Pukul 09.00wita.
Bidari sudah selesai berdandan, hari ini ia akan mengantar Martin ke kantor untuk pertama kalinya. Outfit Bidari terdiri dari t-shirt hitam dan celana denim warna hitam. Dipinggangnya terpasang Holster tempat Revolver 38, ini adalah revolver aksi ganda enam tembakan, berbingkai baja karbon, laras 2 inci atau 3 inci.
Rambut Bidari yang agak panjang di ikat ekor kuda. Sepatu yang dikenakan sneaker dan kaca mata zoom yang bisa merekam. Bidari terlihat sedikit maskulin.
"Kamu terlihat seperti agent rahasia baby...aku tambah mencintaimu." puji Martin memandang Bidari dari atas kebawah.
"Aku mengimbangi penampilanmu yang macho, supaya netizen gak nyinyir melihat kita."
"Mereka akan bungkam jika kamu menjadi istriku."
"Kamu tidak cocok mencari istri, nanti istrimu sakit hati melulu. Lebih baik kamu pacaran terus, jadi tidak bosan-bosan."
"Kalau kamu istriku, aku tidak akan bosan-bosan."
"Elehh..ngerayu lagi." sahut Bidari mengambil kunci mobil.
"Ayank..love you."
Martin betul-betul bucin, ia nenarik Bidari dalam pelukannya. Bibirnya mendarat manja menyentuh kenyal bibir Bidari. Hasratnya tiba-tiba menggebu, dia hanya bisa menarik nafas kasar, saat tangan Bidari menepis tangannya yang bersilancar ke tonjolan tubuh Bidari.
"Yank aku tidak tahan, tiap hari kamu suguhi daging ayam, tapi tidak boleh dicicipi."
"Hahaha...cari wanita diluar yang bisa kamu makan, aku cukup dipakai pajangan. Boleh dilihat, tidak boleh di makan."
"Sebenarnya aku bisa membuatmu bertekuk lutut, tapi aku tidak tega menyiksamu. Aku akan tunggu saat kamu sudah siap menerima cintaku."
"Ayo cepat pergi, matahari sudah meninggi."
"Ya sayank...."
Lamborghini itu melaju dengan kecepatan sedang, lagu dari Libianca yang berjudul people mengalun, dan membuat Martin ceria. Seperti sudah disepakati, mulai sekarang Bidari menjadi sopir merangkap bodyguard.
Bidari sangat piawai membawa mobil, sangat cekatan dan bisa mengimbangi saat ada lawan yang mencoba iseng menyalipnya. Martin percaya bahwa Bidari adalah produk orang kaya, yang masuk perangkapnya. Ia bangga punya bodiguard cantik, pintar dan "mahal" perfect banget dach....
Di pulau ini sudah biasa seorang istri atau wanita mencari nafkah, mungkin adatnya begitu, dari tukang parkir sampai manager, kebanyajan wanita. Jadi tidak ada yang aneh jika melihat wanita mencangkul disawah.
"Aku pikir kamulah yang menembak bos nya Goval waktu ini, demi calon suamimu." ucap Martin menatap Bidari dari samping.
"Mana mungkin aku bisa menembak dan kamu bukan calon suamiku." kilah Bidari tersenyum.
"Kalau dugaanku benar apakah kamu mau menjadi istriku."
"Tidakkkk...."
Gara-gara ada bom dan ancaman bom yang terus menerus, Bali seakan mati suri. Perekonomian warga Bali ikut terpuruk. Walaupun mereka berusaha bangkit untuk meyakinkan wisatawan mancanegara, bahwa Bali aman, tapi mereka masih takut datang.
Negara ini terasa semakin mendidih menjelang pemilu. Feeling Bidari, bom akan kembali meledak, karena para anggota yang duduk di parlemen dan masyarakat umum sudah mulai curiga terhadap Martin.
Banyak netizen mengutuk perbuatan Martin yang vidio nya beredar saat menyiksa dan menembak seseorang. Tapi seperti yang sudah-sudah, berita itu lenyap dan Martin tetap bisa bebas.
"Belok kiri sayank, kantorku berada di depan." ucap Martin tersenyum.
Lamborghini itu berhenti di carport, ia heran banyak orang berkerumun di sekitar itu. Bidari baru sadar bahwa beberapa orang membuntutinya dari belakang. Ada ratusan orang.
