Omongan Zuga masuk akal, tapi Bob Meyer tidak mau menunggu terlalu lama. Negara dalam dituasi genting, ada oknum yang menunggangi para pendemo. Kembali ada ancaman bom dan munculnya rezim new politik yang bergerak atas dana mafia.
"Atau kita karantina dulu supaya tahu sedikit sifat aslinya. Kita injeksi dengan serum Bionic supaya dia bisa diperintah dengan gampang." usul Bob Meyer sambil mengutak atik bluetooth wirelessnya.
Ia sangat interest terhadap ide dokter James yang bisa merubah manusia menjadi robot. Rasanya tidak sabar untuk mencari oknum-oknum yang berada dibelakang layar.
"Aku rasa itu berlebihan, takut otaknya terkontaminasi dan dia tambah brutal. Lebih baik kita pasang chip saja." pungkas Zuga, ia khawatir karena ada pergerakan terselubung yang sangat besar dan membahayakan kedaulatan negara.
"Oke..masukan dia ke karantina, aku minta gadis ini segera di manfaatkan."
"Gadis ini anak orang berada, orang tuanya pasti tidak tinggal diam, aku yakin polisi akan bergerak untuk mencarinya. Keadaan akan menjadi tambah kacau, kalau oknum yang menyewa kita mengeluarkan mosi tidak percaya."
"Tidak masalah pasang chip, setelah itu kembalikan dia ke orang tuanya. Kontrol dari jarak jauh."
"Aku akan bekerja sama dengan dokter James, dan melaporkan secara bertahap perkembangan selanjutnya, ini masalah nyawa resikonya besar." ucap Zuga Qiosaki menaruh flashdisk di atas meja.
"Kekurangannya tetap dimanfaatkan, tidak ada waktu lagi."
"Oke boss, see you."
"Good luck."
Zuga keluar dari ruangan owner, ia kaget melihat Alex duduk di depan Bidariblue sambil bercerita. Darahnya mendidih, mengalir deras ke tangannya.
"Alex, kondisikan mulutmu." sinis Zuga dengan tangan mengepal. Ia tiba-tiba kesal melihat Alex berbicara akrab kepada Bidariblue.
"Kita lagi sharing bos." ucap Alex mengkerut.
Ia paling takut kepada Zuga, karena orangnya tegas dan kesayangan Bob Meyer. Tanpa diperintah dua kali, Ia lalu berdiri dan menjauh dari Bidari.
"Ikut aku." kata Zuga menarik lengan Bidari. Wajahnya mendadak seperti kepiting rebus.
"Kau akan menyemblihku?" kesal Bidari ketika tangannya dicengkram Zuga.
"Ya." jawab pemuda itu setengah teriak.
"Hemm...kau pengecut, lepaskan aku. Kita tarung one by one, kalau aku kalah kau boleh membunuhku, jika aku menang lepaskan aku dari sini."
Zuga tidak menjawab, sampai di ruangan 06, ia membuka pintu dan mendorong Bidari masuk. Gadis itu hampir oleng, untung ada meja yang menahan tubuhnya.
"Istirahat disini, nanti akan ada orang memberimu makan. Berpikir yang jernih, jangan suka dengar gosip." ucap Zuga datar. Ia curiga kalau Alex sudah memberi informasi tidak benar.
Ketika Zuga mau keluar dan balik badan, sebuah tendangan nyaris meremukan tubuh kekarnya. Reflek ia berkelit menghindari tendangan Bidari. Pendengarannya sangat tajam, ia bisa mendengar desiran halus dari gerakan kaki Bidari.
"Kau percuma melawanku."
"Buka borgolku!!" pekik Bidari marah.
Zuga mendekat dan membuka borgol Bidari. Secepat kilat ia memukul Zuga, dan menendangnya. Laki-laki itu cepat meloncat ke bed yang berada di ruangan itu.
"Lepaskan aku dari sini."
"Kau bandel!" bentak Zuga meringkus Bidari dan memborgolnya kembali.
"Kau tega memisahkan aku dengan orang tuaku."
Air mata Bidari bergulir jatuh, ia tidak berdaya untuk melawan. Dadanya terasa sesak menahan penderitaan ini.
"Aku akan membuka borgolmu, jangan bikin ulah lagi. Kau akan ditemani oleh Heru, jika kau melawan orang-orang itu akan menembakmu."
