Tak dapat di pungkiri Eka, Arin memang sedikit berbeda dari yang lain. wajah khas yang dimiliki Arin perpaduan antara wajah Jawa dan Jerman yang ia miliki memanglah sangat cantik diantara teman 1 kantornya. Eka pun berniat untuk mendekati arin lebih dekat lagi.
"nona Arin, apa karyawan lain yang sudah memberi tahu anda, jika saya tidak suka di panggil Pak??? " tanya Eka. Dan Arin pun langsung mengangguk membenarkan ucapan sang Boss.
"baiklah,, anda bisa kembali bekerja,,!! " perintah sang boss.
"baik, saya permisi dulu mas. " pamit Arin segera keluar ruangan.
Di dalam lift Arin pun tidak sendiri, ada teman dari devisi lain juga. dan mereka pun memandang Sinis saat Arin bergabung dengan mereka.
"widiiihhhh,,,, Primadona Kantor udah naik level ya sekarang,,??" ucap Siska dengan menyenggol teman sebelahnya. dengan tatapan meremehkan Siska kembali menghina Arin.
"Gak nyangka banget ya Lis, baru juga si boss datang 1 jam yang lalu. ehhhh,,, si anak baru, tau taunya udah keluar aja dari ruangan Boss. " kata Siska mencoba untuk menciptakan suasana panas.
"iya Sis,, udah berapa banyak nih pria di kantor ini yang di PHP in nih anak.?? " lilis ikut menimpali ucapan Siska. sedang Arin yang di sindir pun hanya geleng-geleng kepala, tanpa ingin menyahuti ucapan keduanya. dirinya enggan untuk menanggapi mereka, pasti nanti ujung-ujungnya akan bertengkar.. jadi Arin pikir lebih baik diam saja. meskipun hatinya saat ini bergemuruh. Bahkan tangannya pun terkepal erat di balik blazer yang ia gunakan.
"sabarrr,,, sabarr,,, ingat Rin ini di kantor, semangat cari cuan aja,, bukan cari masalah. " ucap Arin dalam hati, mencoba meredam emosinya.
"bayangin aja lis,, baru 3 bulan kerja di sini, udah bisa loh menggaet si Bayu. padahal loe tau sendiri kan,!! Bayu itu orangnya sulit banget buat bergaul sama anak baru,,!! " Siska masih mencoba menyulut emosinya Arin.
"Gue juga dengar faisal sampek putusin tuh ceweknya yang anak produksi, cuma buat ngejer si cewek yang katanya primadona kantor itu." Lilis ikutan memprovokasi.
suasana dalam lift pun sedikit panas dengan sindiran keduanya. Arin pun akhirnya buka suara, dirinya sudah jengah. jika diam ku di anggap kelemahan ku, maka aku pun harus bersuara. begitu pikir Arin.
"waduh,,, maaf ya mbak mbak yang kurang cantik,, mbak nya nyindir saya gituuu?? " Arin menunjuk dirinya sendiri.
" Whaaaatt?? Kurang cantik loe bilang,,!! " Siska berkacak pinggang, emosi mendengar nya.
"lah kamu merasa tersindir yaaa,,,?? " sahut lilis.
"ehmmmtt,,,,, tersindir sih tidak mbak,, aku malah lebih kasian sama si tukang sindir barusan. Dengar ya mbak,, mau aku pacaran sama siapapun di perusahaan ini, itu gak ada hubungan nya sama kalian,,!! biarpun yang saya pacari boss pun, juga bukan urusan kalian. memang kenapa kalo pria di sini suka sama aku? kan bukan aku yang meminta. " Arin membela diri.
Siska dan lilis pun merasa geram ingin menjawab kalimat arin, tapi sebelum mereka buka suara lagi. Arin kembali berucap.
"Terima kasih loh, sudah memberikan aku julukan apa tadi,,,?? oh iyaaa,, Primadona Kantor,, waoooww sehebat itu ya aku? Primadona itu artinya paling Cantik kan? ahh,, tentu saja aku yang paling cantik, sampai kalian berdua Iri yaaa,,, !! aduuh kasian." Arin berkacak pinggang di depan mereka.
Tiiiiing,,,, suara pintu lift terbuka, Arin pun segera keluar. Arin pun menyempatkan menoleh ke belakang sambil mengedipkan mata dengan tangan mengangkat acungan jempol ke atas, kemudian membalik nya ke bawah.
sontak apa yang di lakukan Arin berhasil menyulut emosi Siska, Siska pun akan keluar mengejar Arin dan memberinya perhitungan. Tapi di saat bersamaan mereka melihat Pak Toni selaku Asisten Bos menuju ke arah mereka. Lilis yang melihat itu pun memberi kode Siska agar tidak melanjutkan langkahnya.
"Awaaasss aja loe anak baru, gue gak Terima loe hina. " gerutu Siska..
bersambung,,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments