bab 19

"Nur,,, bapak saat ini hanya pegang uang 8 juta Nurr,, itupun bapak nabung selama 1 tahun dari penghasilan bapak jualan. " jelas bapak.

"ibu juga gak ada simpanan sebanyak itu untuk melunasi hutang kita, ibu hanya ada uang 5 juta. sisa dari uang yang di kirim oleh arin tiap bulan. " kata ibu.

"lalu sisanya kita cari kemana pak,, bu,,,?? baik Dio maupun Nur memang tidak ada simpanan saat ini.!! " ucap dio sang kakak ipar.

lalu Dio dan Nur mereka serempak melirik arin, arin yang merasa di lirik pun hanya diam saja. arin tau kemana arah pikiran kakak iparnya itu. tapi arin kali ini tidak akan mau mengalah, apalagi harus menanggung beban hutang mereka.

sedang ibunya yang mengerti arah tatapan anak sulungnya langsung merayu arin.

"ariinn,,,, gaji kamu di kota kan banyak nak,,, bahkan 2x lipat dari gaji masmu dio. bagaimana jika ibu minta tolong, meminjam uang tabunganmu dulu nak.. !! " kata sang ibu mencoba merayu arin agar mau membantunya.

"iyaa rin,,, ibu ada benarnya juga. gaji kamu pasti banyak rin..kamu mau kan bantu kami rin.!!" pinta sang kakak.

"begini Buu,,, mbakk,,,, arin memang ada sedikit tabungan. tapi itu untuk masa depan arin Buu.. suatu saat jika arin bertemu jodoh arin, rencana uang itu akan arin gunakan untuk biaya pernikahan arin sendiri. jadi maaf arin kali ini tidak bisa membantu. " ucap arin

"alah rin,,, kapan kamu nikah?? baru juga tadi siang kamu putus sama pacarmu?? biar ibu pinjam dulu uangmu itu." ucap sang ibu mencoba mengingat kan arin akan kejadian tadi pagi, pertengkaran antara dirinya dan Bayu.

"opppsssss,,,, jadi arin jomblo lagi bu,,,??" ucap mbak Nur seraya tersenyum mengejek. lalu melanjutkan menghina arin. " sudah lah rin,, percuma kamu di beri wajah cantik dan tubuh bagus kalo ujung-ujungnya putus lagi... mending pinjamkan saja tabungan kamu sama bapak. "

"nurrr,,,!! jaga omonganmu Nur,, bagaimanapun dia itu adikmu. gak seharusnya kamu bicara seperti itu. untuk masalah tabungan arin, biarlah arin sendiri yang memutuskan, mau meminjamkan atau tidak... itu Hak arin. " kata bapaknya.

"maaf Pak... arin kali ini tidak bisa meminjamkan uang arin. akar masalah ini adalah mbak Nur, jadi sudah seharusnya mbak Nur dan mas dio yang berusaha, bukan malah mengandalkan tabungan arin. " sarkas arin.

"rin,, setidaknya kali ini bantu kami rin, kalo tidak di bayar nanti rumah beserta sawah kita akan di sita pak suroso, sebagai jaminan. " ucap sang ibu memelas.

deg,,,, arin kaget mendengar penuturan sang ibu. dada arin bagai di tikam belati, sakit dan sesak. sampai segitu pengorbanan yang di lakukan untuk mbaknya. sedang mbaknya tidak pernah mau tahu tentang pengeluaran orang tuanya.

"apa kita gadaikan saja bu salah satu sertifikat kita,,, rumah atau sawah gitu ke Bank.!! kan lumayan hasilnya bisa menutup hutang dan sisanya bisa buat pegangan ibu dan bapak,, lagian angsuran Bank kan jauh lebih murah." usul mbak Nur.

arin yang mendengar pun geram, taruh di mana otak kakaknya ini, ??

"bagaimana pak?? " sang ibu meminta saran suaminya.

"kita tidak bisa menggadaikan atau menjual rumah ini.. karena rumah ini bukan atas nama bapak dan ibu. !! " kata ayahnya tegas.

"aappaaaaaaaa,,, ??" ucap mereka kompak. kaget mendengar penuturan sang bapak. jika bukan atas nama mereka lalu atas nama siapa ??

bersambung,,,,,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!