah aja gimana?" tanya Naura yang membuat Reno kembali melihat ke arah nya.

"Udah yakin?" tanya Reno yang membuat Naura malah terdiam dan tidak menjawab nya.

"Kenapa gue jadi nyesek sendiri. Terus kenapa gue kayak gak mau pisah sama nih om-om," batin Naura yang merasa heran sendiri.

"Terus kalau gue cerai, berarti gue jadi JAMUR dong. Idih, gak banget," sambung lagi Naura dalam batin nya.

"Kalau emang kemauan kamu_"

"Emh... nanti, nanti, jangan dulu. Saya mau pikir-pikir lagi," sela Naura yang masih belum siap untuk menjadi janda di bawah umur, dan ia juga merasa berat hati ketika mengucapkan itu tadi.

"Oke," balas cuek Reno.

Reno kini beranjak dari dari sofa, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, di sebelah Naura.

Lelaki itu langsung memejamkan mata nya, dan Naura menatap sekilas ke arah lelaki tampan yang kini telah menjadi suami nya.

Reno kini terlihat sudah tertidur pulas, dan Naura terus menatap wajah tampan milik suaminya itu.

"Kenapa ini om-om ngegoda banget, sih. Mana ganteng nya kebangetan, lagi," ucap Naura dalam batin nya, sembari menatap lekat wajah tampan Reno.

Naura kini mendekatkan dirinya ke dekat Reno, dan ia memperhatikan setiap inci wajah tampan sang suami.

Naura kini menyentuh hidung mancung sang suami, lalu ia berlanjut dengan memegang dagu belah nya. Tak sampai di situ, kini Naura juga mengelus-ngelus bibir Reno dengan telunjuk nya, karena bibir suami nya memang terlihat sangat menggoda bagi setiap wanita yang melihat nya.

Reno yang sedang tertidur kini memeluk tubuh Naura yang berada dekat dengan nya. Dan Naura merasa jantung nya berdegup kencang ketika ia di peluk lelaki yang padahal telah menjadi kekasih halal nya.

"Aduh, kenapa jantung gue lagi-lagi maraton, kalau deket-deket sama nih Om suami," batin Naura, dan kini ia sedang berada di pelukan Reno.

"Udah ah, mending gue tidur. Lagian nyaman juga gue di peluk kayak gini. Berasa aman banget nih hidup," ucap Naura yang langsung kini memejamkan mata nya.

***

Di pagi hari nya Naura bangun lebih awal, dan ia entah kenapa merasa getaran yang berbeda ketika pagi ini melihat sosok suami nya.

"Getaran apa ini. Kenapa gue kayak berbunga-bunga melihat wajah nih om-om. Gue kayak punya feel yang berbeda. Ada apa ini sama diri gue," ucap Naura yang masih bingung entah apa yang sedang terjadi kepada diri nya.

Cup...

Naura tiba-tiba saja mengecup pipi Reno, dan Reno pun langsung terbangun dari tidur nya.

Reno kini melihat ke arah Naura yang sedang celingukkan dengan melihat ke penjaru ruangan, karena Naura benar-benar merasa terkejut dan juga malu, jika Reno mengetahui bahwa baru saja ia mencium nya.

"Barusan kamu cium saya?" tanya Reno dengan suara khas setelah bangun tidur.

"Idih, Om mimpi kali," balas Naura.

"Oh, gitu." Reno sebenarnya tahu kalau Naura tadi mencium nya. Karena tadi, Reno sebenar nya sudah terbangun, namun ia kembali pura-pura tertidur ketika melihat Naura menatap lekat ke arah nya.

"Iya lah, jangan kepedean maka nya," ucap Naura yang langsung turun dari ranjang nya.

"Mau ikut sama saya?" tanya Reno yang membuat Naura langsung melihat ke arah nya.

"Om ngajakin saya ikut sama Om, gak salah? Ada angin dari mana?" tanya Naura yang merasa aneh dan heran.

"Kalau gak mau, ya gapapa."

"Saya mau kok. Lagian saya gabut kalau seminggu libur, terus di rumah terus," ujar Naura yang memang mendapat libur lama, karena kelas 12 sedang melaksanakan ujian praktek selama satu minggu.

"Yaudah, kamu siap-siap aja, karena kita bakalan pergi jauh," ujar Reno.

"Jauh, kemana?" tanya Naura.

"Bali," jawab datar Reno.

Hiks... Hiks...

Naura tiba-tiba terisak, dan itu membuat Reno bingung kepada gadis yang telah menjadi istri nya itu.

"Kenapa malah nangis. Kalau gak mau, ya gapapa," ucap Reno.

"Bukan nya gak mau, tapi saya tuh terharu. Karena saya terkahir ke Bali itu 2 tahun yang lalu, dan sekarang saya mau kesana lagi. Saya tuh seneng banget tau," terang Naura sembari terisak.

"Udah deh. Jangan nangis gitu," balas Reno yang membuat Naura kembali naik ke atas ranjang, lalu ia semakin terisak di sana.

Hikss... Hikss... Huhuhu...

"Om jahat. Saya kesel!" ucap Naura sembari terisak, dan menutup seluruh wajah nya dengan bantal.

Reno bergeleng-geleng kepala melihat tingkah aneh istri nya, dan ia kini mendekat kepada Naura.

Reno mengambil bantal yang menutupi wajah Naura, dan ia kini membalikkan tubuh Naura untuk menatap ke arah nya.

"Iya, saya minta maaf. Buka nya saya jahat, tapi saya tuh gak suka kalau liat kamu sedih," ucap Reno dengan lembut. Dan Naura pun tiba-tiba menghentikan tangisan nya.

"Apa maksud nya nih om-om. Please, jangan buat gue baper deh," ucap Naura dalam batin nya.

Cup...

Reno tiba-tiba memberikan sebuah kecupan di kening Naura, dan itu kembali membuat jantung Naura serasa loncat seketika.

"OMG, gue di cium, gue di cium," pekik Naura dalam batin nya dengan senang.

"Idih, sadar. Naura, lo kemasukan syet*n apaan, sih," sambung lagi Naura dalam batin nya. Dan ia masih belum menyadari perasaan nya terhadap Reno.

"Kamu mandi sana. Saya mau siapin baju yang harus saya bawa dulu," ujar Reno.

"Kita ke Bali, emang nya mau ngapain?" tanya Naura.

"Saya ada kerjaan, dan kalau kamu pasti nya bisa liburan full disana," terang Reno.

"Oh, gitu. Yaudah, saya bantu packing nya, ya."

"Yaudah boleh," pungkas Reno.

Terpopuler

Comments

up donk thorr

2023-10-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!