Para pemburu berita selalu nekat dan menunggu Martin, dan karyawannya juga menjadi sasaran wartawan.
Martin duluan turun dari mobil, dan disambut oleh para wartawan, ntah siapa lagi.
"Kami dari TV anu...minta penjelasan bos, tentang vidio penyiksaan yang bos lakukan tempo hari."
"Jelaskan dengan gamblang siapa di balik kerusuhan ini."
"Keluarga anda dekat dengan oknum pejabat X dan pejabat ini melakukan pencucian uang di Casino yang anda kelola, apakah itu benar?"
Para wartawan mengerubuti Martin, tiga orang pengawal tidak mampu menghalau ratusan orang yang berdesak-desakan. Bidara berlari dan berteriak lantang.
"Tolong jangan berdesakan, kami tidak bisa menjawab kalau kalian berebut seperti antrean sembako."
Ia lalu menyeruak krumunan orang dan maju ke depan untuk melindungi pria itu. Martin berteriak-teriak karena merasa terjepit. Bidari cepat tanggap dan mengambil pistol.
"DOARR."
Ia memberi peringatan pertama dengan menembak ke atas. Kemudian ia mengalingi Martin dari serbuan para kuli tinta.
"Tolong jawab pertanyaan kami dengan jujur, karena masyarakat ingin tahu keberadaan anda di negeri ini dan tujuan anda kedepannya."
"Maaf, kami tidak bisa menjawab satu persatu, kami keburu waktu karena ada meetting. Jika jawaban bos kami sangat diperlukan kami berjanji akan mengadakan press conferens." ucap Bidari mencakupkan kedua tangannya.
"Kapan akan diadakan press conferens tolong waktunya."
"Nona..nona...."
"Apakah nona bodyguard pak Martin?"
"Ya, trimakasih." ucap Bidari balik badan.
Tapi pada saat itu seorang laki-laki menerobos masuk dan menusuk Martin.
"Arrgghhh..."
Jeritan Martin membuat semua orang panik. Bidari langsung meloncat dan memburu laki-laki itu. Pergulatan sengit terjadi. Pria itu memukul dan menendang Bidari bertubi-tubi. Bidari dengan lincah berkelit dan menarik pria itu saat mau kabur. Ia meringkus dan memborgol tangannya serta menyerahkan kepada scurity.
Keadaan menjadi kacau, tiga pengawal berusaha menghalau orang-orang yang ingin melihat keadaan Martin.
"Mundur....tolong perhatiannya...." teriak Bidari mengangkat tubuh Martin yang tergeletak di tanah.
Ia setengah berlari masuk ke dalam mobil. Setelah Martin diikat dengan sabuk pengaman, Bidari naik ke mobil. Darah memenuhi pakaian Martin, pria itu mengerang kesakitan.
Bidari yang menggendong Martin jadi pusat perhatian. Mereka heran melihat Martin yang tinggi kekar dengan gampang digendong oleh gadis cantik yang menjadi bodyguardnya. Semua orang mengambil vidio itu, sedangkan Bidari tidak nengerti kenapa tenaganya sekuat itu.
Mobil perlahan keluar dari tempat parkir, Bidari memasang strobo di atap mobil, dan menyalakan sirine.
Beberapa pengawal ikut menghadang para wartawan yang mengambil vidio. Untunglah tadi Bidari cepat melakukan tindakan pengamanan, kalau tidak jiwa Martin sudah melayang.
Lamborghini itu melesat ke rumah sakit international yang tidak jauh dari situ. Rumah sakit ini baru beroperasi dan dokternya kebanyakan spesialis. Peralatannya sangat canggih dan pelayanannya cepat, seperti diluar negeri pada umumnya.
Orang kaya tidak akan pergi berobat keluar negeri lagi, karena disini dokter luar dan dalam negeri akan melayani.
Mobil langsung menuju lobby UGD. Seorang suster sudah menunggunya dengan Brankar. Martin mengerang kesakitan saat di pindahkan dari mobil.
"Bee..."
"Sabarlah, dokter akan memeriksamu." ucap Bidari sambil menghalau orang yang mengambil gambar Martin.
"Maaf, nona tidak boleh masuk. Nanti akan kami hubungi. Tolong menunggu di ruang tunggu."
"Trimakasih suster."
Bidari melangkah ke waiting room, baru duduk puluhan orang sudah berada dihadapannya. Mereka sibuk mengambil gambar Bidari yang bajunya berisi darah Martin.