Bidari menarik nafas kasar, ia berdiri dan membiarkan Zuga membuka borgolnya.
"Duduklah!!" perintah Zuga ikut duduk. Mereka duduk berjauhan.
"Tookk...tookk...tookk.."
Zuga membuka pintu, pelayan datang membawa makanan untuk Bidari dan Zuga.
"Permisi bos, saya disuruh membawa makanan kesini."
"Taruh di atas meja dan kau boleh pergi."
"Baik bos." ucap pelayan yang bernama Sri itu dengan hormat.
"Makanlah, tidak ada orang yang akan mencelakaimu atau memutilasimu. Kami cuma ingin melatihmu menjadi intelijen swasta, bergabung dengan XPostOne." ucap Zuga menatap gadis itu. Ia berharap Bidari setuju.
Serienggg. ..bulu kuduknya meremang ketika mendengar penjelasan laki-laki itu. Ia sedikit tahu dunia Intelijen yang baginya sama dengan penyerahan jiwa secara cuma-cuma.
"Berhasil Tidak Dipuji, Hilang Tidak Dicari, Gagal Dicaci Maki.” itu slogan intelijen. Sangat menyedihkan.
"Aku tidak mau menjadi intelìjen, jangan harap kau bisa menundukanku. Buat apa mempertaruhkan nyawa demi uang yang tidak seberapa. Aku bukan orang miskin yang butuh uang. Orang tuaku kaya dan segalanya aku punya. Lagipula aku tidak punya jiwa pembunuh." pungkas Bidari.
"Aku tahu tentangmu, setidaknya kamu mencoba latihan gratis dengan kami. Pekerjaan ini akan membuat kamu enjoy." ucap Zuga membuka masker mulutnya.
Ia berusaha untuk meyakinkan gadis itu, selama dua bulan mengintai Bidari di Los Angeles, gadis ini berpotensi menjadi wanita hebat di XPostOne.
Mata Binari membulat melihat wajah tampan di depannya. Oh my god... Bidari terpesona dalam pandangan pertama. Lelaki di depannya ini sangat sempurna dan membuat hatinya seketika meleleh.
"Aku akan pikirkan, banyak gadis di sekitarmu kenapa harus aku?" protes Bidari mebghindari tatap mata Zuga.
"Diantara mereka hanya kamu yang pas untuk dijadikan wanita hebat. Aku tidak mungkin salah pilih."
"Menilai orang jangan luarnya saja, aku tidak berminat atas rencanamu. Lagi pula aku punya planning masa depan."
"Tidak apa-apa bagus itu, aku senang orang berpikir optimis untuk masa depannya."
"Trimakasih kau sudah mengerti." ucap Bidari agak tenang dan berharap Zuga memulangkannya.
"Kita makan dulu, setelah itu aku akan mengantar kamu pulang."
Bidari menurut, walaupun ia tidak begitu lapar, tapi melihat menu yang dihidangkan, ia jadi ngiler. Yang ada masakan nusantara yang serba pedas.
"Minum dulu sebelum makan."
Zuga menyodorkan segelas air mineral yang sudah diisi obat oleh dokter James. Tanpa curiga Bidari minum sampai habis, kebetulan ia sangat haus sekali.
"Kamu sudah lama menjadi agent dari XPostOne?" tanya Bidari sebelum menyantap makanan.
"Lebih kurang sudah tiga tahun, jam terbangku belum banyak." ucap Zuga tersenyum tipis.
Walaupun masih baru tapi pencapaian Zuga melebihi agent lama. Para client sering memilih Zuga untuk menangani kasusnya.
Zuga menatap Bidari dengan harapan supaya gadis bawel itu cepat tidur setelah minum air mineral. Dan benar saja dalam hitungan detik kepala Bidari sudah oleng ke kiri. Zuga berdiri mengangkat tubuh gadis itu lalu membawanya ke Brankar (bed rumah sakit) untuk di pasangi Microchip.
Zuga mendorong brankar ke ruangan operasi. Dokter James dan Heru dari tadi sudah menungģunya. Mereka bergerak cepat tanpa banyak cakap.
"Zuga tolong borgol kakinya, kita akan memberi bius lokal sebelum gadis ini sadar." ucap dokter James mengambil peralatan medis.
"Baik dokter."
Zuga dan Heru ikut membantu supaya operasi kecil ini berjalan lancar.
