BIDARI BLUE
DUM' 2024. Ledakan bom mobil telah memporak porandakan ibu kota. Dua ribu jiwa melayang dan ribuan orang merintih terluka. Setengah penduduk elite ibu kota mengungsi ke pulau lain. Mereka pergi meninggalkan toko dan rumah-rumah mewah mereka.
Dilain sisi masyarakat klas bawah ikut beringas, mereka tidak takut terkena radiasi bom. Tujuan mereka hanya satu, yaitu menjarah apa yang ada dan tersisa. Makanan tujuan utama, jika ada kulkas atau barang lain itu bonus.
Berat total bom mobil Van mencapai 1.020 kilogram, menghasilkan ledakan termobarik bertemperatur sangat tinggi dan dengan gelombang kejut yang mampu memecahkan kaca tebal gedung yang terletak jauh dari lokasi pengeboman. Bahkan pelaku jarak jauh pengebomannya pun terkejut dengan skala ledakan yang dihasilkan. Sungguh Fantatis!!
Bob Meyer kalang kabut, ia merasa kecolongan, karena seorang petinggi negara telah menyewa jasa XPostOne untuk menjaga situasi negara dari mafia politik.
Tapi Musuh negara semakin pintar dan ancaman ibu kota "musnah" membuat Bob Meyer memberi perintah kepada Zuga Qiosaki untuk mencari seorang wanita yang genius untuk dijadikan Bionic Women.
Setelah hampir dua setengah bulan blusukan sampai ke luar negeri, Zuga memberi informasi bahwa pilihan Zuga jatuh kepada gadis cantik yang bernama Bidariblue. Seorang gadis remaja yang baru saja menyandang gelar sarjana dari University of California.
Januari 2024.
Seorang gadis cantik terlihat muncul dari pesawat. Dia tersenyum manis kepada pramugari yang menyapanya. Kaki jenjangnya melangkah mantap, ketika turun dari tangga pesawat Internasional, yang membawanya dari Los Angeles menuju Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.
Terlihat cantik dan anggun. Rencana ia akan temu kangen dengan neneknya, setelah itu ia baru terbang ke Bali menemui kedua orang tuanya di Bali.
Seorang pemuda gagah memakai masker mulut dibelakangnya ikut turun dan mengikutinya menuju bis. Mereka berdiri dengan penumpang lain yang tidak kebagian bangku. Bidari sangat senang, sebentar lagi ia akan bertemu dengan neneknya.
Kegembiraannya lenyap dan berubah menjadi ketakutan yang luar biasa, ketika merasa ada benda menyentuh pinggangnya. Otaknya cepat berpikir dan menyimpulkan bahwa benda itu adalah sebuah senjata.
Ia menoleh ke kiri dan sekilas melihat seorang pria dengan wajah setengah tertutup masker hitam. Laki-laki itu menempel dibelakang punggungnya, sampai hembusan nafas pria itu menyentuh leher Bidari. Jantungnya berdetak kencang, ia berusaha tenang.
Tangannya mulai berkeringat ketika tangan laki-laki itu masuk kedalam jaketnya melingkar di pinggangnya.
"Diam dan ikut perintahku, jika kau melawan, pistol ini akan meletus." bisikan itu tepat dikupingnya membuat badannya tremor.
Ia melihat sesama penumpang dan berusaha memberi kode dengan mengedipkan mata, tapi tidak ada orang yang mengerti. Haruskah ia berteriak? Tapi itu tidak mungkin, ia hanya berdoa dalam hati menunggu keajaiban.
Bidari membeku dan merasa takut, ia membayangkan jantung, ginjal, semua organ tubuhnya akan lenyap dimutilasi oleh penjahat ini. Ia menerka bahwa ini penculik organ tubuh yang sedang marak terjadi di negeri ini. Dadanya berdebar kencang, rasa percaya diri yang biasa ia tekankan kepada teman sekelasnya mendadak sirna.
Turun dari bis harusnya Bidari menuju ke conveyor belt mengambil kopernya, tapi tubuhnya diarahkan kesebuah jalan rahasia yang biasa diperuntukan khusus orang-orang penting yang tidak ingin perjalanannya di ketahui umum.
"Aku mau diajak kemana?" tanya Bidari memberanikan diri.
Suaranya bergetar, laki-laki itu tidak menjawab, kakinya tetap melangkah melewati koridor samping. Tangan kekarnya memeluk pinggang Bidari dan mengimbangi langkah gadis itu yang berjalan sangat ketakutan.
