Satu menit,, dua menit, hingga 3 menit. arin tidak merasakan apapun. perlahan dia membuka mata, melihat apa yang terjadi di depannya.
Eka menatap Arin penuh dengan tanya?? ia pun mengutarakan isi kepalanya.
"kenapa tutup mata rin,?? kok mukanya tegang gitu,?? " sambil mengedipkan mata, Eka sengaja mengoda Arin.
Arin tentu paham situasi ini.
"ehh... !! " beo Arin yang tidak tau harus menjawab apa. sedang Eka yang melihat tingkah lucu Arin tertawa terbahak-bahak..
"hahahhahahahahahahah... Arin,, Arin,, berharap adegan romantis yaa?? " goda Eka.
"ishhh,,,, apaan sih mas Eka?? gak lucu tau.!! lagian ngapain coba,?? dekat-dekat sama Arin??.. pakai tuh muka jaraknya tinggal setengah senti.. Arin kan takut.! " Arin mencoba mencari alesan untuk menutupi malunya.
"hahaha.. jelas aku tau apa yang ada di otakmu ini rin, " menunjuk kepala Arin dengan jari telunjuknya. "sudah rin kita udah dewasa, aku ngerti arah pikiranmu ke mana? berharap aku Cium kah?? " mengedipkan mata nya.
"hueeeeeekkk,,, mit amit di cium mas Eka,. ogah banget. wleeeekkkk,,,,!! " arin menjulurkan lidahnya.
"idih belum tau rasanya sih, makanya sok nolak,, kalo udah tau rasanya pasti nagih,,!! " ucap Eka.
"ngomong aja nih sama tembok,, " ucap Arin kesal,
"loh kok malah ngambek gini rin?? maaf ya,, sebenarnya aku tuh penasaran sama benda di belakang kamu itu,!! " tunjuk Eka ke arah belakang Arin.
Arin pun menoleh, namun ia tidak melihat apapun.
merasa di permainan kan Eka, Arin pun segera bangkit, dan menjambak rambut Eka.
"hisss.... berani beraninya nakutin Arin haah... di belakang Arin gak ada apa- apa mas,!!" tangan Arin masih menjambak rambut Eka. Eka pun mengaduh kesakitan.
" awww,,,, awwwww,,,, rin lepas rin,,,, sakit kepalaku rin,,,, rambut ku bisa rontok ini. " mencoba melepaskan tangan Arin.
"lagian maksudnya apa ngomong kayak gitu,,?? " tanya Arin seraya melepaskan tangannya.
"isshhh,,,, makanya dengerin aku dulu rin,, itu benda yang kamu gantung di sebelah jendela itu apa?? " jelas Eka.
Arin yang mengikuti arah pandang Eka, sontak langsung loncat menutup mata Eka , agar tidak melihatnya.
Astaga betapa malunya Arin, pakaian dalam yang ia cuci tadi pagi, belum sempat ia kemas . kedua benda itu masih bertengger manis di belakang jendela kamarnya.
"mas jangan lihat,,, nanti matanya bintitan. sekarang cepat bangun, dan pulang sana,,!! " Arin membantu Eka berdiri sambil tangannya masih menutup mata Eka agar tidak melihat benda keramat nya itu.
"lah sekarang aku di usir nih ceritanya,, gak kasihan gitu, kan masih gerimis. di tawarin minum dulu lah,, ngopi atau teh gitu rin,,,?? galak amat sama tamu. " kelakar Eka.
"mohon maaf untuk saat ini,,aku lagi galak sama tamu.! jadi cepet pulang! ! " usir Arin.
"oke,,, oke,,, " Eka berlalu pergi,. sebelum keluar gerbang terlihat Eka mencari ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan.
tingg,,,
Arin merogoh saku bajunya, dan melihat ada pesan masuk yang bertuliskan nama si boss. alangkah terkejutnya sekaligus marah, campur malu yang Arin rasakan. dia bahkan reflek berteriak.
"dasaarr,, bossss siaaaalaaaann!!" ucap Arin dengan lantang, bahkan Eka yang sudah di seberang jalan pun mendengar teriakan Arin. sambil terkekeh, dia kembali masuk ke dalam mess laki-laki.
di kamar, arin tak berhenti nya mengomel. bagaimana bisa dia punya Boss ngeselin seperti itu.?
Si boss : "****** ***** merah jambu + atasan hitam,, seksi rin. "
begitulah isi pesan si boss nya.. bisa di bayangkan wajah Arin yang saat ini merah seperti kepiting rebus.
bersambung,,,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments