BAB 6

Setelah 30 menit menyusuri jalanan kini Naura dan Kenzo telah tiba di gedung Apartment Kenzo.

Sopir turun menghampiri mereka, lalu Kenzo membuka dompet nya dan mengeluarkan uang berwarna merah sebanyak 5 lembar kepada sopir itu.

"Apa ini gak kebanyakan?" tanya sopir itu.

"Enggak, Pak," balas Kenzo lalu ia pun menggendong Naura ala bridal style untuk turun dari mobil.

"Apa mau saya bantu?" tanya sopir itu.

"Gak usah, Pak. Tolong buka aja itu pintu bak mobil nya," ucap Kenzo, lalu sopir itu pun membuka nya untuk Kenzo turun dari mobil membawa Naura memasuki Apartment nya.

Kini Naura sudah di tidurkan di atas ranjang yang ada di Apartemen Kenzo. Dan gadis itu sama sekali tidak terbangun.

Kini Kenzo ke kamar mandi untuk memberesihkan tubuh nya, dan ketika Kenzo sudah berada 6 menit di dalam mandi kini Naura terbangun dan ia melihat ke sekeliling nya.

"Ternyata gue udah di Apartment, bisa-bisa nya gue nyusahin anak orang," ucap Naura.

"Tapi Kenzo kemana ya," sambung lagi Naura ketika tidak melihat sosok kekasih nya.

Kini Kenzo keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya, tubuh atletis Kenzo dengan bentuk perut bak roti sobek, membuat Naura membulatkan mata nya.

"Kamu udah bangun?" tanya Kenzo kepada Naura.

Naura menutup kedua nya dengan bantal dan ia menyuruh Kenzo untuk segera mengenakan pakaian.

Setelah memakai baju kini Kenzo menghampiri Naura yang berada di ranjang.

"Sayang kenapa gak tidur lagi?" tanya Kenzo.

"Gak ah, aku takut di macem-macem in sama kamu," jawab Naura, lalu Kenzo pun tertawa kecil mendengar itu.

"Ya enggak lah, aku gak berani kalau sampai ngelakuin gitu. Aku juga bisa ngontrol diri aku Nau, kamu tenang aja," ujar Kenzo.

"Ngantuk nya udah hilang, emang aku tadi tidur nya lama, ya?" tanya Naura.

"Lumayan, sih," balas Kenzo.

"Aku tidur gapapa, kan?" sambung lagi Kenzo dengan bertanya kepada kekasih nya itu.

"Boleh," balas Naura lalu Kenzo pun langsung mengecup kening kekasih nya itu, dan ia beranjak dari ranjang menuju ke sofa.

***

Kini waktu sudah menunjukan pukul 04:00. Desi baru terbangun dari tidur nya dan ia langsung ke luar dari kamar nya menuju ke kamar Naura untuk membangunkan Naura yang akan di rias MUA.

Saat Desi membuka pintu, mata nya terbelakak karena ia tidak melihat Naura di sana dan jendela sudah terbuka.

"Vi, Vio," teriak Desi kepada Viona.

Viona yang masih tertidur terbangunkan oleh suara nyaring Ibu nya.

"Ada apa sih, Ma?" tanya Viona yang masih mengucek-ngucek mata nya sembari berjalan.

"Kita gak jadi kayak, Vi. Naura kabur," ujar Desi dengan wajah frustasi nya karena ia gagal akan menjadi kembali orang kaya.

"Mama gimana, sih, bukan nya jendela nya udah di paku."

"Kayak nya ada yang bantuin Naura kabur. Gak mungkin kalau dia kabur sendiri," ujar Desi.

"Aduh, gimana ini, pasti Pak Broto marah besar sama Mama," sambung lagi Desi dengan panik.

"Udah lah, nanti suruh di cari aja si Naura nya. Kan anak buah Pak Broto banyak," timpal Viona.

"Yaudah, Mama mau langsung hubungi Pak Broto buat mengerahkan anak buah nya mencari Naura," cetus Desi yang langsung berjalan menuju ke kamar nya.

"Mana calon pengantin yang akan di rias nya Bu?" tanya MUA itu kepada Desi yang baru saja keluar dari kamar Naura.

"Bentar dulu Mbak, pengantin nya ilang," jawab Desi dan langsung berburu-buru memasuki kamar nya.

***

Anak buah Broto di kerahkan untuk mencari Naura, dan mereka bertanya kepada warga yang melintas dengan memperlihatkan foto Naura, namun tentu tidak ada yang melihat nya.

2 anak buah itu mendapat kemarahan dari Broto karena mereka tidak berhasil mencari dan membawa Naura.

"Hallo, Desi," seru Broto dengan nada suara marah.

"Iya Pak, gimana?" tanya Desi dari seberang sana.

"Gimana-gimana. Itu anak kamu gak ada, gak ketemu. Sesuai perjanjian kamu sekarang harus segera membayar hutang-hutang nya," ujar Broto.

Tut...

Desi langsung mematikan sambungan telepon nya. Dan Broto semakin murka kepada Desi.

Di rumah nya tadi Desi langsung mengemasi pakaian nya dan ia menyuruh Viona untuk melakukan hal yang sama.

"Ma, kita sebenar nya mau kemana, sih?" tanya Viona ketika mereka terburu-buru keluar dari rumah.

"Ya kita pergi. Mama mau balik kampung kalau kamu terserah, mau nge kost, mau ngontrak, yang penting kita kabur dari rumah ini, atau kamu mau nikah sama Pak Broto," ujar Desi.

"Ih Mama apaansih, amit-amit banget."

"Yaudah, maka nya ayo," ajak Desi, lalu mereka pun pergi meninggal rumah itu dengan terburu-buru.

Tak berselang lama setelah Desi dan Viona meninggalkan rumah nya, kini anak buah Broto telah tiba di kediaman Desi untuk menagih hutang nya.

Trok... Trok... Trok...

Salah satu dari orang itu mengetuk pintu rumah Desi, namun tak kunjung ada yang membuka nya.

"Kayak nya mereka udah kabur," ujar pria yang satu nya.

"Yaudah kita pastiin dulu. Dobrak aja pintu nya, siapa tau mereka sembunyi di dalam," balas teman nya.

Brugh...

Kedua anak buah broto mendobrak pintu rumah Desi, dan mereka langsung menggeledah seisi rumah itu, namun tentu tidak ada siapa-siapa di sana.

"Bu Desi sudah kabur, ayo kita balik buat lapor Pak Broto," ajak pria yang satu nya, lalu mereka pun keluar dari rumah Desi dan pergi untuk segera melapor Bos nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!