Sebuah mobil Bentley Flying Spur menunggu kedatangannya. Saat pintu baja mobil terbuka secara otomatis, tubuh Bidari di dorong masuk kedalam mobil.
"Hugh..."
Belum sempat ia berpikir seorang pria yang berada dimobil menarik tubuhnya sampai terduduk, dengan sergap pria itu menutup mata Bidari. Gadis itu marah dan berontak serta menggigit tangan laki-laki itu. Sebuah tamparan halus membuat gigitannya terlepas.
"Kau seperti srigala!!" ketus suara pria yang menutup matanya.
"Aku tidak bersalah, apa yang kau inginkan dariku!!" bentaknya.
"Ikuti perintah kami kau akan selamat." jawab laki-laki disebelahnya. Ia tahu itu suara orang yang menangkapnya pertama kali.
"Apa kalian akan mengambil organ tubuhku dan menjualnya? manusia tidak beradab!!" pekiknya marah dan putus asa.
Tidak ada jawaban, mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Laki-laki itu tetap memeluknya, lebih tepatnya mengunci tubuhnya sehingga ia sulit bergerak.
Sekitar tiga puluh menit perjalanan mobil berhenti. Terdengar suara pintu terbuka. Pria itu menarik tangan Bidari dengan kencang, sehingga tubuhnya oleng dan jatuh di pelùķan pria itu. Ia cepat menguasai diri dan melepaskan dirinya dari dekapan spontan pria itu.
"Jalan!!" perintah pria itu kasar seraya membuka penutup mata Bidari.
"Borgol dia..."
"Tidak!!" peķik Bidari kencang. Sikunya menyikut pria itu, kemudian ia berlari.
"Tangkap!!"
Bidari melawan ketika kedua laki-laki itu ingin menangkapnya. Semua jurus taekwondo ia keluarkan, tapi kedua lawannya terlihat santai dan cendrung membiarkan Bidari loncat sana, loncat sini, sibuk sendiri. Mereka berkelit sedikit, saat pukulan atau tendangan kaki gadis itu hampir mengenai tubuh mereka.
"Berhenti atau aku tembak kakimu!" teriak laki-laki itu menodongkan pistolnya.
Terpaksa ia menghentikan geraknya. Dadanya berdebar keras menahan rasa marah. Ingin sekali ia menendang kedua cecunguk itu sampai pingsan.
"Enak saja bacot, emangnya aku patung, tidak boleh melawan." gerutu Bidari dalam hati.
"Jangan coba-coba melawanku, aku paling benci melihat cewek banyak tingkah. Aku bisa membuatmu tidak bisa melihat hari esok, tapi jika kau menurut, aku yang pertama kali akan mengajarimu ilmu menembak." ucap laki-kaki itu mengambil tas ransel Bidari.
Kemudian pria itu memborgol tangan Bidari dengan mudah.
"Zuga, aku mau lapor dulu, kamu bisa menyekap dia ditempat biasa." ucap Heru duluan pergi.
"Tidak bisa disitu, ini istimewa, aku yang akan melatihnya." ucap laki-laki yang dipanggil Zuga itu.
"Ok..jangan main perasaan."
"Dont Worry."
Zuga mencekal lengan Bidari dan menariknya masuk ke sebuah kantor. Bangunan ini mirip markas tentara, di luar negeri ia sering melihat bangunan seperti ini jika melintas di pangkalan udara atau markas angkatan darat.
"Alex, ada bigbos di ruangannya?" tanya Zuga kepada sekretaris Bob Meyer. Alex yang sedang fokus pada laptopnya spontan menoleh.
"Akhirnya dapat juga, boss ada di dalam." ucap pria itu memandang Bidari lekat-lekat.
"Aku masuk dulu tolong jaga dia."
"Beres, aku jagain." Alex berdiri dan mendekati Bidari.
"Jangan usil, berani kau pegang gadis ini, aku tembak kepalamu."
"Sabar bos...aku hanya menjaganya." kata Alex menarik salah satu kursi dan menggeser ke arah Bidari.
"Kau duduk disini." perintah Zuga kepada Bidari lalu masuk ke sebuah ruangan.
Bidari terpaksa duduk dengan jantung bergemuruh, ia tidak tahu kantor apa ini, dan untuk apa ia diculik. Sungguh aneh kelakuan mereka.