Dokter james mengambil Microchip dan Biobionic yang beratnya kurang dari satu gram dan sedikit lebih besar dari sebutir beras. Benda ini terdiri dari sebuah Microchip kecil, sebuah antena yang disatukan menggunakan Biopolymer sebuah bahan mirip plastik.
Microchip ini benar-benar aman dan sudah mendapat persetujuan dari badan regulator, langsung berfungsi setelah ditanamkan, dan akan tetap berada di tempatnya. Chip itu juga tidak memerlukan baterai atau sumber tenaga lainnya.
Setelah selesai pemasangan chip, dokter James memakaikan jam ultra sonic yang mirip jam tangan, tapi ini dibuat dari bahan Biopolymer yang tidak merusak kulit walaupun terus dipakai. Jam ini tidak bisa dilepas dari pergelangan tangan Bidari, karena ada kode rahasianya. Yang memegang kode ini adalah Zuga dan Bob Meyer.
"Sudah selesai, jangan dikagetkan dulu dengan gelombang manegtic dari GSM yang kamu pakai. Biarkan untuk beberapa minggu, setelah dia nyaman dan tidak merasa ada benda asing di lengannya, kamu boleh menyapanya secara perlahan." ujar dokter Meyer menatap Zuga.
"Bagaimana setelah siuman dia minta pulang?" tanya Heru.
"Itu tanggung jawabku, dia dibawah bimbinganku." sahut Zuga.
"Terserah siapa yang dia pilih, yang penting Bidari mau bergabung dengan XPostOne."
"Kalian berdua boleh meninggalkan gadis ini untuk sementara, supaya dia tidak berprasangka buruk atas rasa aneh yang muncul dari tubuhnya." ucap dokter James setelah selesai operasinya.
"Baik, permisi dokter." sahut Heru dengan wajah tidak bersahabat.
Heru bergegas keluar, ia kesal kepada Zuga Qiosaki yang ingin memonopoli Bidariblue. Sebagai orang yang sudah lama mengabdi di XPostOne, ia selalu disepelekan oleh Zuga, padahal kemampuan menembaknya sudah tepat sasaran.
"Heru, kau mau kemana?"
"Aku mau ke boss minta izin melatih Bidari. Gadis itu lebih cocok denganku daripada yang lain."
"Yang ini jangan, aku yang akan melatih." ucap Zuga tegas.
"Apa masalahmu Zuga, dari dulu kamu tidak mau melatih seorang wanita, apa janjimu luntur?"
"Aku tidak melihat dia cwe atau cwo, yang aku ingin lakukan memantau perkembangan Biobionic nya, apakah dia menjadi Supersonic atau malah tingkat kecerdasannya merosot."
"Hemm.. alasan kamuflase. Apakah kamu tertarik kepadanya, mengingat gadis ini seperti bidadari yang sengaja turun dari sorga untuk mencariku.."
"Elehh..mana mungkin aku tertarik. Kalau aku minat dengan gadis ini, waktu di Los Angeles aku sudah gaet. Aku cuma menuruti perintah boss dan berpikir menjadikannya Bionic Women. Semoga saja eksperimen ini berhasil." kilah Zuga.
Heru tetap tidak percaya dan kekeh mempertahankan asumsi negatif yang menguasai otaknya. Ia curiga kepada Zuga yang tiba-tiba sangat agresif menemani Bidariblue sampai akhir. Padahal kalau dengan agent wanita lain, Zuga tidak pernah komunikasi dan cenderung cuek.
"Aku tidak mungkin menyukainya, biar seperti bidadari sekalipun."
"Pegang perkataanmu Zuga, aku akan mengingatnya selalu."
"Tidak percaya, ya sudah." ucap Zuga masuk ke ruangan ownernya.
Bob Meyer sedang memperhatikan layar control, mengecek keberadaan agent yang dia kirim. Zuga datang dan langsung duduk di sofa.
Ia meraih GSM yang terletak di atas meja. Benda ini pengganti hape dan bakal menjadi pegangan Bidari supaya bisa berkomunikasi antar sesama agent dan owner. Semua agent kalau sedang bertugas membawa GSM dan dilarang membawa hape. Tujuannya supaya tidak bisa dilacak.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Calista
ternyata bidari udah di intai dari lama pantesan klu gitu
2024-03-08
4
Calista
Bener banget itu.
2024-03-08
4
Calista
kasihn bidari semoga bisa cpt lepas dr mereka yg sdh menangkap nya
2024-03-08
5