BAB 17

Sepulang sekolah, Naura memilih menghabiskan waktu bersama dengan Kenzo. Dan mereka sekarang sudah berada di Apartment milik Kenzo.

"Sayang, aku takut kamu ninggalin aku," ucap Naura yang kini sedang bersender di bahu Kenzo, dan mereka sedang duduk di sofa.

"Enggak, lah. Justru aku yang takut kamu ninggalin aku," balas Kenzo.

Hikss... Hikss...

Naura tiba-tiba menangis, dan itu tentu membuat Kenzo kebingungan.

"Sayang, kenapa kamu nangis? Aku gak akan ninggalin kamu kok," terang Kenzo.

"Aku ngerasa bersalah sama kamu Kenzo, aku udah ngehianatin cinta kita," jawab Naura dalam batin nya.

"Liat aku. Aku udah serius sama kamu dan aku janji gak bakalan ninggalin kamu. Kalau kamu udah lulus sekolah, aku bakal langsung melamar kamu," jelas Kenzo sembari menatap lekat wajah Naura.

Hiks... Hiks... Huhuhu...

Naura semakin menangis histeris ketika mendengar pernyataan itu, lalu Kenzo pun membawa ke dekapan nya untuk menenangkan Naura, yang di pikir nya entah apa sebabnya nya menangis seperti itu.

"Udah, kamu tenang aja. Aku gak bakalan ninggalin kamu kok," ujar Kenzo.

"Janji?" tanya Naura yang kini menatap lekat wajah tampan kekasih nya.

"Iya sayang, janji," balas lembut Kenzo sembari mengusap air mata Naura.

"Udah, kamu jangan nangis lagi ya," ucap lagi Kenzo, dan Naura menganggukan kepala nya.

"Aku mau nikah sama kamu," ucap Naura dengan wajah sendu nya.

"Iya aku juga, tapi tunggu aku punya penghasilan sendiri dulu ya, sayang," ucap Kenzo yang langsung mengecup puncak kepala Naura.

"Pengen cium," ucap Nuara dengan memonyongkan bibir nya, dan Kenzo terkekeh ketika melihat itu.

Tanpa berlama-lama Kenzo pun langsung meraup bibir kekasih nya yang selalu menjadi candu bagi nya.

Drttt... Drtt...

Getaran ponsel membuat mereka menyudahi ******n nya, dan Naura pun bergegas menjawab telepon masuk itu.

"Sayang, kamu dimana?" tanya seorang wanita dari seberang sana, ketika Naura telah menjawab telepon masuk itu.

"Emhh... Anu itu_"

"Anu apa, sayang? Kamu cepetan pulang ya, suami kamu tadi nanyain juga loh," ujar wanita itu yang tak lain adalah Rita, mertua Naura.

Kenzo mendengar samar-samar suara dari seberang sana, karena kali ini Naura tidak me-loadspeaker telepon nya.

"Iya, bentar lagi aku pulang," jawab Naura dengan wajah terlihat tegang.

"Yaudah, Mama tunggu ya," ucap Rita yang langsung mematikan telepon nya.

"Siapa sayang? Suami siapa yang nanyain?" tanya Kenzo yang mendengar hanya bagian itu saja.

"Itu, Papa Om aku, dan barusan yang nelepon Mama nya Om aku," jelas Naura dengan berbohong.

"Oh, gitu." Kenzo percaya dengan apa yang di katakan Naura. Dan Naura semakin merasa kasihan kepada Kenzo yang terus saja di bohongi nya.

"Sayang, aku harus pulang," ucap Naura.

"Yaudah ayo," pungkas Kenzo.

"Enggak, aku pulang nya pesen taxi aja," ujar Naura.

"Lho... kenapa?" tanya Kenzo heran.

"Ya gapapa. Udah pokoknya aku mau naik taxi ya. Aku gak mau ngerepotin kamu."

"Enggak, sayang. Aku gak ngerasa di repotin sama sekali," timpal Kenzo.

"Tapi aku udah pesen taxi nya, sekarang udah nungguin di bawah. Aku pamit ya. Dah... I love you ganteng," ucap Naura dengan mengedipkan sebelah mata nya, dan gadis itu langsung berjalan meninggalkan Kenzo dengan terburu-buru.

Kenzo bergeleng-geleng kepala sembari tersenyum melihat tingkah lucu kekasih nya.

"Gue ngeliat kayak nya ada yang di sembunyiin sama Naura, tapi apa. Tadi pagi, dia ngebatalin buat di jemput, dan sekarang dia gak mau di anter pulang. Pasti ada sesuatu yang di sembunyikan kamu, Nau," ucap Kenzo yang bisa merasakan, bahwa ada yang sedang di sembunyikan oleh kekasih nya itu.

***

Kini Naura telah tiba di rumah, dan gadis itu sedang berjalan menaiki anak tangga.

"Dari mana, lo? Inget waktu, lo itu punya suami," ucap Agnes ketika berpapasan dengan Naura.

"Iya," balas cuek Naura yang kembali berjalan menaiki anak tangga.

"Awas aja lo bocah. Gue bakal nyari kejelekan lo, biar lo bisa pisah sama Kak Reno," ucap Agnes balam batin nya.

Naura kini membuka pintu kamar nya, dan terlihat sudah ada Reno di sana.

"Tumben, Om jam segini udah pulang," ucap Naura kepada Reno.

"Iya, pekerjaan saya sudah selesai," jawab Reno.

"Om gak mau nanya saya abis dari mana, gitu," ucap Naomi kepada Reno.

"Gak perlu saya tanya, karena saya udah tau jawaban nya," jawab datar Reno. Dan ia sedari tadi tidak melihat ke arah Naura.

"Oke deh," balas Naura dengan wajah sendu.

"Gue kenapa suka sedih ya, kalau kayak gak di anggap istri sama nih om-om," ucap Naura dalam batin nya.

Reno sedari tadi fokus dengan ponsel nya, dan lelaki itu enggan untuk melihat ke arah Naura.

Drtt... Drtt...

Ponsel Reno bergetar, lalu ia langsung menjawab telepon masuk nya.

"Hallo, maaf ini dengan siapa?" tanya Reno ketika ia telah menjawab telepon masuk nya, dan yang menelepon adalah nomor tak di kenal.

"Aku Nadira, kamu bener-bener udah ngelupain aku ya, Ren," ujar lawan bicara Reno yang ternyata mantan istri nya.

"Ada apa lagi Nadira?" tanya Reno.

Ketika mendengar nama wanita di sebut, Naura yang tadi duduk di sofa, sekarang gadis itu berjalan untuk ke ranjang.

"Aku pengen kita rujuk, Ren. Aku masih sayang kamu. Aku gak bisa tanpa kamu," terang Nadira dari seberang sana.

"Maaf, saya gak bisa," balas Reno yang langsung mematikan telepon nya.

"Ekhem..." dehem Naura yang membuat Reno melihat sekilas ke arah gadis itu.

"Siapa tuh?" tanya Naura dengan kepo.

"Gak semua nya harus kamu tau," jawab datar Reno yang langsung turun dari ranjang.

"Iii... Kenapa itu om-om makin jutek banget, sih," kesal Naura dalam batin nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!