"Siang boss, aku datang lebih cepat dari perkiraan." ucap Zuga kepada pria botak yang duduk disinggasananya.
"Duduklah. Kau sudah tahu identitas gadis itu?"
"Sudah, aku membuntutinya dari Los Angeles dan menjadi mahasiswa palsu dua bulan disana. Aku berharap gadis ini cocok dengan kriteria dokterJames dan golongan darahnya sudah A+ seperti permintaannya."
"Tolong kamu baca, aku ingin tahu sampai dimana keabsahannya." titah
Bob Mayer orang nomor satu di XPostOne.
Zuga berdiri dan mengambil digital voice recorder alat perekam canggih dengan camera otomatis yang akan mencatat autobiografi Bidariblue. Dua bulan ia mengikuti Bidariblue di Los Angeles dan memutuskan menculik gadis itu, karena hanya dia yang cocok diculik dari lima gadis yang menjadi incarannya.
Dia merekam autobiografi Bidariblue dan menambahkan foto visual serta keterangan yang belum maksimal. Tapi tinggal mengambil kartu tanda pengenal asli dan melakukan X-Ray.
Data diri Bidariblue masuk ke dalam rekaman XPostOne. Camera menyorot ke televisi besar yang terpampang di depan mereka. Bob Mayer membaca sedetail mungkin identitas Bidarblue.
Bidariblue namanya. Cantik memukau bermata biru eksotis. Gadis blasteran Indonesia-Inggris. Tinggi badannya seratus tujuh puluh senti meter dan berat badan enam puluh kilo gram.
Umurnya hampir dua puluh tahun tapi sudah menyandang gelar sarjana dari University of California, Los Angeles. Ia terlihat bangga dengan prestasinya yang mendapat predikat Cumlaude dan dikatagorikan anak genius.
Rupanya dari sekolah dasar ia sudah terlihat pintar, dan terus mendapat beasiswa. Fotonya sangat cangtik dan berkelas. Bob Meyer sampai tesenyum sendiri, saking kagumnya.
Lahir dari pasangan Daniel Gray dan Ibu Lusiana Dewi, gadis ini menjadi pusat perhatian karena kecantikannya dan otaknya yang encer. Saat ini orang tuanya menetap di Bali menggeluti binis pariwisata, mereka punya Villa dan Hotel. Mereka termasuk orang sukses dan taat membayar pajak.
Belum punya pacar, menjauhkan diri dari pergaulan liberal. Belum ada karya yang pernah disumbangkan kepada negara, kecuali ikut organisasi sosial dan menolak RUU yang membebaskan laki-laki berpoligami. Waduhh... Zuga ikut tersenyum.
"Good, apa dia punya saudara kandung atau tiri?" tanya Bob Meyer menatap layar lebar di depannya. Foto Bidari terpampang memenuhi layar.
"Anak satu-satunya, mandiri dari kecil. Menurut berita ia tidak mau menjadi pembinis dan ingin menjadi lawyer." ucap Zuga ikut memandang foto itu.
"Cantik, mempesona dan sexy. Kau tidak tergetar?" pancing Bob Mayer beralih menatap Zuga.
"Tidak, hatiku sudah membeku." jawab laki-laki dua puluh enam tahun itu dingin.
"Masa lalu biarkan berlalu, hidup harus terus dijalani. Mulai membuka hati supaya hidupmu berwarna."
"Aku malas berurusan dengan makhluk yang namanya perempuan."
"Cinta akan datang dengan sendirinya dan kamu akan menjadi budaknya."
"Aku harap cinta itu mati sebelum menyentuh hatiku." ucap Zuga menekan tombol of. Layar mati dan wajah Bidari menghilang.
"Masukan secara acak kode agentnya, serta gambar-gambar visual dari Bidari." perintah Bob Meyer.
"Number Six, kode agen rahasianya."
"Oke..bagus. Nanti masukan chip ke lengannya, supaya bisa dilacak. Kita tidak tahu sifat aslinya."
"Bahaya bos, masalahnya hanya ada chip Bio yang bisa merubah sifatnya menjadi agresif." ucap Zuga tertahan.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Calista
semoga aja ada keajaiban ya supaya bidari bisa selamat
2024-03-08
5
Calista
Kshn bidari baru juga dtng udh ad yg nodongkn senjata aj.
2024-03-08
4
Calista
ya tuhan dlm kondisi bahaya ini masyarakat mlh mw jarah tdk syng nyawa ap ya
2024-03-08
4