"Apakah nona sudah lama menjadi bodyguard pak Martin?"
"Kalian ini siapa, tolong jangan ganggu aku. Pikiranku sedang mumet."
"Kami dari tv....."
"Tolong jangan tanya lagi, jika tuan sudah sembuh kalian boleh undang ke podcast kalian."
"Bagaimana kejadiannya, sehingga pak Martin terluka."
"Stopp lah aku lelah." protes Bidari kesal.
Ia berdiri menuju ruang eksklusif berbayar. Diruangan ini tidak sembarang orang bisa masuk dan wartawan juga dilarang. Ruangan ini mahal dan bisa disewa sesuai kebutuhan.
Bidari membeli koin dan membuka pintu memakai password atau sidik jari. Para wartawan tidak bisa berbuat banyak karena Bidari menghindar. Ia masuk ke dalam menyandarkan punggungnya di sofa.
Ia baru merasa lega dan berharap Martin selamat. Harusnya ia super ketat mengawasi Martin, karena pria ini sangat penting. Dia yang bisa mengungkap semua permasalahan yang terjadi di negara ini.
GSM Bidari bergetar, ia mengambil benda itu dan melihat private chat dari Zuga.
"Bagaimana keadaanmu, dimana kamu sekarang?"
"Di rumah sakit, aku belum lihat keadaannya, dokter menanganinya."
"Malam ini kamu geledah kamarnya atau brankasnya, kita perlu tahu siapa ada dibalik Martin."
"Apa tasnya kamu yang bawa?"
"Ada disini, untuk apa?"
"Jika ada yang menelponnya kamu yang jawab, dan buka hapenya, sadap isinya. Setelah itu kirim ke aku."
"Tadi kamu telah menangkap orang yang menusuk Martin, nanti kamu introgasi orangnya dan kirim hasilnya ke aku."
"Siapp..."
"Aku yakin kamu bisa datang kesini, itupun kalau kamu mau."
"Aku lelah, tidak tahu harus bagaimana supaya cepat selesai masalah ini."
"Tidak apa-apa, istirahatlah."
"Kamu kesepian disitu?"
"Sudah biasa sendiri, aku juga tidak berani keluar masuk rumah, karena kurang aman. Kata agent kita di new city, ada sekelompok orang yang sudah berani mengibarkan bendera ******* dari kelompok mereka."
"Owh...aku belum sempat kebelakang, mereka menjagaku dengan ketat."
"Malamnya kamu keluar dan vidioin tempat itu."
"Setelah aku pulang, biasanya ada penjaga yang hilir mudik disana. Aku sering melihat dari lantai dua."
"Tempat begitu tidak mungkin dijaga, aku yakin yang kamu lihat itu hantu. Disitu pasti banyak hantunya, karena mereka mati tidak wajar dan juga menjadi santapan buaya."
"Hii..jangan bikin takut."
"Aku bicara apa adanya, coba kalau malam apakah kamu mendengar suara tangisan dari gudang sana?"
"Tempatnya jauh dibelakang, aku zoom baru terlihat."
"Aku yakin disana banyak hantunya, kalau bisa kamu pergi kesana dan vidioin."
"Ngeri aku, semoga aku bisa kesana. Aku takut ada kolam buaya."
"Hati-hati saja, atau siang kesana, pura-pura latihan Whusu."
"Baiklah, aku mengerti."
"Hapus semua apk nya dan kembali seperti semula."
"Kenapa begitu?" tanya Bidari tidak mengerti.
"Banyak orang akan menengok Martin, jadi kamu ekstra hati-hati, setiap orang ingin mengenalmu dan asalmu. Mereka tidak akan membiarkanmu tenang, sebelum kamu memberi jawaban yang logis dan bisa dipercaya dengan akal sehat."
"Kalau begitu, aku akan menyuruh pengawal jaga disini, aku juga harus mandi, bajuku banyak isi darah."
"Tunggu dokter memanggilmu, setelah tahu kondisi Martin kamu boleh pulang. Minta izin pulang setelah pengawal datang."
"Baiklah..."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Calista
tenaga bidari udah seperti samson aja ya
2024-03-09
3
Calista
keren juga sklil bela diri milik bidari
2024-03-09
2
🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ 🇦 🇷 🇦
tenaga nya muncul secara tiba² ya
2024-02-19
4